Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane sudah menyatakan dengan jelas bahwa ia menginginkan strikernya, Gareth Bale, segera pindah ke klub lain dalam waktu dekat. Masalahnya, klub-klub top Eropa akan berpikir berulang kali sebelum membeli seorang pemain yang sudah “tua”, mahal, sering berkelakuan buruk, dan mudah sekali mengalami cedera.
Sinyal mengenai berakhirnya karier striker asal Wales di Real itu diungkapkan Zidane usai Real menelan kekalahan 1-3 dari Bayern Muenchen pada laga International Champions Cup 2019 di Stadion NRG, Houston, Texas, Amerika Serikat, Minggu (21/7/2019) pagi waktu Indonesia. “Mari berharap, demi kebaikan bersama, (transfer Bale) terjadi secepatnya,” ujar Zidane.
Melalui ucapannya itu, Zidane mengatakan bahwa ia tidak lagi melihat Bale layak berada di skuadnya untuk menghadapi musim 2019-2020. Bahkan, pada laga persahabatan kontra Bayern Muenchen itu, Bale terlihat duduk di tribune penonton. ESPN melaporkan bahwa sumbernya mengatakan jika Bale sendiri yang meminta untuk tidak dimainkan, sedangkan Zidane sudah lelah dengan kelakuan Bale.
Buruknya hubungan Zidane dengan Bale sudah terlihat sejak lama terutama sejak musim 2017-2018. Mendekati akhir musim tersebut, Bale kurang mendapat kepercayaan untuk bermain, termasuk pada laga final Liga Champions melawan Liverpool di Kiev, Ukraina. Ia menjadi pemain cadangan pada laga itu karena lini depan sudah ada Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Isco. Bale, menurut Marca, sudah mulai tidak dipercaya Zidane.
Namun, Bale masuk pada babak kedua menggantikan Isco dan bisa mencetak dua gol ke gawang Liverpool. Real pun memenangi trofi Liga Champions untuk ketiga kalinya berturut-turut. Setelah momen membahagiakan itu, Real ditinggalkan Ronaldo dan juga Zidane. Bale kemudian merasa senang karena ia bisa keluar dari bayang-bayang Ronaldo dan “menang” atas Zidane.
Kenyataannya, Bale justru gagal menjadi pahlawan bagi Real pada musim 2018-2019. Real terpuruk dan terus berganti pelatih, sedangkan Bale semakin sering duduk di bangku cadangan. Mimpi buruk Bale terjadi ketika Zidane kembali ke Real pada Maret lalu karena Bale kemudian tidak lagi dimainkan pada tiga laga terakhir Real di ajang Liga Spanyol.
Para pendukung Real rupanya juga sudah lelah dengan kehadiran Bale dan kerap mencemooh ketika mantan pemain Tottenham Hotspur itu masuk ke lapangan. Bahkan, cemoohan itu masih terdengar ketika Bale mengikuti sesi latihan pramusim. Dalam kondisi seperti ini, pindah ke klub lain merupakan solusi yang terbaik mengingat Real tidak lagi menjadi rumah yang nyaman baginya.
Celakanya, reaksi Bale untuk menyikapi serangan fans itu juga kurang tepat. Ia pernah langsung pulang ke rumah ketika laga masih berjalan. Waktu itu Real sedang menjalani laga el clasico melawan Barcelona pada awal Maret lalu. Bale langsung pulang begitu ia ditarik untuk digantikan oleh pemain lain. Ulah tersebut semakin membuat Bale terlihat kurang menghormati klubnya.
Kurang diminati
Seorang striker klub sebesar Real idealnya menjadi incaran banyak klub-klub top Eropa. Namun, hal itu tidak terjadi pada Bale. Bayern Muenchen atau bahkan Spurs yang menjadi klub lamanya tidak memberi sinyal ketertarikan begitu melihat Bale sudah tidak punya masa depan di Real.
Legenda Bayern, Lothar Matthaus, dengan tegas mengatakan bahwa Bale bukanlah pemain yang tepat untuk Bayern saat ini. “Bale bukan pemain yang tepat karena usianya. Ia tidak cocok dengan rencana Bayern membangun masa depan,” ujarnya.
Bale kini sudah berusia 30 tahun dan sudah sulit untuk dijadikan investasi jangka panjang. Apalagi Bayern kini berupaya meremajakan timnya setelah kehilangan beberapa pemain penting seperti Franck Ribery dan Arjen Robben.
Pelatih Spurs Mauricio Pochettino juga tampak malas berkomentar soal Bale. “Saya tidak tahu apakah Spurs berencana membeli Bale. Ini bukan tugas saya (menentukan pembelian pemain),” ujarnya seperti dikutip AS.
Mendatangkan kembali Bale memang merupakan keputusan yang sulit bagi Spurs yang baru saja menghabiskan banyak uang untuk membangun stadion baru. Harga Bale yang terlampau tinggi bakal menjadi pertimbangan utama, tidak hanya bagi Spurs melainkan juga klub-klub lainnya.
Pada tahun 2013, Bale dibeli Real dari Spurs seharga 100 juta euro atau saat ini sekitar Rp 1,5 triliun. Angka tersebut memecahkan rekor transfer termahal di dunia pada waktu itu.
Harga jual Bale saat ini, menurut Transfermarkt, memang sudah menurun menjadi 54 juta poundsterling atau Rp 938 miliar. Namun, klub yang akan membeli Bale tetap harus bersiap-siap membayar gaji sebesar 600.000 poundsterling atau Rp 10 miliar per pekan.
Inilah peluang yang bisa diambil klub-klub di Liga China yang memiliki modal besar. Kabar yang beredar, dua klub China, yakni Jiangsu Suning dan Beijing Guoan, sudah tertarik untuk membeli. Jika memang sudah tidak diminati di Eropa, tawaran bermain di China ini bisa jadi harapan terakhir Bale untuk tetap bisa bermain dan kaya. (REUTERS)