JAKARTA, KOMPAS – Tommy Sugiarto menelan kekalahan ke-12 dari tunggal putra asal China, Chen Long. Pada babak pertama Blibli.com Indonesia Terbuka 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (17/7/2019), Tommy menyerah 20-22, 21-14, 17-21.
Tommy mengatakan, Chen Long diuntungkan karena mempunyai jangkauan dan efisiensi gerakan yang lebih baik. “Saya memerlukan satu setengah langkah, sedangkan dia hanya satu langkah. Untuk mengantisipasi Chen Long, saya harus melihat panjang pendek pukulan dan gerakan-gerakannya. Saya harus fokus pada serangan lanjutan,” kata Tommy.
Sebelum berlaga di Istora, kedua pemain sudah 12 kali bertemu di turnamen bulu tangkis internasional. Pertemuan kedua pemain pertama kali terjadi pada All England 2012. Tommy, yang ketika itu menempati peringkat ke-19 dunia, mundur dari All England karena cedera. Putra sulung mantan juara dunia Icuk Sugiarto itu tidak melanjutkan pertandingan setelah Chen Long memenangi game kedua dan mengimbangkan kedudukan masing-masing satu game, 21-18, 16-21.
Satu-satunya kemenangan Tommy atas peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu terjadi enam tahun lalu pada Indonesia Terbuka 2013. Ketika itu, Tommy unggul 21-11, 21-18. Setelah itu, Tommy menelan enam kekalahan beruntun, termasuk terakhir kali pada babak 32 besar Jepang Terbuka 2018.
Dengan tinggi badan 187 meter, Chen Long memang unggul dalam jangkauan dan penguasaan lapangan. Adapun tinggi badan Tommy 175 sentimeter. Dengan jangkauan kaki dan tangan yang lebih lebar, Chen Long mampu bertahan menghadapi pukulan-pukulan menyerang Tommy.
Setelah berbagi satu game kemenangan, Tommy punya kesempatan memenangi laga pada game terakhir. Dari kedudukan tertinggal 6-11, Tommy bisa merebut lima poin beruntun sehingga menyamakan kedudukan menjadi 11-11. Setelah itu, kedua pemain saling berkejaran poin. Tommy kehilangan momentum ketika pada poin 16-16, kok yang dipukulnya menyentuh net lalu kembali ke lapangan sendiri.
Tommy mengatakan, dirinya sudah mengantisipasi laga sengit menghadapi tunggal putra nomor dua China tersebut.
“Saya menyadari, menang atau kalah, pertandingan ini pasti menghabiskan waktu lama. Saya harus menerima hasil ini karena sudah berusaha maksimal. Di poin-poin terakhir, dia juga bermain lebih tenang dan sabar untuk mengantisipasi serangan-serangan saya,” ujarnya.
Pemain yang pernah menempati peringkat terbaik ke-3 dunia (10 April 2014) ini selanjutnya dijadwalkan berlaga di Jepang Terbuka dan Thailand Terbuka. Tommy mengatakan, dirinya akan berusaha mengatur energi sebaik mungkin untuk menghadapi kejuaraan beruntun.
“Saya fokus menghadapi turnamen demi turnamen. Tidak mudah mendapatkan poin Olimpiade, apalagi saya sudah tidak bergabung dengan pelatnas. Berlatih di luar sulit mendapatkan program sebaik di pelatnas. Saya bertahan karena ada sponsor yang membantu saya,” katanya.