Ribuan sumur bor yang dibangun di Kalimantan Tengah belum dioptimalkan untuk pembasahan lahan kering rawan terbakar. Sumur bor baru digunakan untuk pemadaman. Bahkan, tim banyak menemukan sumur bor yang perlu diperbaiki.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKA RAYA, KOMPAS – Ribuan sumur bor yang dibangun di Kalimantan Tengah belum dioptimalkan untuk pembasahan lahan kering rawan terbakar. Sumur bor baru digunakan untuk pemadaman. Bahkan, tim banyak menemukan sumur bor yang perlu diperbaiki.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran (BPBPK) Mofit Saptono mengungkapkan, dari laporan petugas di lapangan banyak sumur bor yang perlu direkondisi. Hal itu, menurutnya terjadi karena pemeliharaan belum menyeluruh.
Baca juga :
http://Dalam 10 Hari Ratusan Hektar Lahan di Kalteng Terbakar/
“Sumur bor ini kan dibangun oleh banyak lembaga dan institusi, kami belum bisa mengontrol semuanya. Dalam rapat tadi disampaikan ada yang berfungsi ada yang tidak,” kata Mofit di Palangka Raya, Selasa (16/7/2019).
Dari data BPBPK, selama Juli 2019 terjadi 99 kali kebakaran di Kaliteng dengan rincian, 55 kali kebakaran di Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur 14 kali, Pulang Pisau delapan kali, Barito Utara tujuh kali, di Kotawaringin Barat lima kali, dan sisanya tersebar di kabupaten lainnya. Total luas lahan yang terbakar selama Juli 2019 mencapai 215,61 hektar (ha).
“Sebagian besar lokasi sumur bor jauh dari titik terbakar, sehingga tim di lapangan mencari sumber air lainnya,” ungkap Mofit.
“Sebagian besar lokasi sumur bor jauh dari titik terbakar, sehingga tim di lapangan mencari sumber air lainnya,” ungkap Mofit.
Mofit menyampaikan, pihaknya masih melakukan pendataan jumlah sumur bor yang tidak berfungsi. Kendalanya, pihaknya masih mencari semua letak titik sumur bor yang sudah dibangun di 14 kabupaten/kota di Kalteng.
Dari data Badan Restorasi Gambut (BRG) RI, di Kalteng terdapat 8.875 buah sumur bor, rinciannya di tahun 2017 dibuat 5.275 buah dan 3.600 buah sumur bor di tahun 2018. Jumlah ini hanya sumur bor yang dibangun BRG, belum termasuk yang dibangun perusahaan dan pemerintah daerah.
Selain sumur bor, untuk pembasahan juga dibuat sekat kanal. Terdapat 2.534 buah sekat kanal selama 2017 sampai 2018.
Dari pantauan Kompas selama mengikuti patroli kebakaran, sumur bor hanya digunakan untuk memadamkan api. Padahal, dalam fungsi kerja sumur bor masuk dalam kategori pembasahan lahan. Pembasahan hanya dilakukan pada saat perawatan oleh Masyarakat Peduli Api (MPA).
Sengaja dibakar
Komandan Satuan Tugas Karhutla Arm Saiful Rizal mengungkapkan kejadian kebakaran di Kalteng sebagian besar terindikasi oleh tindakan manusia. Artinya, kebakaran terjadi karena sengaja dibakar.
“Kalau terbakar sendiri kemungkinannya kecil. Apalagi sekat kanal berfungsi baik untuk membasahi lahan yang rawan itu,” ungkap Saiful.
Saiful menambahkan, saat ini pihaknya sedang gencar melakukan sosialisasi larangan membakar. Bahkan, pihaknya berkoordinasi dengan Dewan Adat Dayak (DAD) dan berbagai elemen masyarakat.
“Saat ini semua pihak melakukan himbauan, kami ada 8.000 personel gabungan untuk mengendalikan kebakaran ini sekaligus mensosialisasikan ke masyarakat,” ungkap Saiful yang juga menjabat sebagai Komandan Resimen 102 Panju-Panjung.
Di Palangkaraya, pada Selasa sejak pagi hingga petang hari sedikitnya terjadi lima kejadian kebakaran. Semua lokasi kebakaran berada di lahan warga yang selama ini tidak pernah digarap.
Saat ini semua pihak melakukan himbauan, kami ada 8.000 personel gabungan untuk mengendalikan kebakaran ini sekaligus mensosialisasikan ke masyarakat
“Kesulitannya itu, kami butuh peralatan yang lebih mudah dibawa ke mana-mana. Saat ini selang saja mau dibawa berat, harusnya bisa memakai selang yang diameternya lebih sedikit,” ungkap Ersland di seusai memadamkan api di Jalan Mahir-Mahar.
Ersland dan tim memadamkan api di lahan seluas lebih dari 15 hektar di Mahir Mahar. Lalu seusai memadamkan di lokasi itu, mereka berpindah ke Jalan Tjilik Riwut Kilometer 24 untuk memadamkan lahan terbakar yang luasnya mencapai lima hektar. “Ini juga sudah dibagi jadi lima regu serbu api,” kata Ersland.