Liverpool FC menelan kekalahan beruntun di dua laga pramusim terakhir. Meskipun hanya uji coba, serangkaian kekalahan itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemarnya terkait persiapan “The Reds” menghadapi musim baru.
BOSTON, SENIN – Keperkasaan Liverpool FC, juara Liga Champions Eropa dan runner up Liga Inggris musim lalu, seolah menguap bersamaan datangnya gelombang udara panas di Amerika Serikat, sepekan terakhir ini. Mereka kalah 1-2 dari Sevilla yang tengah beradaptasi bersama pelatih barunya, Julen Lopetegui, dalam laga pramusim di Boston, Massachusetts, AS, Senin (22/7/2019) pagi WIB.
Kekalahan tersebut menjadi catatan negatif tim asuhan manajer Juergen Klopp itu menjelang musim baru Liga Inggris yang bakal dimulai kurang dari dua pekan mendatang. Pada laga uji coba sebelumnya, yaitu akhir pekan lalu di Indiana, Liverpool juga kalah 2-3 dari tim Jerman, Borussia Dortmund. Situasi ini berbeda dari msuim panas lalu.
Pada pramusim 2018 lalu, The Reds hanya kalah sekali dari sembilan laga uji coba, termasuk di turnamen International Champions Cup (ICC). Tujuh laga di antaranya, termasuk dari Manchester United, Manchester City, dan Napoli, bahkan berakhir dengan kemenangan telak Liverpool. Tak ayal, muncul kekhawatiran dari penggemarnya yang berharap The Reds mengakhiri paceklik juara Liga Inggris pada musim baru yang dimulai 9 Agustus mendatang.
“Banyak fans yang meyakini bahwa laga pramusim tidaklah penting. Namun, tiada yang menyukai kekalahan, khususnya tim yang hanya sekali kalah di Liga Inggris musim lalu dan berakhir sebagai juara Eropa. Kekalahan beruntun dari pesaing di kontinental (Eropa) itu menjadi bukti adanya masalah,” bunyi ulasan This Is Anfield seusai kekalahan dari Sevilla.
Ketika rival-rival utamanya seperti Manchester City, Arsenal, dan Manchester United telah memainkan skuad intinya selama tur pramusim Juli ini, Liverpool belum bisa diperkuat sejumlah pemain utamanya. Kiper Alisson Becker dan striker Roberto Firmino misalnya, masih menjalani liburan seusai mengantarkan tim nasional Brasil menjuarai Copa America 2019 lalu. Begitu pula dengan Sadio Mane dan Mohamed Salah yang masih kelelahan seusai tampil di Piala Afrika 2019 lalu.
Tak ayal, persiapan Liverpool menatap musim baru belum ideal. Klopp pun terpaksa membawa lebih banyak pemain muda jebolan akademi mereka seperti duo gelandang Harry Wilson, Benjamin Woodburn, dan bek sayap Yasser Larouci selama tur pramusim di AS. Di sisi lain, belum ada tambahan amunisi yang signifikan dari jendela transfer musim panas ini. Sejauh ini, The Reds hanya membeli satu pemain, yaitu bek berusia 17 tahun Sepp van den Berg dari klub Belanda, Zwolle.
“Tidak diragukan, kita (Liverpool) tidak akan bisa tampil dengan kekuatan penuh di awal musim ini. Meskipun Firmino dan Salah cepat kembali bugar, mereka tidak akan berada di level maksimal dalam hal kohesivitas dan pola permainan, saat musim baru dimulai nanti,” ungkap Karl Matchett, jurnalis World Football yang juga penggemar Liverpool.
Padahal, seperti diungkapkan gelandang Liverpool Georginio Wijnaldum, trofi Liga Inggris bakal menjadi prioritas utama buruan mereka di musim baru. Musim lalu, The Reds hanya kalah tipis, yaitu satu poin, dalam perburuan trofi liga itu dari Manchester City. Menurutnya, butuh konsistensi hebat seperti ditunjukkan City dua musim terakhir untuk menjadi kampiun Liga Inggris pada musim 2019-2020.
“Di Liga Inggris, sangatlah sulit mengemas 97 poin seperti kami raih musim lalu. City mampu melakukannya dua kali. Jadi, itu adalah tantangan buat kami. Untuk itu, konsistensi sejak awal sangatlah penting. Kami harus mencoba dan lebih baik dari musim lalu. Tim ini mampu melakukannya,” tutur Wijnaldum percaya diri seperti dikutip ESPN.
Meskipun penampilan mereka, khususnya di lini bertahan belum cukup bagus, Klopp melihat sejumlah hal positif selama tur pramusim di AS. Sejumlah pemainnya seperti striker Divock Origi menunjukkan perkembangan bagus sejauh ini. Pahlawan Liverpool di final Liga Champions kontra Tottenham Hotspur itu tampil tajam selama di AS. Ia mengemas dua gol, termasuk ke gawang Sevilla.
Laga brutal
Klopp juga gembira dengan perkembangan sejumlah pemain muda seperti Larouci. Pemain 18 tahun jebolan Akademi Liverpol itu tampil impresif, salah satunya saat mengawal bintang Dortmund, Jadon Sancho. Larouci bisa menjadi bek sayap pelapis yang selama ini tengah dicari-cari Klopp. Tak ayal, Klopp sangat berang ketika pemain mudanya itu ditekel secara brutal oleh bek Sevilla, Joris Gnagnon, di Boston.
Laga itu tidak ubahnya medan perang alih-alih sebuah uji coba. Para pemain Sevilla seolah ikut mendidih dalam panasnya udara di Boston yang menembus 43 derajat Celcius, terpanas dalam tiga dekade terakhir. Sejumlah pemain Liverpool, salah satunya Larouci, menjadi korban dari permainan ganas Sevilla, tim yang kini diasuh Julen Lopetegui—mantan pelatih Real Madrid dan timnas Spanyol.
Beruntung, cedera Larouci agaknya tidak terlalu parah meskipun ia sempat kesakitan saat ditarik keluar lapangan. Kubu Sevilla secara resmi meminta maaf kepada Liverpool dan Larouci akibat permainan agresifnya itu. “Agaknya dia (Larouci) sedikit beruntung terhindar dari cedera parah. Namun, kami harus menunggu lebih lanjut perkembangannya,” ujar Klopp. (AFP)