Ribuan Talenta Muda Dilatih Merintis Usaha Digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar pelatihan bagi talenta muda di bidang industri digital. Peserta didorong agar dapat merintis usaha berbasis digital.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kementerian Komunikasi dan Informatika, berkolaborasi dengan sejumlah perguruan tinggi di kawasan timur Indonesia, menggelar pelatihan bagi talenta muda di bidang industri digital. Dengan bekal itu, peserta diharapkan dapat merintis usaha berbasis digital yang memanfaatkan kekuatan lokal di daerah masing-masing.
Hal tersebut disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat memberikan kuliah umum bagi peserta pelatihan tersebut di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (23/7/2019). Pelatihan yang bertajuk ”Program Fresh Graduate dan Vocational School Graduate Academy” itu akan berlangsung selama dua bulan.
Tema pelatihan yang diberikan antara lain artificial intelligence, big data analytics, cloud computing, dan internet of things. Selain Unhas, perguruan tinggi yang terlibat adalah Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Cenderawasih Jayapura, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Negeri Ambon. Ada pula lulusan sekolah menengah kejuruan.
Menurut Rudiantara, dalam satu tahun, kebutuhan akan talenta digital di Indonesia sekitar 600.000 orang, Namun, kebutuhan itu belum dapat terpenuhi. Diperkirakan, kebutuhan semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri 4.0 yang terus melebar ke semua sektor. Tahun 2030, kebutuhan akan talenta digital diperkirakan mencapai 15 juta.
Kegiatan semacam itu bertujuan untuk mencetak tenaga siap pakai. Banyak lulusan sarjana dan sekolah menengah kejuruan yang tertarik. Pada tahun 2018, terdapat 46.886 peminat, tetapi yang diterima hanya 1.000. Tahun 2019, peserta yang mendaftar sebanyak 62.474, sementara yang diterima hanya 25.000. Menurut rencana, tahun depan akan dibuka lagi lowongan bagi 50.000 orang.
Jangan hanya mau masuk kerja di perusahaan atau menjadi ASN (aparatur sipil negara). Talenta-talenta muda ini berpeluang merintis usaha sendiri.
Melalui pelatihan itu, talenta muda disiapkan masuk dalam dunia kerja berbasis industri 4.0. Mereka akan terhubung dalam sejumlah jaringan penyedia tenaga kerja. Jika dibutuhkan dan dianggap memiliki kompetensi memadai, perusahaan yang akan melamar mereka. Artinya, peluang mendapatkan pekerjaan terbuka lebar.
”Jangan hanya mau masuk kerja di perusahaan atau menjadi ASN (aparatur sipil negara). Talenta-talenta muda ini berpeluang merintis usaha sendiri. Bisa buat aplikasi untuk menjawab persoalan keseharian di daerah masing-masing. Lihat peluang dari setiap masalah,” tutur Rudiantara.
Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, penyiapan sumber daya manusia sangat dibutuhkan dalam era industri 4.0 ini. Kampus sebagai pencetak lulusan juga dituntut untuk melakukan penyesuaian, termasuk menambahkan materi kuliah atau membentuk program studi yang berkaitan dengan dunia digital. Jika tidak, lulusan akan tersingkir dalam perebutan tempat di dunia kerja.
Dia mengakui, banyak lulusan perguruan tinggi belum memahami dunia digital yang ke depan akan banyak membantu menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dia pun berharap pelatihan seperti itu terus dilakukan di masa yang akan datang, terutama di wilayah bagian timur Indonesia.
Ade Muhammad, peserta dari Sulawesi Selatan, menyebutkan, banyak orang di kawasan timur Indonesia ingin membangun usaha berbasis digital. Namun, hal itu terkendala sulitnya akses telekomunikasi. Banyak wilayah di kawasan timur Indonesia belum terhubung jaringan telekomunikasi. Pemerintah diminta terlebih dahulu merampungkan pembangunan jaringan internet di seluruh Indonesia.