Jaringan tol di Jawa Tengah segera dibangun untuk mengembangkan kawasan industri dan pariwisata yang menjadi prioritas pemerintah. Jalan tol itu adalah Semarang-Demak, Bawen-Yogyakarta, dan Solo-Yogyakarta.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jaringan tol di Jawa Tengah segera dibangun untuk mengembangkan kawasan industri dan pariwisata yang menjadi prioritas pemerintah. Jalan tol itu adalah Semarang-Demak, Bawen-Yogyakarta, dan Solo-Yogyakarta.
Pemerintah telah menetapkan konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Misi Mulia Metrical sebagai pemenang lelang pengusahaan jalan tol ruas Semarang-Demak. Tol ini akan terintegrasi dengan tanggul laut dengan kebutuhan investasi Rp 15,3 triliun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, ruas-ruas tol yang dibangun mesti menghubungkan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan pariwisata. Selain itu, usaha kecil dan menengah (UKM) setempat juga harus diberi tempat di jalan tol. Dengan demikian, pembangunan tol berdampak ekonomi lebih luas.
Tol Semarang-Demak sepanjang 27 kilometer (km) akan terintegrasi dengan tanggul laut Kota Semarang. Konsorsium jalan tol akan membangun 16,3 km, sedangkan bagian lain sepanjang 10,69 km akan dibangun pemerintah. Konsorsium memperoleh konsesi pengelolaan tol itu untuk 35 tahun dengan tarif Rp 1.124 per km.
”Tol ini unik karena baru pertama kali di Indonesia dan penting terutama untuk daerah pesisir yang mengalami penurunan tanah dan kenaikan muka air laut. Aspek keselamatan konstruksi harus diperhatikan serius karena kalau dilihat desain tanggulnya sangat tinggi,” ujarnya.
Selama ini, banjir rob di kawasan Kaligawe, Semarang, mengganggu mobilitas dan perekonomian di sekitar kawasan industri di Genuk, Kaligawe. Keberadaan tol sekaligus tanggul laut tersebut diharapkan membuat kawasan industri di sekitar Semarang bagian utara bebas rob.
Bersiap
Konsorsium pemenang lelang diberi waktu dua bulan oleh BPJT untuk membentuk badan usaha jalan tol (BUJT) sejak surat penetapan ditandatangani. Setelah itu, badan usaha dapat menyiapkan diri untuk memulai konstruksi.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT PP (Persero) Tbk M Aprindy mengatakan, konsorsium akan segera membentuk BUJT dan mengkaji desain tol Semarang-Demak. Di ruas itu akan dibangun setidaknya tiga jenis konstruksi, yakni konstruksi tanggul, konstruksi layang, dan konstruksi tapak.
Jika persiapan lancar, akhir tahun ini pengerjaan konstruksi bisa dimulai.
Ruas lain di Jawa Tengah yang tengah disiapkan lelangnya dalam waktu dekat adalah Bawen-Yogyakarta dan Yogyakarta-Solo. Kedua tol itu menghubungkan Tol Trans-Jawa dengan Kota Yogyakarta dan destinasi pariwisata prioritas Borobudur. Secara lebih luas, proyek ini membentuk jaringan Tol Yogyakarta-Solo-Semarang atau Joglosemar.
Menurut Danang, Gubernur DI Yogyakarta meminta sesedikit mungkin menggunakan lahan dan menghindari lokasi cagar budaya. Selain itu, pembangunan jalan tol sesedikit mungkin mengganggu lalu lintas lokal dan harus berdampak pada ekonomi masyarakat.
Sebagian besar ruas Tol Solo-Yogyakarta akan dibangun dengan konstruksi layang. Untuk meminimalkan penggunaan lahan, kemungkinan besar Tol Yogyakarta-Bawen juga menggunakan konstruksi layang di beberapa titik.