Tokopedia dan Modalku Kolaborasi Perluas Akses Modal
Laman pemasaran Tokopedia memperkenalkan layanan Modal Toko yang bekerja sama dengan platform pinjaman digital Modalku. Dengan semakin banyak kerja sama, ekosistem ekonomi digital di Indonesia diharapkan semakin berkembang.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Akses terhadap permodalan menjadi faktor penting agar usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM dapat berkembang. Kolaborasi antara laman pemasaran dengan layanan teknologi finansial berperan penting untuk memudahkan akses permodalan bagi UMKM.
Bekerja sama dengan platform pinjaman digital, Modalku, laman pemasaran Tokopedia memperkenalkan layanan Modal Toko, Senin (22/7/2019), di Jakarta. Layanan tersebut memungkinkan penjual yang tergabung di Tokopedia untuk mendapat pinjaman modal. Modal Toko sudah diluncurkan dan diakses sejak April lalu.
Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hendrikus Passagi mengatakan, pada 2018 tercatat ada sekitar 60 juta UMKM di Indonesia. Sementara, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 70 persen dan menyerap tenaga kerja sampai 95 persen dari total angkatan kerja.
Namun demikian, dari 60 juta UMKM tersebut yang memiliki rekening di perbankan hanya sekitar 16 juta. Lainnya mendapat permodalan dari saudara, tetangga, sampai rentenir atau lintah darat.
“Mereka mendapat ketidakadilan karena mereka kesulitan memperoleh akses ke perbankan karena tidak punya agunan. Tapi bukan salah bank karena bank memang harus hati-hati. Mereka yang harus ditolong untuk menggerakkan sektor riil sehingga menyerap tenaga kerja,” kata Hendrikus.
Berdasarkan Peraturan OJK No 77/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, layanan teknologi finansial mempertemukan antara pemberi pinjaman dengan peminjam secara elektronik. Kegiatan tersebut dapat terintegrasi dengan e-dagang, e-logistik, dan aggregator untuk membantu pelaku usaha mengembangkan usahanya.
Dengan semakin banyak kerja sama, ekosistem ekonomi digital di Indonesia diharapkan semakin berkembang.
Menurut Hendrikus, kolaborasi antara Tokopedia dengan Modalku merupakan satu unsur dari 12 unsur untuk membentuk ekosistem ekonomi digital. Dengan semakin banyak kerja sama atau kolaborasi seperti itu, diharapkan ekosistem ekonomi digital dapat semakin berkembang di Indonesia.
Selain itu, lanjut Hendrikus, ukuran keberhasilan layanan pinjam meminjam Modal Toko dianggap berhasil jika pengguna layanan atau peminjam adalah penjual yang berbasis di luar Jawa. “Indonesia ini terlalu luas kalau hanya dilayani oleh Tokopedia dan Modalku. Ada berbagai karakter mulai dari usia, bidang usaha, dan lain sebagainya. Maka harapan kami teknologi finansial dan laman pemasaran yang lain bisa meniru ini,” ujar Hendrikus.
AVP Fintech Tokopedia Samuel Sentana mengatakan, saat ini terdapat 6 juta merchant atau penjual yang tergabung di Tokopedia. Dari jumlah itu, 70 persennya adalah wirausaha baru sehingga kebanyakan dari mereka belum memiliki latar belakang finansial termasuk untuk akses permodalan.
Melalui Modal Toko, bunga yang dikenakan berada di bawah harga pasar dan bersifat fleksibel karena bisa diakses kapan pun dan di mana pun dengan syarat hanya kartu tanda penduduk (KTP). Bunga pinjaman bisa berbeda antara satu peminjam dengan peminjam lain karena ada mekanisme risk based pricing.
“Pada dasarnya kami marketplace dan terbuka dengan semua pihak. Kami mencari partner yang visinya sama, punya teknologi, dan mengikuti regulasi dari OJK,” kata Samuel. Menurut dia, target saat ini adalah menyediakan permodalan bagi sekitar 70 persen wirausaha baru di Tokopedia.
Modalku telah menyalurkan pinjaman sekitar Rp 7 triliun di Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Co-counder dan CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, Modalku telah menyalurkan pinjaman sekitar Rp 7 triliun di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Dengan kerja sama dengan Tokopedia, Modal Toko akan fokus menyasar UMKM yang selama ini belum memiliki akses permodalan ke perbankan.
“Mereka yang tidak memiliki agunan tetap bisa mengakses modal sehingga diharapkan usahanya bisa lebih lancar,” kata Reynold.