CM Aditya Bagus Arfan tak terkalahkan di turnamen Perang Bintang Muda U-14 di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat. Setelah imbang di babak pertama, ia mengalahkan seluruh lawannya di babak kedua hingga keenam.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — CM Aditya Bagus Arfan tak terkalahkan di turnamen Perang Bintang Muda U-14 di Sekolah Catur Utut Adianto, Bekasi, Jawa Barat. Setelah imbang di babak pertama, ia mengalahkan semua lawannya di babak kedua hingga keenam.
Aditya pun menjuarai turnamen tersebut dengan perolehan 5,5 poin. Pecatur 13 tahun asal DKI Jakarta itu unggul satu poin atas MPW Laysa Latifah yang ada di peringkat ke-2.
Di pertandingan terakhir, Sabtu (13/7/2019), ia tampil ngotot untuk mengalahkan Nadya Deandra Wiarawan dari Banten. Meskipun hanya membutuhkan hasil imbang untuk menjadi juara, Aditya tetap berusaha mencari kemenangan.
Dengan memegang buah catur hitam, Aditya mampu menghabisi seluruh perwira dan bidak Nadya sehingga hanya menyisakan raja. Ia unggul dengan pembelaan Caro Kann. Keunggulan Aditya mulai terjadi pada langkah ke-30. Pada langkah ke-62, Nadya pun menyerah.
”Sekarang saya mulai percaya diri dalam bermain. Sebelumnya, saya mudah takut saat bertanding,” ujar Aditya. Ia mengatakan, mentalnya semakin kuat sejak dilatih GM Andrei Kovalev asal Belarus mulai tahun 2017.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) Kristianus Liem mengatakan, prestasi Aditya terus menanjak karena rutin mengikuti turnamen berskala internasional.
”Selain mendapat pendampingan khusus dari GM Andrei Kovalev, ia mengikuti hingga lima turnamen internasional dalam setahun,” ujar Kristianus.
Turnamen tersebut membentuk mental dan mengembangkan cara bermain Aditya. Selama turnamen, ia didampingi Kovalev secara intensif sehingga kemampuan Aditya pun terus meningkat.
Turnamen catur dengan menerapkan aturan catur standar seperti turnamen Perang Bintang Muda U-14 dan Open Junior U-14 akan meningkatkan kemampuan pecatur. Berbeda dengan catur cepat dan kilat yang lebih mementingkan keberuntungan.
Di Indonesia, turnamen catur standar masih sedikit karena membutuhkan waktu yang lama, yakni tiga hingga empat hari, sebab pecatur diberikan waktu berpikir 60 menit. Berbeda dengan catur cepat dan kilat yang hanya membutuhkan waktu dua hari karena hanya diberikan waktu kurang dari 15 menit.
Turnamen catur dengan menerapkan aturan catur standar seperti turnamen Perang Bintang Muda U-14 dan Open Junior U-14 akan meningkatkan kemampuan pecatur.
Menurut Kristianus, untuk membentuk pecatur yang andal, perlu diadakan banyak turnamen catur standar karena akan melatih pecatur agar lebih banyak berpikir. Sementara catur kilat dan cepat kurang bagus untuk membangun pola pikir pecatur karena mereka tidak terbiasa berpikir lebih panjang.
Turnamen Perang Bintang Muda U-14 berguna untuk mengembangkan talenta pecatur muda. Mereka diharapkan dapat memperoleh gelar master internasional pada umur 16 hingga 18 tahun.
Adapun turnamen Open Junior U-14 dapat berguna untuk mencari bibit baru. Dari turnamen tersebut, akan terlihat perkembangan atlet baru. Jika tidak kuat mental, anak-anak tersebut akan mudah menyerah.
Ketua Komisi Catur Sekolah PB Percasi dan Direktur Turnamen Perang Bintang Muda U-14 serta Open Junior U-14 Hendry Jamals mengatakan, turnamen Perang Bintang Muda U-14 merupakan salah satu proyek pembinaan terpadu. Para peserta merupakan pemenang kejuaraan nasional dari berbagai kelompok umur.
Sebanyak 17 anak yang diambil dari kejuaraan nasional akan dipilih pada turnamen Asian X Group di Thailand, Agustus mendatang. Turnamen ini akan diisi pecatur berumur di bawah 18 tahun. Mereka akan memperebutkan gelar candidate master (CM) untuk kelompok umur di bawah 10 tahun, FIDE master (FM) untuk kelompok umur di bawah 16 tahun, dan master internasional (MI) untuk di bawah 18 tahun.
Dewan Pembina Percasi dan Pemilik Sekolah Catur Utut Adianto, Eka Putra Wirya, mengatakan, turnamen Perang Bintang Muda U-14 dan Open Junior U-14 akan terus diadakan setiap 3-4 bulan sekali. Turnamen ini juga menerapkan aturan promosi dan degradasi agar para pemain terbiasa berkompetisi.
Dari 16 peserta turnamen Perang Bintang Muda U-14, peringkat 8 terbawah terdegradasi. Mereka digantikan oleh peringkat 4 teratas pada turnamen Open Junior U-14. Adapun 4 pecatur lain akan diambil dari pecatur unggulan yang tidak dapat mengikuti turnamen Perang Bintang Muda U-14 seri pertama ini.
”Indonesia akan terus memiliki pecatur bagus untuk waktu 10 hingga 20 tahun ke depan,” ujarnya.