Pers Dituntut Lebih Berperan dalam Mendorong Kemajuan Bangsa
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan jurnalistik perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sehingga pers dapat terus menyampaikan informasi yang relevan. Pers diharapkan dapat terus memberikan masukan ke pemerintah dalam mengambil kebijakan dan menjadi referensi yang berguna bagi masyarakat.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono mengatakan, di era teknologi digital, perusahaan lebih banyak mencari lulusan yang bersertifikasi daripada hanya memiliki ijazah. Hal tersebut menunjukkan, lulusan yang memiliki keterampilan khusus sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Salah satu keterampilan khusus tersebut yakni penguasaan teknologi digital. Perusahaan tidak lagi mencari lulusan di bidang mesin, tetapi mencari orang yang ahli di bidang multimedia.
Selain memiliki keterampilan khusus, mereka juga harus mudah beradaptasi dan mau terus-menerus belajar. “Kelas bukan hanya menjadi tempat mentransfer ilmu, tetapi menjadi tempat untuk terus belajar,” kata Ninok dalam Diskusi Kelompok Piala Presiden Kompetisi Nasional Media bertajuk Cepat Majulah Bangsaku di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Dalam proses pendidikan, perlu menjaga sumber daya manusia yang unggul dan tidak terjebak dalam adiksi digital sehingga mereka tidak kehilangan kapasitas mental untuk menekuni suatu bidang.
Direktur Akademi Televisi Indonesia Eduard Depari mengatakan, pendidikan akan membentuk kepribadian seseorang, termasuk dalam penggunaan teknologi digital. Ia prihatin dengan generasi muda yang tidak dapat mengendalikan diri dalam menggunakan gawai. Akibatnya, gawai yang dimiliki tidak digunakan secara maksimal. Bahkan, sebagian besar dari mereka cenderung menggunakan emosi dan perasaannya dalam menyikapi segala informasi yang ada di gawai.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan literasi media agar dapat memilah informasi. “Kelimpahan informasi sering menjadikan kita bingung. Informasi yang obyektif menjadi terpinggirkan karena lebih mengutamakan emosi dan perasaannya,” tutur Eduard.
Sebagai lembaga untuk mencerdaskan bangsa, institusi pendidikan perlu mendorong anak didik untuk memahami literasi media dan teknologi digital. Dalam hal ini, anak didik perlu didorong untuk memahami fakta melalui media yang tepat.
Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Ch Bangun mengatakan, media harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Meskipun demikian, media tetap harus menyampaikan informasi berlandaskan kode etik jurnalistik. Karena itu, jurnalis perlu memiliki wawasan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni.
Media harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman
Selain menguasai persoalan, jurnalis juga harus menguasai keterampilan dalam penggunaan teknologi digital. “Mereka harus menyuguhkan tampilan berita yang menarik dan cepat dikonsumsi oleh pembaca,” kata Hendry.
Di masa depan, karya jurnalistik tidak hanya menyiarkan berita, tetapi juga menyangkut keberpihakan. Karena itu, kurikulum pendidikan jurnalistik perlu menyangkut wawasan dan keterampilan teknis. Bahan kuliah tidak hanya dari buku, tetapi juga butuh referensi sesuai perkembangan zaman.
Kompetisi
Media diharapkan dapat terus memberikan masukan kepada pemerintah. Demi mewujudkan tujuan tersebut, tokoh-tokoh pers bersama dengan asosiasi media dan wartawan menyelenggarakan Piala Presiden Kompetisi Nasional Media.
Koordinator Pelaksana Penyelenggara Piala Presiden Kompetisi Nasional Media Agus Sudibyo mengatakan, kegiatan ini dibagi menjadi dua yakni diskusi atau urun rembug tokoh pers tentang masalah bangsa dan kompetisi karya jurnalistik.
Adapun karya jurnalistik yang dilombakan berkaitan dengan empat tema besar. Pertama, Persatuan dan Kerukunan Bangsa. Kedua, Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Berkesejahteraan Sosial. Ketiga, Pendidikan dan Pengembangan SDM di Era 4.0. Keempat, Pengembangan Industri Berbasis Pemanfaatan Teknologi Digital.
Pada 2019, ada 6 kategori yang diukutsertakan dalam kompetisi ini yakni karya jurnalistik media cetak/media siber, karya jurnalistik televisi, karya jurnalistik radio, tajuk rencana media cetak/media siber, artikel opini media cetak/siber, dan karya audio visual media sosial. Kompetisi ini dapat diikuti oleh media nasional dan daerah untuk kategori karya jurnalistik serta tajuk rencana.
Selain media, individu juga dapat ikut serta dalam kompetisi ini untuk kategori artikel opini yang dimuat media massa cetak dan siber serta karya audio visual yang dipublikasikan melalui media sosial. Karya yang diikutsertakan dalam kompetisi adalah karya yang dipublikasikan atau disebarluaskan melalui media utama maupun media sosial pada periode 1 Januari – 15 September 2019.
Selain media, individu juga dapat ikut serta dalam kompetisi ini untuk kategori artikel opini yang dimuat media massa cetak dan siber serta karya audio visual yang dipublikasikan melalui media sosial
Pemenang dari perlombaan ini akan dikumpulkan dalam sebuah buku dan dapat dibaca oleh masyarakat umum. Selain membuat buku kumpulan tulisan pemenang, penyelenggara juga akan membuat buku hasil diskusi tokoh pers.
Ketua Penyelenggara Piala Presiden Kompetisi Nasional Media Margiono mengungkapkan, gagasan untuk menggelar Piala Presiden Kompetisi Nasional Media muncul dalam satu forum pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan sejumlah tokoh media. Meskipun demikian, pemerintah tidak dapat mengintervensi dalam proses perlombaan dan tetap berjalan secara profesional.