Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mencatat nilai ekonomi segmen halal global sebesar 2,1 triliun dollar AS pada 2017 dan diprakirakan menjadi 3 triliun dollar AS pada 2023. Pangsa pasar sebesar itu tidak dinikmati hanya oleh negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim. Brasil, dalam laporan yang disusun Reuters bersama DinarStandard, meraup pendapatan 15,9 miliar dollar AS dari penjualan aneka produk halal ke negara-negara OKI sepanjang 2017.
Jualan negara tropis di benua Amerika itu, antara lain, produk daging dengan nilai total hampir 6 miliar dollar AS. Bahkan, Brasil mencatat surplus 7,1 miliar dollar AS dari perdagangan dengan 22 negara Timur Tengah sepanjang 2017. Nilai tersebut setara dengan 10 persen dari keseluruhan surplus pada tahun fiskal 2017.
Nilai sepenting itu membuat Hamilton Mourao secara terbuka bersikap berbeda dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Mourao, pensiunan AD Brasil dan kini jadi Wakil Presiden Brasil, tak setuju pada ide Bolsonaro memindahkan kedutaan Brasil untuk Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Bolsonaro mengungkap rencana pemindahan itu awal Januari 2019. Politisi sayap kanan yang dijuluki ”Trump Tropis”—karena mengagumi dan ingin meniru Presiden AS Donald Trump—ingin mengikuti kebijakan AS memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Jerusalem.
Namun, sampai sekarang Brasil belum memindahkan kedutaannya. Bagi Mourao dan sejumlah pejabat Brasil, penolakan atas ide Bolsonaro itu didasari fakta Brasil justru defisit dari hubungan dagang dengan Israel. Sepanjang 2017, Brasil mencatat defisit 419 juta dollar AS dalam neraca dagang dengan Israel.
Kementerian Pertanian Brasil, yang mengurusi aneka komoditas ekspor halal ke negara-negara Muslim, paling gencar menolak rencana pemindahan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Presiden Kamar Dagang Arab-Brasil Rubens Hannun menyebut pemindahan kedutaan akan menjadi sumber keributan dalam hubungan dagang Brasil dengan negara-negara Arab. Brasil bisa kalah bersaing dalam pasar bernilai miliaran dollar AS itu. Padahal, Brasil sedang berusaha meningkatkan nilai ekspornya ke negara-negara Arab. Pada 2022, Brasil menargetkan nilai ekspor ke 22 negara Arab mencapai 20 miliar dollar AS.
Sebelum ide Bolsonaro muncul, Kementan Brasil perlu waktu bertahun-tahun untuk membereskan, misalnya, masalah yang menghambat ekspor daging ke Arab Saudi. Fakta-fakta itu membuat Bolsonaro batal mengikuti jejak Trump. Bagi Brasil, rezeki perdagangan produk halal lebih penting dibanding pemindahan kedutaan. (REUTERS)