JAKARTA, KOMPAS — Badan Ekonomi Kreatif menyiapkan rencana pembangunan kota kreatif terpadu yang hanya berjarak sekitar satu jam dari Jakarta. Kota itu akan menjadi pusat ekosistem baru ekonomi kreatif nasional untuk memacu pertumbuhan sektor tersebut dan ekonomi nasional.
Kota itu dinamakan Bekraf Creative District (BCD). Bekraf bekerja sama dengan swasta menyiapkan tanah seluas 5.000 hektar. Luas tanah itu akan dibagi-bagi untuk ekosistem enam subsektor kreatif, yakni musik, film, gim, fashion, kuliner, dan kriya.
BCD saat ini masih dalam pengembangan rencana utama. Bekraf menjadwalkan proses pembangunan kota itu akan dimulai pada 2020. Adapun pembiayaan pembangunan akan dibebankan kepada swasta.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Senin (15/7/2019), di Jakarta, mengatakan, program kota kreatif terpadu itu bertujuan memusatkan pelaku ekonomi kreatif dalam satu kawasan. Hal itu termasuk menarik pelaku ekonomi kreatif yang selama ini lebih terfokus di Jakarta.
”Kota ini hanya satu jam dari Jakarta. Jaraknya tidak lebih dari 100 kilometer dan sudah terhubung dengan kereta api. Namun, kami belum bisa menyebutkan di mana kotanya, nanti harga tanahnya bisa langsung naik,” kata Triawan dalam acara sosialisasi Rencana Induk Ekonomi Kreatif (Rindekraf).
BCD akan memudahkan para pelaku ekonomi kreatif menciptakan produk kreatif. Bekraf menyediakan kebutuhan utama pelaku yang disesuaikan dengan lingkup masing-masing subsektor kreatif.
Kota itu dinamakan Bekraf Creative District (BCD). Bekraf bekerja sama dengan swasta menyiapkan tanah seluas 5.000 hektar. Luas tanah itu akan dibagi-bagi untuk ekosistem enam subsektor kreatif yakni musik, film, gim, fashion, kuliner, dan kriya.
Di sisi lain, lanjut Triawan, Bekraf merencanakan kota itu untuk ditinggali para pelaku ekonomi kreatif. Dalam rencana utama yang sedang dirancang, BCD akan menyediakan perumahan, sekolah, dan rumah sakit untuk menjadikan kota tersebut menjadi terpadu.
”Cita-cita kami memiliki kota kreatif yang terpadu. Harus dipikirkan segala kehidupan di kota tersebut, misalnya subsektor film ada studionya. Terus kalau pelakunya punya anak, sekolahnya perlu disiapkan juga. Kami akan padukan ekosistem itu dengan pengembangan sebuah kota yang lengkap,” katanya.
Menurut Triawan, pembangunan BCD akan memacu pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. ”Sekarang saja ekonomi kreatif sudah sangat bertumbuh, bayangkan saja jika semuanya sudah tersentralisasi,” tambahnya.
Bekraf mencatat, sektor ekonomi kreatif telah menyumbangkan Rp 1.100 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2018. Pada 2019, kontribusinya diperkirakan Rp 1.211 triliun atau naik 9,6 persen secara tahunan.
Dengan jarak yang tidak lewat 100 km dari pusat kota Jakarta, BCD kemungkinan besar berada di daerah Jawa Barat (Jabar). Menanggapi hal itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan dukungannya terhadap rencana pembangunan kota kreatif terpadu.
”Kalau yang saya tahu sedang ada 12 lokasi baru di Jabar yang akan dibangun untuk pertumbuhan ekonomi kreatif. Kemungkinan lokasinya berada di antara itu,” kata Emil, sapaan mantan Wali Kota Bandung tersebut.
Emil menambahkan, Jabar akan menjadi yang terdepan dalam mendukung ekonomi kreatif. Pemerintah Provinsi Jabar dalam waktu dekat akan menerbitkan peraturan gubernur tentang ekonomi kreatif. Peraturan itu di antaranya mengatur pembangunan pusat kreatif .
”Kami tahun ini akan membangun tujuh daerah pusat kreatif untuk tempat masyarakat berinteraksi. Tahun depan juga sama jumlahnya. Kami ingin jadi yang paling progresif karena 30 persen ekspor Jabar berasal dari produk kreatif,” ujarnya.