Pemerintah Bangun Kawasan Bisnis Koperasi di Tasikmalaya
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS -- Pemerintah berencana membangun kawasan bisnis berbasis ekonomi gotong royong dalam rangka revitalisasi Tugu Koperasi Indonesia di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pembangunan ini diharapkan dapat memperkuat citra koperasi Indonesia di kancah internasional.
Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nurdin Halid mengatakan, merevitaliasi kawasan Tugu Koperasi Indonesia di Tasikmalaya menjadi kawasan bisnis berbasis koperasi merupakan sebuah terobosan yang dapat menunjukkan kuatnya eksistensi koperasi Indonesia di mata dunia. "Hal ini menjadi langkah strategis dalam membangkitkan koperasi Indonesia," katanya dalam sambutan Hari Koperasi Nasional ke-72 Tahun di Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (12/7/2019).
Adapun pada Kamis (11/7/2019) malam, Kementerian Koperasi dan UKM meluncurkan rencana pembangunan Kawasan Bisnis Tugu Koperasi di Tasikmalaya. Peluncuran tersebut digelar di Purwokerto sebagai salah satu rangkaian acara perayaan Hari Koperasi Nasional ke-72.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat ini kawasan Tugu Koperasi Indonesia di Tasikmalaya terbengkalai. Oleh sebab itu, dia antusias menyambut rencana pembangunan dan revitalisasi tersebut serta berkomitmen mendampingi pembangunannya, terutama dari sisi arsitektur.
Tugu Koperasi Indonesia merupakan tugu peringatan kongres koperasi pertama pada 11-14 Juli 1947. Kongres tersebut digelar di Tasikmalaya dan dihadiri oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia turut menjadi penanggung jawab pembangunan Kawasan Bisnis Tugu Koperasi. Ketua Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia Iwan Setiawan mengatakan, Kawasan Bisnis Tugu Koperasi memiliki tiga komponen, yakni hotel, pusat perbelanjaan berbasis koperasi, dan Tugu Koperasi Indonesia.
Dalam dokumen perencanaan, luas lahan Kawasan Bisnis Tugu Koperasi sebesar 9.432 meter persegi. Adapun total luas bangunannya direncanakan mencapai sekitar 15.000 meter persegi.
Luas bangunan hotel pada kawasan bisnis tersebut akan mencapai sekitar 10.000 meter persegi dan terdiri dari delapan tingkat. Rencananya, hotel ini akan masuk kategori kelas bintang tiga atau empat dengan jumlah kamar mencapi 220 unit.
Gedung pusat perbelanjaan akan memiliki luas bangunan berkisar 5.000 meter persegi. Pusat perbelanjaan ini direncanakan menjual produk usaha dan jasa dari koperasi.
Selain karena nilai sejarahnya, Iwan menggarap rencana pembangunan ini karena lokasi Tugu Koperasi Indonesia tergolong strategis. Dengan hitungan waktu tempuh, lokasi ini dapat dicapai dalam 5 menit dari Stasiun Kereta Api Tasikmalaya dan 15 menit dari Bandar Udara Wiriadinata Tasikmalaya.
Iwan menargetkan, Kawasan Bisnis Tugu Koperasi dapat diluncurkan pada 2021, tepatnya pada peringatan Hari Koperasi Nasional ke-74. Pada Desember 2019, dia menargetkan, pembangunan memasuki tahap peletakan batu pertama.
Biaya pembangunan
Pembangunan Kawasan Bisnis Tugu Koperasi membutuhkan biaya sebesar Rp 200 miliar. "Angka ini bukan jumlah yang besar dan sistem pembiayaannya akan dijalankan melalui koperasi," kata Iwan.
Oleh sebab itu, Iwan membentuk koperasi sekunder bernama Perisai Karya Anak Bangsa untuk menghimpun dana pembangunan tersebut. Simpanan pokok koperasi ini sebesar Rp 10 juta dan simpanan wajib minimal sebesar Rp 25 juta.
Berdasarkan perhitungan, Iwan mengatakan, potensi tingkat pengembalian investasinya (ROI) dapat mencapai 14 persen. Titik impas investasi ini diperkirakan terjadi pada tahun ketujuh atau kedelapan setelah menyetorkan simpanan pertama.