Industri otomotif nasional diandalkan untuk mengisi pasar domestik serta menggenjot ekspor. Pemerintah berkomitmen mendukung pengembangannya.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono / Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Industri otomotif nasional diandalkan untuk mengisi pasar domestik serta menggenjot ekspor. Pemerintah berkomitmen mendukung pengembangannya.
Selain dinamis dan berkembang puluhan tahun terakhir, perkembangan industri otomotif nasional dinilai berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Karena itu, selain memenuhi permintaan pasar dalam negeri, pelaku usaha di sektor ini diharapkan mampu mendongkrak ekspor nasional.
”Industri otomotif sangat dinamis dalam banyak hal, teknologi, model, harga, dan cara pemakaiannya,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, Kamis (18/7/2019).
Akan tetapi, perkembangannya dinilai masih di bawah potensinya. Ekspor Indonesia bahkan masih kalah dibandingkan dengan Thailand yang memiliki akses pasar yang sama. Karena itu, pelaku industri diminta bekerja keras mengatasi ketertinggalan.
Pemerintah, kata Wapres, berkomitmen mendukung hal itu. Dukungan diwujudkan melalui regulasi serta pembangunan infrastruktur, seperti terminal khusus kendaraan di pelabuhan untuk menopang ekspor.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menyatakan, Gaikindo dengan dukungan pemerintah, agen pemegang merek, dan prinsipal merek berupaya mendorong ekspor otomotif.
Sepanjang tahun 2018, ekspor mobil utuh Indonesia mencapai 264.500 unit. Angka itu tumbuh 14,4 persen dibandingkan dengan tahun 2017. ”Tahun ini, Gaikindo akan mengupayakan ekspor dapat mencapai 300.000 unit,” katanya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, ekspor mobil tahun 2025 ditargetkan bisa menembus 1 juta unit, 20 persennya adalah kendaraan listrik. Menurut dia, ada komitmen investasi Rp 50 triliun lima tahun ke depan. ”Ada dua industri otomotif, salah satunya berkomitmen akan mengekspor 50 persen (produksinya) serta komitmen membangun kendaraan berbasis listrik dengan investasi 2 miliar dollar AS,” kata Airlangga.
Penjualan turun
Sepanjang semester I-2019, berdasarkan data yang dirilis PT Astra International dari Gaikindo, penjualan mobil di dalam negeri tercatat 481.577 unit. Angka itu turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 553.842 unit.
Menurut Ketua Gaikindo Jongkie D Soegiarto, ada beberapa faktor yang memengaruhi penurunan itu, seperti pertumbuhan ekonomi dan pemilihan umum. ”Kami tetap menargetkan penjualan 1,1 juta unit sepanjang 2019,” kata Jongkie.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, saat meresmikan booth Astra Financial dalam pembukaan GIIAS 2019, menyatakan, masyarakat memiliki peluang membeli kendaraan karena ada jasa pembiayaan. Dengan tumbuhnya permintaan, produktivitas industri berpeluang meningkat.
Astra Financial merupakan sponsor utama GIIAS 2019 yang berlangsung 18-28 Juli 2019. Hadir dalam pembukaan booth itu antara lain Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dan Direktur Astra International Suparno Djasmin selaku Direktur In Charge Astra Financial.
Menurut Wimboh, negara harus mendorong industri otomotif nasional agar jangan sekadar jago kandang. Selain itu, industri nasional mesti memanfaatkan pasar yang sangat besar di negeri dengan penduduk lebih dari 260 juta jiwa ini. (CAS/OSA)