Korban meninggal akibat gempa bermagnitudo 7,2 yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada pekan lalu, bertambah menjadi delapan orang. Lima korban meninggal saat kejadian dan lainnya meninggal di lokasi pengungsian. Tim kesehatan terus berupaya mencapai lokasi yang sulit diakses itu.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
TERNATE, KOMPAS - Korban meninggal akibat gempa bermagnitudo 7,2 yang mengguncang Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada pekan lalu, bertambah menjadi delapan orang. Lima korban meninggal saat kejadian dan lainnya meninggal di lokasi pengungsian. Tim kesehatan terus berupaya mencapai lokasi yang sulit diakses itu.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Maluku Utara Ali Yau yang dihubungi Kompas pada Minggu (21/7/2019), menyebutkan, delapan korban dimaksud adalah Saima Mustafa (90), Asfar Mukmat (25), Aina Amin (58), Biji Siang Kale (63), Sagaf Girato (50), Leonora Kastelia (63), Idrus (46), dan Yocua Ibrahim (45). Sehari sebelumnya, korban meninggal dilaporkan tujuh orang.
Ali mengatakan, banyak korban luka di beberapa titik pengungsian belum mendapatkan layanan optimal mengingat akses yang sulit dijangkau tim kesehatan. Korban luka berat terdata 35 orang sedangkan luka ringan 95 orang. Tim masih terus bergerak ke lokasi sasaran. Kemungkinan data korban akan berubah.
"Tim medis yang dipimpin Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara (masih fokus) melakukan pelayanan di Desa Pasipalele, Awis, Jibubu, dan Dalam," kata Ali.
Menurut laporan, desa-desa itu mengalami dampak paling parah. Banyak rumah ambruk hingga rata dengan tanah. Sebanyak 1.176 unit rumah rusak berat, 1.558 rusak ringan. Adapun 41 unit fasilitas umum rusak berat dan 43 lainnya rusak ringan.
Fasilitas umum dimaksud di antaranya puskesmas. Banyak petugas puskesmas atau tenaga medis di lokasi bencana juga ikut menjadi korban sehingga mereka tidak bisa bertugas. Selain bantuan makanan, bantuan obat-obat dan tenaga medis sangat dibutuhkan saat ini. Dampak gempa pada pekan lalu itu terjadi di 77 desa yang tersebar di 11 kecamatan.
Sementara itu, bantuan logistik dikirim menggunakan kapal milik Badan SAR Nasional, Kapal Polisi Air dan helicopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Lewat distribusi jalur laut dan udara itu, semua desa sudah kebagian barang bantuan dan terus ditambah jumlahnya.
Desa-desa yang terdampak terletak di pesisir yang tidak terhubung jalan darat. Sementara akses laut pun terkendala gelombang tinggi.
KN SAR Panduwenata telah mengangkut 10 ton beras, air meneral, makan ringan, dan 10 unit tenda. Adapun kapal Polisi Air Polda Maluku Utara mengangkut 3 ton logistik campuran. Sementara itu, dua helikopter dipakai untuk mengangkut 3 ton barang campuran dan tenaga kesehatan dari TNI Angkatan Darat Komando Daerah Militer XVI/Pattimura.
Bagian Penerangan Kodam Pattimura dalam keterangan pers yang diterima Kompas mengatakan, pihaknya telah memberangkatkan satuan tugas penanggulangan bencana ke Halmahera Selatan menggunakan Kapal ADRI AD-64. Unsur yang diberangkat berasal dari perbekalan, zipur, dan kesehatan yang terdiri atas dua dokter dan delapan perawat.
Tim Kodam Pattimura dilepas oleh Kepala Staf Kodam Brigadir Jenderal Asep Setia Gunawan. Menurut Asep, masa tugas anggota yang diperbantukan itu hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Melihat kondisi saat ini, massa tugas akan diperpanjang atau diganti personil yang baru hingga tanggap darurat berakhir 14 hari sejak kejadian gempa pada 14 Juli 2019 lalu.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Ternate Kustoro Hariyatmoko mengatakan, hingga Minggu pukul 12.00 WIT, gempa susulan yang terjadi sebanyak 132 kali. Ia kembali mengimbau warga agar tidak terpancing dengan isu tsunami.
Pascagempa tersebut warga lebih memilih untuk tinggal di dataran tinggi. Mereka membangun tenda di luar rumah untuk tempat tinggal sementara.
Afan Ternate, warga Pulau Bacan yang dihubungi secara terpisah menuturkan, warga yang tinggal di pesisir pulau itu juga masih ketakutan pasca gempa bermagnitudo 7,2 dimaksud. Pulau Bacan masuk Kabupaten Halmahera Selatan. Selain Bacan, guncangan itu terasa hingga ke Pulau Obi dan Kepulauan Sula.