JAKARTA, KOMPAS – Penantian panjang Chou Tien Chen akhirnya membuahkan hasil dengan meraih gelar Blibli Indonesia Terbuka 2019. Pemain tunggal putra dengan peringkat ketiga dunia itu, mengukir sejarah dengan menjadi pemain putra Taiwan pertama yang mendapatkan gelar di Indonesia.
Chou memastikan gelar setelah mengalahkan tunggal putra Denmark, Anders Antonsen, 21-18, 24-26, 21-15, pada laga final di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (21/7/2019). Gelar itu didapatkan setelah melalui laga terpanjang di babak final, yaitu 91 menit. Laga panjang lainnya ada di sektor tunggal putri dan ganda putri, yaitu 51 menit. Pada laga lainnya, pasangan ganda campuran nomor satu dunia, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, menjadi juara setelah menaklukkan rekan senegara, Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping, 21-13, 21-18.
Chou mengatakan, dirinya sangat senang menjadi pebulu tangkis putra Taiwan pertama yang mengantongi gelar Indonesia Terbuka. Meski sudah cukup lama konsisten menjadi pemain yang termasuk dalam peringkat 10 terbaik dunia (sejak 6 November 2014), Indonesia Terbuka menjadi gelar perdana Chou dengan level tertinggi di kalender bulu tangkis dunia. Sebelumnya, Taiwan pernah mendapat gelar Indonesia Terbuka melalui pemain tunggal putri Tai Tzu Ying (2016 dan 2018).
“Luar biasa, ini merupakan pencapaian untuk saya. Saya sudah bermain banyak sekali pertandingan di Indonesia, akhirnya ini membuahkan hasil,” Chou.
Pertama kali bermain di Indonesia Terbuka (kategori GP Gold) pada 2011, Chou tersingkir di babak kedua. Pemain berusia 29 tahun itu kalah dari pemain tuan rumah, Tommy Sugiarto, 21-13, 14-21, 21-18. Tahun lalu, Chou juga gagal memenuhi mimpinya mendapatkan gelar Asian Games 2018 setelah kalah di babak final dari pemain tuan rumah Indonesia, Jonatan “Jojo” Christie. Chou kemudian membalas kekalahan itu dengan menyingkirkan Jojo di babak perempat final Indonesia Terbuka 2019.
Atas keberhasilannya meraih gelar juara itu, Chou mengucapkan terima kasih kepada para pendukung yang selalu memberi semangat selama dia bertanding di Indonesia. “Saya mendapakan banyak dukungan, bahkan saat harus berhadapan dengan pemain Indonesia, seperti Jonatan Christie. Terima kasih untuk semuanya yang sudah mendukung,” ujarnya.
Chou mengatakan, kesuksesannya tidak lepas dari “sentuhan” pelatih-pelatih Indonesia, salah satunya mantan pemain bulu tangkis nasional Indonesia, Victo Wibowo. Victo yang saat aktif bermain berpasangan dengan Tony Gunawan, berhasil merebut juara Polandia Terbuka dan Prancis Terbuka 1997. “Saya banyak dapat pelajaran di Indonesia, jadi terima kasih,” ujarnya.
Laga ketat
Perjuangan Chou mendapatkan gelar tidak mudah. Ketika kedudukan poin 17-17 pada gim kedua, Chen sempat melayangkan protes kepada hakim pertandingan karena melihat kok menyentuh tangan Antonsen sebelum dipukul. Tetapi, hakim tidak menanggapi protes tersebut. Antonsen memenangi laga gim kedua setelah terjadi beberapa kali match point, hingga menang 26-24.
Chou mengatakan, dia tidak puas dengan keputusan hakim. Tetapi, tidak semua hal di pertandingan dapat dikontrol oleh pemain. “Hal yang bisa dikontrol adalah mental dan sikap diri sendiri. Hal itu yang saya lakukan hingga memenangi gim ketiga,” ujarnya.
Dengan hasil ini, Antonsen harus mengubur mimpinya mengulang keberhasilannya menjadi juara Indonesia Masters 2019. “Sebagai pemain satu-satunya non-unggulan yang berlaga di final, saya berharap bisa membuat kejutan. Tetapi, tidak apa-apa. Saya senang sudah melakukan yang terbaik,” ujar pemain berusia 22 tahun itu.