LONDON, JUMAT – Berbagai upaya dilakukan untuk membuat balapan Formula 1 kembali menarik dan disukai penonton. Salah satu upaya itu adalah menghidupkan kembali ketentuan pengisian bahan bakar guna memangkas bobot mobil dalam regulasi musim 2021 mendatang.
Usulan baru itu mengundang pro dan kontra di kalangan pelaku F1. Sejumlah pebalap F1, salah satunya Max Verstappen dan tim Red Bull, mendukung proposal itu selama hal itu bisa membuat balapan F1 kian menarik. “Mengapa tidak? Saya lebih menyukai balapan yang sengit ketimbang sekadar urusan manajemen pemakaian ban,” tuturnya dikutip Crash, Kamis (18/7/2019).
Dukungan serupa disampaikan pebalap Mercedes Valtteri Bottas. “Sepanjang mobil lebih ringan, dampaknya bakal selalu lebih baik untuk semuanya, baik itu jalannya balapan hingga penggunaan ban. Itu akan menjadi bonus, yaitu kita bisa lebih menikmati balapan,” ujarnya kemudian.
Saya mendorong adanya analisa jika kita menerapkan kembali aturan pengisian bahan bakar
Gagasan menghidupkan kembali ketentuan pengisian bahan bakar di tengah balapan F1 seperti di era Ayrton Senna dan Michael Schumacher itu dilontarkan Presiden Federasi Balap Mobil Internasional (FIA) Jean Todt. Ia berkata, ketentuan itu merupakan bagian dari usulan regulasi 2021 yang bertujuan membuat balap F1 kembali menarik, sengit, dan disukai para penggemarnya.
“Mobil-mobil saat ini terlalu berat. Ini satu hal yang perlu kita bahas bersama. Saya mendorong adanya analisa jika kita menerapkan kembali aturan pengisian bahan bakar. Jika itu kembali diberlakukan, maka mobil-mobil akan lebih ringan di awal balapan. Mobil-mobil akan lebih ramping dan balapan bisa lebih menarik,” ujar Todt dikutip Autoweek.
Ketentuan pengisian bahan bakar di tengah balapan sebetulnya bukan hal baru di F1. Ketentuan itu sempat lama dipakai serta menjadi faktor ekstra bagi tim dalam menentukan strategi pit stop selain mengganti ban. Namun, ketentuan itu dihapus sejak musim 2009 lalu dengan pertimbangan penghematan biaya dan masalah keamanan. Pada GP Austria di 2003 silam, misalnya, mobil Ferrari yang dikendari Schumacher nyaris habis terbakar saat tengah mengisi bahan bakar di pit.
Terkadang, saya mendengar bahwa itu akan membuat jalannya balapan menjadi lebih mahal
Dihapuskannya ketentuan itu memaksa setiap tim mengisi penuh mobil-mobil mereka dengan bahan bakar sejak awal balapan. Konsekuensinya, tangki mobil dibuat semakin besar. Bobot mobil F1 generasi saat ini pun naik signifikan sejak sebelum era 2009, yaitu hingga 135 kilogram. Bertambahnya bobot mobil itu ditengarai membuat pebalap kesulitan di dalam menyalip.
Menurut Todt, dengan perkembangan teknologi, tambahan biaya dari pengisian bahan bakar dan menyediakan sarana pendukungnya di garasi tim bisa lebih ditekan. “Terkadang, saya mendengar bahwa itu akan membuat jalannya balapan menjadi lebih mahal. Jujur saja, itu membuat saya tersenyum. Mengingat besarnya industri balap saat ini, saya tidaklah yakin tambahan biaya itu bakal membunuh,” tutur mantan petinggi tim Ferrari itu.
Mobil-mobil ini harus lebih berat karena teknologi menuntutnya demikian
Meskipun demikian, tidak sedikit pihak yang menentang usulan Todt itu. Direktur Teknik F1 Ross Brawn berkata, olahraga itu tidak bisa serta merta memutar waktu, yaitu kembali ke regulasi masa lalu. Menurutnya, bobot mobil F1 tidak bisa dipangkas begitu saja karena menyangkut banyak hal, termasuk peranti baru yaitu teknologi mesin hibrida.
“Kita semua tentu senang jika mobil F1 bisa lebih ringan. Namun, masalahnya cukup rumit. Mobil-mobil ini harus lebih berat karena teknologi menuntutnya demikian. Mobil saat ini memiliki sistem baterai dan Energy Recovery System. Kecuali Anda benar-benar sungguh ingin menanggalkannya, kita tidak akan mengganti mobil ke rezim lainnya,” tutur Brawn dikutip Race Fans.