Teknologi Finansial Buka Akses Permodalan Petani Rumput Laut
Kehadiran teknologi finansial atau tekfin dalam bidang pinjaman modal usaha berprospek meningkatkan kesejahteraan, salah satunya di sektor kelautan dan perikanan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran teknologi finansial atau tekfin dalam bidang pinjaman modal usaha berprospek meningkatkan kesejahteraan, salah satunya di sektor kelautan dan perikanan. Tekfin bidang ini memberikan akses permodalan, termasuk kepada pembudidaya rumput laut dan petambak garam.
Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto, kehadiran tekfin pembiayaan bagi pembudidaya rumput laut menjadi salah satu pilihan dalam memperoleh modal usaha. ”Prosesnya lebih mudah sehingga pembudidaya rumput laut bergairah dalam memperoleh modal produksi. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan produksi, produktivitas, dan pendapatan,” katanya saat dihubungi, Rabu (17/7/2019).
Tekfin pembiayaan, menurut Slamet, juga mendekatkan investor atau penanam modal pada sektor budidaya rumput laut. Dia menilai usaha budidaya rumput laut tergolong menguntungkan.
Berdasarkan pantauan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, modal produksi budidaya rumput laut sebesar Rp 20 juta-Rp 30 juta per hektar. Budidaya 1 hektar dapat menghasilkan 10 ton rumput laut basah tiap tahunnya.
Masa budidaya rumput laut hingga panennya selama 45 hari. Adapun harga rumput laut kering saat ini berkisar Rp 18.000-Rp 20.000 per kilogram.
Salah satu tekfin bidang pembiayaan ialah Dana Laut, yang dapat diakses melalui situs danalaut.id. Dana Laut didirikan pada Juni 2018 dan sudah terdaftar dalam Otoritas Jasa Keuangan.
Chief Operating Officer Dana Laut Ilham F Novtenli menuturkan, pihaknya menghimpun dana dari investor yang bersifat ritel. Dana itu nantinya disalurkan untuk pembiayaan ke koperasi petambak garam dan koperasi pembudidaya rumput laut.
Bunga pinjaman yang disalurkan Dana Laut sebesar 11-16 persen per tahun. Rata-rata jumlah pinjaman yang disalurkan sebesar Rp 10 juta-Rp 50 juta per koperasi. Belum ada kredit macet hingga kini.
Sejak berdiri hingga saat ini, jumlah investor yang dihimpun sebanyak 6.500 orang. Adapun jumlah koperasi yang sudah menerima penyaluran pinjaman dari Dana Laut sebanyak 37 koperasi. ”Mayoritas berada di Indonesia timur, seperti Maluku dan Sulawesi Selatan. Ada juga yang di wilayah pantai utara Pulau Jawa. Kami menjangkau koperasi-koperasi langsung di sentra budidaya rumput laut dan tambak garam,” tutur Ilham saat ditemui, Rabu.
Sepanjang Juni-Desember 2018, Dana Laut sudah menyalurkan pinjaman total Rp 2 miliar. Tak hanya menyalurkan pinjaman, Dana Laut juga menghubungkan koperasi-koperasi tersebut dengan lima pelaku industri penyerap (offtaker) dan eksportir.
Sepanjang Juni-Desember 2018, Dana Laut sudah menyalurkan pinjaman total Rp 2 miliar.
Sepanjang 2019, Dana Laut menargetkan dapat menyalurkan pinjaman sebesar Rp 50 miliar. Dari sisi sumber pendanaan, Ilham mengatakan, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan perbankan.
Pada akhir Juli mendatang, Ilham mengatakan, Dana Laut akan menandatangani kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Kerja sama itu berisi penyaluran pembiayaan kepada koperasi-koperasi petambak garam dan pembudidaya rumput laut serta badan usaha milik desa (bumdes) terkait di 20 kabupaten/kota di Indonesia timur.