Shane Lowry, pegolf Irlandia, merayakan kemenangannya meraih Claret Jug dalam turnamen The Open di Royal Portrush Golf Club, Dunluce Course, County Antrim, Irlandia Utara, Minggu (21/7/2019) waktu setempat bersama istri dan anaknya.
Setahun lalu Shane Lowry hanya bisa duduk di tempat parkir di Carnoustie, Skotlandia. Setelah menandatangani kartu skor yang mengecewakan, Shane tak bisa menahan emosi. Dia mulai meneteskan air mata. Air mata kekecewaan.
Saat itu turnamen The Open 2018 yang berlangsung di Carnoustie Golf Links, di Carnoustie, Angus, Skotlandia, baru menyelesaikan hari keduanya. Shane menangis karena dia harus mengalami cut off. Itu sebabya Shane harus pulang lebih dulu.
Bukan hanya itu, Shane terancam harus kehilangan kartu PGA Tour-nya. Hal itu karena sepanjang tahun Shane tidak bisa masuk 10 besar. Shane hanya baru bisa menang pada satu turnamen dalam enam musim terakhir.
Shane sampai merasa tidak bisa bersenang-senang. Keraguan merayap masuk. Tekanan menjadi tantangan yang harus dihadapinya.
"Golf bukan lagi temanku. Aku bahkan tidak suka melakukannya lagi,” tutur Shane Lowry seperti dikutip dari pgatour.com.
Di Royal Portrush Golf Club, Dunluce Course, County Antrim, Irlandia Utara, Minggu (21/7/2019) waktu setempat, nasib Shane berbalik. Di tempat yang menjadi tempat pelaksanaan turnamen mayor terakhir golf dunia, The Open, itu Shane juga menangis di mobilnya. Kali ini Shane menangis bahagia dan tidak sendirian.
Tangis bahagia karena baru saja merayakan kemenangan dengan piala turnamen tersebut, Claret Jug, di pelukannya. Nama Shane Lowry sudah tertera di Claret Jug. Shane tercatat sebagai pegolf Irlandia pertama yang berhasil menerakan namanya di Claret Jug.
Shane yang 2 April lalu genap berusia 32 tahun menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Sebanyak 15 angka di bawah par 269 yang diraihnya, memberikan kemenangan pertamanya di turnamen utama golf dunia dengan keunggulan enam pukulan dari Tommy Fleetwood (28), dari Inggris.
“Golf adalah olahraga yang aneh. Anda tidak pernah tahu apa yang ada di sudut sana,” tutur Shane yang menjadi anggota penuh PGA Tour setelah kemenangannya pada World Golf Championship-Bridgestone Invitational 2015 lalu.
Golf adalah olahraga yang aneh. Anda tidak pernah tahu apa yang ada di sudut sana.
Namun, kartu keanggotaannya itu harus hilang karena penampilannya tidak kunjung meningkat.
“Saya pikir kehilangan kartu di Amerika Serikat tahun lalu adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada dirinya. Itu hanya memberinya sedikit perubahan untuk memotivasi diri pada tempat yang diinginkan,” tutur Graeme McDowell yang juga rekan Shane Lowry.
Shane Lowry juga selalu mendapat dukungan dari pelatihnya, Neil Manchip. Mereka kerap mengobrol sambil ngopi. Manchip membangkitkan semangat Shane yang memang mampu memimpin sejak hari pertama dengan 4 di bawah par 67 hingga hari penentu.
“Dia benar-benar mengendalikan turnamen dari hari pertama hingga persaingan berakhir. Itulah yang sangat mengesankan untuk dilakukan,” kata Tommy Fleetwood, pesaingnya yang menjadi runner-up di The Open Championship 2019.
Salah satu pegolf yang menunggu kebangkitan Shane Lowry yakni Padraig Harrington, pegolf asal Irlandia yang juga sudah memenangkan dua gelar The Open Championship 2007 dan 2008. Keduanya berkawan baik. Shane kerap berkunjung ke rumah Harrington di Dublin.
Ketika mereka berpelukan di Royal Portrush, Shane berbisik pada sahabatnya usai turnamen The Open Championship, ”Aku juga akan punya satu Claret Jug, di meja dapurku."
Saat berkunjung ke rumah Harrington di Dublin, dia selalu tergoda melihat salah satu Claret Jug milik Harrington yang dipajang di atas meja dapur rumah. Shane berkeinginan memilikinya.
AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA / KEVIN C. COX
Pegolf AS, Tiger Woods
Kemenangan Shane Lowry ini sekaligus menggenapi empat gelar turnamen utama dunia yang pada musim ini selalu diisi oleh pegolf berbeda. Mereka adalah sang fenomenal Tiger Woods (43) yang menang untuk kelima kalinya di turnamen utama dunia pertama, The Masters, pada 14 April 2019 di Augusta, Georgia, AS.
Kemudian ada Gery Woodland (35), pegolf asal Amerika Serikat, yang meraih gelar US Open di Pebble Beach Golf Links, California, AS, pada 16 Juni lalu. Selain itu ada juga Brooks Koepka (29) dari AS yang meraih gelar PGA Championship 2019, di Bethpage Black Course, Farmingdale, New York, AS, pada 19 Mei lalu. (AP)