Ini terutama bagi mereka yang berisiko mengalami gangguan fungsi otak, seperti stroke, ataupun punya riwayat keluarga dengan gangguan fungsi otak. Deteksi dini akan memudahkan tindakan medis jika memang ditemukan gangguan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemeriksaan fungsi otak sebaiknya dilakukan sejak dini atau mulai usia 40 tahun. Ini terutama bagi mereka yang berisiko mengalami gangguan fungsi otak, seperti stroke, ataupun punya riwayat keluarga dengan gangguan fungsi otak. Deteksi dini akan memudahkan tindakan medis jika memang ditemukan gangguan.
Dokter spesialis bedah saraf Rumah Sakit Siloam, TB Simatupang, Jakarta Selatan, Ferry Senjaya saat dihubungi Kompas, Minggu (21/7/2019), menyampaikan, fungsi otak bisa dicek melalui pemetaan otak dengan magnetic resonance imaging (MRI). Selain bisa mendeteksi gangguan di otak, pemeriksaan memungkinkan untuk melihat potensi penyakit yang bisa dialami otak.
”Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sejak dini meskipun tidak ada keluhan atau gangguan yang dialami. Setidaknya, lakukan pemeriksaan mulai usia 40 tahun. Pemeriksaan sejak dini dibutuhkan karena saat ini gaya hidup yang dijalankan masyarakat semakin berisiko,” katanya.
Selain MRI, pemeriksaan otak bisa menggunakan pemindai tomografi terkomputasi (computerized tomography scan/CT-scan), CT-scan angiografi, dan MRI angiografi. Pemeriksaan ini dinilai aman untuk dilakukan.
Menurut dia, faktor risiko yang bisa mengganggu fungsi otak di antaranya kadar gula darah yang tinggi, kolesterol tinggi, merokok, diabetes, dan obesitas. Gaya hidup yang tidak sehat itu bisa memicu penyakit pada otak, seperti stroke.
Ahli beda saraf Rumah Sakit Siloam, Prof Eka Wahjoepramono melihat, rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan otak, ditambah lagi gaya hidup yang tidak sehat, menjadi penyebab utama tingginya kasus stroke di Indonesia.
Dari data Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi stroke pada penduduk usia 15 tahun ke atas berdasarkan diagnosis dokter sebesar 10,9 per 1.000 penduduk. Jumlah ini meningkat dari tahun 2013, yakni 7 per 1.000 penduduk.
”Sebanyak 95 persen penyakit stroke bisa dihindari dengan melakukan pemeriksaan sejak dini dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Pemeriksaan menjadi penting agar ketika tahu ada gangguan di otak, seseorang akan langsung sadar untuk mengubah gaya hidupnya sebelum terlambat,” ucapnya.