Kebakaran lahan di Kabupaten Aceh dan Nagan Raya, Aceh, sejak dua pekan lalu hingga Jumat (19/7/2019) belum mereda. Sejumlah titik api masih menyala di lahan gambut di empat kecamatan di Kabupaten Nagan Raya. Pemadaman sukar dilakukan karena sumber air terbatas dan kondisi lahan gambut yang kering.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kebakaran lahan di Kabupaten Aceh dan Nagan Raya, Aceh, sejak dua pekan lalu hingga Jumat (19/7/2019) belum mereda. Sejumlah titik api masih menyala di lahan gambut di empat kecamatan di Kabupaten Nagan Raya. Pemadaman sukar dilakukan karena sumber air terbatas dan kondisi lahan gambut yang kering.
Kebakaran lahan di Aceh Barat dan Nagan Raya selama dua pekan mencapai 219 hektar. Lahan yang terbakar merupakan lahan gambut yang sebagian telah ditanami kelapa sawit oleh warga. Lokasi lahan yang terbakar sebagian berada di tepi jalan nasional.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek mengatakan, laporan terkini dari tim lapangan di Nagan Raya, total luas lahan terbakar mencapai 34 hektar. Lokasi lahan yang terbakar berada di Kecamatan Kuala Pesisir seluas 11,5 hektar, Tripa Makmur 10,5 hektar, Tadu Raya 10 hektar, dan Kecamatan Kuala 2 hektar.
”Tim penanggulangan bencana Nagan Raya mengerahkan dua mesin pompa air untuk memadamkan api. Namun, kekurangan sumber air dan kondisi lahan gambut yang kering menyebabkan api sulit dipadamkan,” kata Dadek.
Selain di Nagan Raya, kebakaran lahan juga terjadi di Aceh Barat. Pada Kamis kemarin, kabut menyelimuti Kota Meulaboh. Dinas Kesehatan Aceh Barat membagikan masker kepada warga agar terhindar dari paparan asap.
Dadek mengatakan, sumber api diduga dari sisa pembakaran lahan oleh warga. Namun, dia menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada aparat hukum.
”Penegakan hukum yang kuat sangat perlu untuk menekan potensi kebakaran lahan,” kata Dadek.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Muhammad Nur mengatakan, kebiasaan warga membuka lahan dengan cara membakar berdampak buruk karena memicu kebakaran lahan. Musim kemarau memudahkan api lekas membesar.
Kebakaran lahan dan hutan menjadi salah satu bencana rutin di Aceh. Badan Penanggulangan Bencana Aceh mencatat, pada 2018 terjadi 33 kali kebakaran hutan dan lahan seluas 777 hektar. Nilai kerugian Rp 51,3 miliar.