Tim Nasional U-19 siap melawan tim Liga 3 Deltras Sidoarjo, Sabtu (20/7/2019) malam di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka menargetkan kembali meraih kemenangan seperti sebelumnya sukses mengatasi Persibo Bojonegoro 2-1. Namun, di balik keberhasilan, tim “Garuda Muda” perlu memperkuat sektor pertahanan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS – Tim Nasional U-19 siap melawan tim Liga 3 Deltras Sidoarjo, Sabtu (20/7/2019) malam di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka menargetkan kembali meraih kemenangan seperti sebelumnya, saat mengatasi Persibo Bojonegoro 2-1. Tim “Garuda Muda” masih perlu memperkuat sektor pertahanan.
Kemenangan 2-1 atas Persibo, Kamis (18/7) petang di Gelora Delta memang menyisakan pekerjaan rumah bagi tim asuhan pelatih Fakhri Husaini itu. Meski menang, dari sudut pandang lain, timnas lebih banyak dinaungi keberuntungan sekaligus dibantu kecemerlangan kiper pengganti M Adi Satrio yang membuat empat penyelamatan gemilang.
Saat melawan Persibo, kapten Rendy Juliansyah dan rekan-rekannya memulai laga dengan amat hati-hati. Dengan formasi 4-4-2 menghadapi Laskar Angling Dharma, julukan Persibo yang bermain dengan formasi 4-3-3, timnas menerapkan umpan kombinasi pendek dan panjang. Namun, kehati-hatian belum didukung dengan kewaspadaan tinggi. Barisan belakang timnas yang dikawal Fadhil Aksah, Ahmad Rusadi, Bayu Fiqri, dan Mochammad Yudha, seakan mencoba menerapkan garis pertahanan tinggi yang ternyata rentan saat diserang balik.
Kesempatan emas mencetak gol justru didapat oleh Persibo. Pada menit ke-23, Persibo mendapat penalti. Untunglah eksekusi Ananda dan tendangan dari bola pantul oleh Carles Roi dapat digagalkan oleh Adi Satrio. Timnas berbalik unggul pada akhir babak pertama lewat eksekusi penalti Rendy. Penalti yang didapat Persibo itu, menurut Fakhri, sepatutnya tidak boleh terjadi lagi ketika timnas tampil di Piala AFF U-19 di Vietnam pada Agustus.
“Saya tegaskan kepada pemain hal itu jangan terjadi lagi,” ujar Fakhri seusai sesi latihan di Gelora Delta, Jumat (19/7).
Empat penyelamatan gemilang oleh Adi Satrio, lanjut Fakhri, patut menjadi catatan tersendiri. Itu artinya, ada tekanan besar terhadap sektor pertahanan tim. Jika pertahanan rapuh, apalagi benteng terakhir yakni kiper juga tak cemerlang, akan menyulitkan tim meraih hasil positif atau kemenangan.
“Tim harus lebih menyatu lagi,” tegas Fakhri.
Sebelum melawan Persibo, timnas menghadapi Persija Jakarta di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Sebanyak 16 pemain yang menghadapi Persija tak dibawa ke Sidoarjo untuk melawan Persibo. Saat melawan Laskar Angling Dharma pun, Fakhri mengganti lima pemainnya. Di babak kedua kontra Persibo, masuknya lima pemain yakni Bagus Kahfi, Supriadi, Komang Arta, Brylian Aldama, dan Salman Alfarid, membuat serangan lebih segar. Bagus mencetak gol pada menit ke-54. Persibo membalas lewat sundulan Ananda pada menit ke-71, tetapi skor akhir 2-1 untuk timnas bertahan sampai laga usai.
Fakhri mengatakan, ada kemungkinan merotasi lagi pemain untuk menghadapi Deltras pada Sabtu malam. Aroma “rasa lain” mungkin dicoba, karena Fakhri ingin yakin betul sebelum membawa 23 pemain inti ke Vietnam. Apalagi, yang akan dihadapi adalah tim tuan rumah. Waktu pertandingan pada malam dan akhir pekan diyakini akan membawa gairah warga mendukung Deltras. Timnas perlu mendapat tekanan hebat dari tim tuan rumah dan pendukung. Jika bisa mengatasinya, timnas diharapkan mampu mengulangnya di Vietnam dengan aura serupa.
Laga kontra Persibo, Deltras, dan Persekabpas merupakan persiapan menjelang turnamen Piala AFF U-19 di Vietnam, pada 4-18 Agustus. Setelah pertandingan uji coba di Sidoarjo, Fakhri baru akan mengumumkan nama 23 pemain, jumlah yang diperbolehkan dibawa ke Piala AFF U-19.
Adapun bagi Persibo, Deltras, dan Persekabpas, melawan timnas merupakan kesempatan untuk memperkuat tim di kompetisi Liga 3. Ketiga tim pernah bermain di kasta tertinggi dan sama-sama berambisi bisa promosi ke Liga 2 pada musim depan.
Dalam kesempatan terpisah, sebelumnya Pelatih Deltras Gatot Mulbayadi mengatakan, tim belum sebulan terbentuk. Meski begitu, mereka akan melawan timnas dengan sekuat tenaga. Meski pemain timnas kurang dari 18 tahun tetapi merupakan pemain muda paling potensial di negeri ini. “Kualitas timnas tidak perlu diragukan,” ujarnya.
Pendapat senada diutarakan oleh Pelatih Persekabpas Sunardi. Pemain timnas tentu berasal dari pesepak bola muda yang kualitasnya jempolan. Supriadi, misalnya, sudah bermain untuk tim Liga 1 Persebaya Surabaya, juara Liga 2 dua musim lalu. Untuk dapat bersaing di Liga 3, apalagi ingin naik ke Liga 2, harus disiapkan tim terkuat.