GOTHENBURG, KOMPAS – Piala Gothia bukan hanya ajang berkompetisi, melainkan juga wadah bagi pesepak bola muda menjalin pertemanan, bahkan persaudaraan dengan pemain dari berbagai belahan dunia. Semangat itu terus didengungkan oleh penyelenggara Piala Gothia, termasuk SKF sebagai salah satu sponsor utama kejuaraan yang dinilai sebagai Piala Dunia remaja tersebut.
”Piala Gothia adalah kejuaraan sepak bola usia muda terbesar di dunia. Kami ingin ambil bagian membawa pesepakbola dari seluruh belahan dunia ke sini. Bukan hanya berkompetisi, tetapi juga mengajak mereka mencari teman baru dan saling memahami budaya dari tempat berbeda. Pertemanan itu amat penting,” ujar CEO SKF Alrik Danielson seusai acara Pertemuan Tim SKF se-Dunia untuk Piala Gothia 2019 di Gothenburg, Swedia, Minggu (14/7/2019).
Acara itu dihadiri oleh 15 dari 22 tim di bawah naungan SKF. Sebanyak 15 tim dari 15 negara itu membaur. Mereka bernyanyi, menari, dan unjuk kebolehan juggling bola bersama. Mereka berkenalan, berfoto bersama, hingga saling bertukar alamat media sosial. Perbedaan bahasa dan budaya bukan penghalang. Bahkan, tak sedikit yang berkomunikasi hanya dengan gerakan tangan.
”Acaranya seru banget. Saya bisa kenalan dengan orang-orang dari negara lain. Tadi, saya sudah berfoto bersama dengar hampir 10 orang dari negara yang berbeda-beda,” ujar penyerang tim LKG-SKF Indonesia U-15 Muhammad Faiz Maulana.
Manajer tim SKF Belgia U-15 Sameem Bhatti (24) mengatakan, semangat menjalin pertemanan dan persaudaraan dengan pemain dari negara lain jangan pernah dilupakan. ”Salah satu tujuan olahraga, terutama sepak bola kan untuk menjalin persaudaraan,” ujar pria keturunan Pakistan itu.
Belajar teknik baru
Piala Gothia adalah kejuaraan sepak bola usia muda yang sudah digelar sejak 1975. Tahun ini, ada 1.686 tim dari 75 negara yang berpartisipasi di sejumlah kategori putra maupun putri. Total, ada 4.341 laga yang dipertandingkan. Kejuaraan yang juga disebut sebagai Piala Dunia remaja ini, digelar di Gothenburg, kota terbesar kedua di Swedia, pada 14-20 Juli. TIm LKG SKF Indonesia akan tampil di kategori Boys 15.
Pelatih LKG-SKF Indonesia Jumhari Saleh menuturkan, ajang ini memang bukan hanya untuk berkompetisi, pelatih maupun para pemain bisa belajar banyak mengenai taktik dan teknik baru dari tim negara-negara lain. Apalagi, banyak tim dari negara-negara dengan budaya sepak bola kuat yang ikut, mulai dari negara-negara Amerika Latin hingga Eropa.
Pembelajaran itu dilakukan tim LKG-SKF Indonesia seusai latihan di Lapangan Heden, Gothenburg, Minggu (14/7/2019) pagi. Jumhari dan 18 anak asuhnya menyempatkan diri menyaksikan laga persahabatan antara tim Jepang U-18 dan Perancis U-18. Dalam laga itu, Jepang bisa mendominasi jalannya pertandingan.
”Kita bisa belajar banyak dari sini. Kita saksikan Jepang. Secara postur, tubuhnya tidak jauh beda dengan kita. Tapi, mereka mampu main dengan pressure tinggi dan cepat. Karena kemampuan itu, pemain-pemain Perancis yang punya tubuh jauh lebih besar justru tidak sanggup meladeni permainan seperti itu. Cara bermain seperti ini harusnya bisa juga diterapkan oleh pesepak bola Indonesia,” ujar Jumhari sambil memberikan suntikan motivasi ke para pemainnya.