PT Transjakarta Awasi Ketat Operator Bus Pengumpan
Oleh
Aguido Adri
·4 menit baca
Kompas
Kopaja AC P-13 mulai beoperasi melayani penumpang dengan rute Ragunan-Grogol melewati jalan TB Simatupang, Lebak Bulus, Arteri Pondok Indah, Gandaria, Velbak, Pakubuwono, CSW, Ratu Plaza, Senayan-Slipi dan Grogol, Jakarta, Senin (8/8).
JAKARTA, KOMPAS – PT Transjakarta, Minggu (21/7/2019), telah menghentikan sementara operasi 59 bus Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) yang merupakan bus pengumpan. Penghentian itu terjadi akibat terbakarnya bus Kopaja 160 rute Kampung Melayu-Pulogebang di Jalan Basuki Rachmat, Jakarta Timur.
Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Warro, Senin (22/7/2019), mengatakan, pihaknya akan semakin ketat mengawasi operator agar kejadian yang mengganggu pelayanan publik tidak terulang. Penghentian operasi sementara 59 bus Kopaja tidak mengganggu pelayanan.
“Tidak berarti 59 bus yang di-grounded membuat integrasi transportasi terputus. Layanan tetap berjalan dengan baik,” kata Izzul.
Menurut Izzul, untuk mengisi kekosongan saat itu, PT Transjakarta menurunkan armada. Sementara itu, Kopaja yang bergabung bersama PT Transjakarta sebagai bus pengumpan berjumlah 310 artinya jumlah armada cukup banyak
Penghentian operasi 59 bus Kopaja, kata Izzul, perlu dilakukan karena harus mengecek lagi kelaikan armada. Kebetulan puluhan bus tersebut mereknya sama dengan Kopaja 160 yang terbakar di Jakarta Timur, Sabtu (20/7/2019). PT Transjakarta tidak ingin kejadian serupa terulang kembali.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono menuturkan, PT Transjakarta akan menambah sekitar 150 minibus Transjakarta dari operator Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) dalam waktu dekat ini.
Kompas
Kopaja Executive AC untuk trayek P19 Ragunan -Tanah Abang dan P20 Senen - Lebak Bulus diluncurkan di Ragunan, Jakarta, Kamis (5/7). Bus ini adalah kopaja yang diremajakan dengan fasilitas baru berupa layanan WIFI gratis di dalam bus, tracking GPS, dan tripod barrier di pintu masuk dan pintu keluar.
Menurut Agung, 150 mini bus itu dipastikan sudah melalui proses pemeriksaan dan peremajaan oleh pihak Kopaja sebagai operator, sesuai standar PT Transjakarta.
“Penambahan ini terkait kasus kebakaran bus sabtu lalu. Tidak boleh lagi ada kejadian serupa. Perbaikan harus sesuai SOP. Jika ada operator lainnya yang nakal akan kami beri sanksi sesuai ketentuan kontrak. Kami juga serius melakukan peremajaan armada,” tegas Agung.
Dari hasil investigasi tim PT Transjakarta, kata Agung, penyebab kebakaran bus Kopaja 160 karena kelalaian manusia saat pemasangan dan penggantian suku cadang pendingin ruangan (AC) yang mengalami masalah.
Menurut Agung, pengecekan dan penggantian suku cadang seharusnya dilakukan pada siang hari. Oleh karena pengerjaan tidak sesuai SOP kemudian ada masalah pada kabel di rangkaian AC hingga menimbulkan percikan api saat melintas di Jalan Basuki Rachmat.
KOMPAS/AGUIDO ADRI
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono.
Atas peristiwa tersebut, PT Transjakarta memberi sanksi kepada operator Kopaja berupa denda SGO atau denda siap operasi, perbaikan ditanggung Kopaja dengan pengawasan langsung oleh PT Transjakarta, dan denda Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selain itu, kata Agung, standar perawatan harus dilakukan oleh agen pemegang merk (APM) bus baru yang dibeli. Operator tidak boleh lagi melakukan perawatan sendiri. Dari situ, PT Transjakarta bisa memantau langsung dan perawatan.
Tidak laik
Sejak Kopaja pertama kali bergabung dengan PT Transjakarta dalam program integrasi antarmoda pada 2015, banyak armadanya yang dinilai tidak layak. Namun, karena program integrasi harus tetap berjalan, bus Kopaja akhirnya beroperasi sembari dilakukan perbaikan.
“Kita saat itu berpikir lebih baik memulai dahulu integrasinya sembari dievaluasi di tengah jalan. Jika ada penyempurnaan di tengah jalan, itu suatu hal yang wajar," ujar Izzul.
Dia juga menambahkan, proses seleksi armada saat itu sudah dilakukan. Bukan berarti semuanya bisa bergabung ke PT Transjakarta.
"Mereka sudah terseleksi dengan baik. Namun, saat itu adalah tahap awal integrasi jadi masih ada beberapa yang bolong. Nah saat ini kita bergerak untuk penyempurnaan integrasi armada yang baik lagi,” tutur Izzul.
AGUIDO ADRI UNTUK KOMPAS
Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Warro.
Agung menambahkan, kerja sama PT Transjakarta dan Kopaja merupakan program Pemprov DKI Jakarta untuk mengintegrasikan transportasi pada 2015.
Saat itu, ada sekitar 151 Kopaja regular yang beroperasi dan pihak operator diminta menyesuaikan standar Transjakarta. Bus tersebut merupakan rekondisi tahun 2012, 2013, 2014 dan dipasangkan pendingin untuk menjadi bus pengumpan.
Agung menuturkan, bersamaan dengan investigasi kasus kebakaran bus Kopaja 160, ditemukan masih banyak bus pengumpaan yang tidak memenuhi standar layanan, meski bus-bus itu dipasang pendingin untuk direkondisikan menjadi bus pengumpan.
Untuk menghadirkan pelayanan transportasi publik yang baik terutama dalam hal integrasi antarmoda, kata Agung, PT Transjakarta saat ini sudah bekerja sama dengan armada operator salah satunya Kopaja.
“Kita integrasikan armada operator harus yang baru dan layak sesuai standar. Sekarang sedang proses negosiasi harga. Kami akan membayar layanan mereka, seperti sopir, BBM, Armada, sekaligus perawatan juga. Kami membayar dengan anggaran Transjakarta berasal dari subsidi. Ini untuk pelayanan transportasi publik,” ujarnya.