Hubungan striker Inter Milan Mauro Icardi dengan klubnya terus memburuk dan semakin sulit untuk diperbaiki. Striker asal Argentina itu pun mulai kehilangan pijakan ketika klub terkesan tidak lagi membutuhkannya, sedangan Juventus masih berpikir ulang untuk merekrutnya. Icardi kini hanya bisa memberontak.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
MILAN MINGGU — Hubungan striker Inter Milan Mauro Icardi dengan klubnya terus memburuk dan semakin sulit untuk diperbaiki. Striker asal Argentina itu pun mulai kehilangan pijakan ketika klub terkesan tidak lagi membutuhkannya, sedangan Juventus masih berpikir ulang untuk merekrutnya. Icardi kini hanya bisa memberontak.
Keretakan hubungan Icardi dengan Inter kembali terlihat ketika sang bomber tidak dilibatkan dalam tur pramusim di Asia. Pada Sabtu (13/7/2019), Inter mengumumkan bahwa Icardi meninggalkan tempat latihan tim di Lugano, Swiss, dan pulang ke Milan untuk melanjutkan latihan. Keputusan tersebut diambil berdasarkan kesepakatan antara Icardi dan Inter.
Kejadian ini lantas memperkuat rumor bahwa kepergian Icardi dari Inter tinggal menunggu waktu.
Dengan demikian, Icardi tidak akan memperkuat Inter ketika menjalani laga-laga pramusim melawan tim-tim elite, seperti Manchester United, Juventus, Paris Saint-Germain, Tottenham Hotspur, dan Valencia, pada Juli dan awal Agustus nanti. Kejadian ini lantas memperkuat rumor bahwa kepergian Icardi dari Inter tinggal menunggu waktu.
Rumor tersebut mulai berkembang terutama pada musim 2018-2019 ketika Icardi mulai kehilangan jabatannya sebagai kapten tim ketika Inter masih ditangani Luciano Spalletti. Pelatih berkepala botak itu juga kerap meninggalkan Icardi di bangku cadangan karena sikapnya yang tidak disiplin.
Produktivitas gol Icardi pun menurun. Pada ajang Liga Italia musim 2016-2017 ia bisa mengemas 24 gol dan bertambah menjadi 29 gol pada musim berikutnya. Namun, pada musim lalu ia hanya mencetak 11 gol dalam 24 laga. Meski demikian, Inter masih bisa finis di peringkat keempat dan akan kembali bertarung di Liga Champions bersama pelatih barunya, Antonio Conte.
Sementara Icardi bertambah sial ketika tim nasional Argentina ternyata juga mencampakkannya. Ia tidak dipanggil untuk memperkuat negaranya di ajang Copa America 2019. Pelatih Argentina Lionel Scaloni lebih memilih striker Inter lainnya, Lautaro Martinez, yang justru bisa tampil apik dan mencetak dua gol.
Semakin terancam
Posisi Icardi semakin terancam ketika Conte juga sedang memburu striker asal Belgia, Romelu Lukaku. Jika Lukaku jadi bergabung ke Inter, Conte akan meracik strategi yang ia sukai dengan mengandalkan dua striker, Lukaku dan Martinez. Masuk akal apabila Inter berani menjual Icardi jika sudah ada Lukaku.
Kans Lukaku untuk pindah ke Italia pun semakin besar ketika hubungan Icardi dengan Inter memburuk. ”Kalian semua akan mengetahuinya pekan depan,” ujar Lukaku seperti dikutip laman BBC, Minggu (14/72019).
Lukaku kemarin berada di Perth, Australia, untuk memperkuat MU saat melawan Perth Glory dalam laga persahabatan. MU menang 2-0 dalam laga itu.
Saya akan bertahan di Inter untuk dua tahun ke depan.
Apabila ada Lukaku di Inter, jalan terbaik bagi Icardi adalah mencari klub baru. Saat ini hanya ada Juventus yang gencar melakukan negosiasi. Namun, surat kabar Corriere dello Sport melaporkan bahwa Juventus hanya mau menawar maksimal 40 juta euro atau Rp 631 miliar. Sementara Inter mematok harga hingga 60 juta euro atau Rp 947 miliar.
Namun, Juventus masih bisa membujuk Inter untuk menerima uang tersebut plus tambahan berupa pemain. Salah satu pemain Juventus yang dikabarkan bisa ditawarkan ke Inter demi mendapatkan Icardi adalah Moise Kean, pemain berusia 19 tahun yang sudah menunjukkan kemampuannya, baik di klub maupun di timnas Italia.
Di tengah situasi yang serba tidak pasti ini, Icardi pun hanya bisa melontarkan ancaman ke Inter. ”Saya akan bertahan di Inter untuk dua tahun ke depan (sesuai kontrak), mengambil gaji saya, dan saya tidak akan pindah,” ujar Icardi seperti dikutip surat kabar La Repubblica. (AFP)