Tengkorak Sapiens Tertua di Luar Afrika Ditemukan di Yunani
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Tengkorak manusia modern (Homo sapiens) yang hidup setidaknya 210.000 tahun yang lalu ditemukan di Yunani. Ini merupakan temuan Sapiens tertua di luar Afrika dan membuka hipotesa baru bahwa nenek moyang manusia telah mencoba keluar dari Afrika jauh lebih awal dari dari perkiraan sebelumnya.
Tengkorak itu ditemukan di sebuah gua di pantai selatan Yunani pada 1978. Analisis terbaru yang oleh tim peneliti yang dipimpin oleh ahli paleoantropologi Katerina Harvati dari Universitas Tubingen, Jerman menemukan bahwa tengkorak itu berasal dari Homo sapiens yang setidaknya telah berumur 210.000 tahun yang lalu, yang merupakan fosil manusia modern tertua yang ditemukan di luar Afrika. Di gua yang sama juga ditemukan fosil Homo neanderthal yang berumur 170.000 tahun lalu.
Hasil temuan baru dipublikasikan di jurnal Nature secara daring pada 10 Juli 2019. "Beberapa populasi Homo sapiens tersebar keluar Afrika jauh lebih awal, dan mencapai jauh ke Eropa, dari pada yang diperkirakan sebelumnya," kata Harvati, dalam siaran pers.
Beberapa populasi Homo sapiens tersebar keluar Afrika jauh lebih awal, dan mencapai jauh ke Eropa, dari pada yang diperkirakan sebelumnya.
Seperti ditulis Richard Leakey dalam bukunya, The Origin of Humankind (1994), berdasarkan sebaran jejak arkeologinya, Homo sapiens diperkirakan muncul pertama kali di Afrika. Ini didukung temuan fosil Homo sapiens tertua berumur 300.000 tahun di kawasan Awash, Etiopia.
Beberapa fosil H. sapiens lain yang cukup tua juga ditemukan di Gua Misliya, Israel yang berumur sekitar 177.000 dan 194.000 tahun yang lalu. Namun, sejauh ini belum ada yang setua dengan fosil yang ditemukan di Afrika, sehingga benua ini dianggap sebagai asal-usul manudia modern. Sedangkan di Eropa sejauh ini yang tertua berumur sekitar 40.000 tahun lalu.
Kajian genetik juga menguatkan temuan arkeologis ini. Bahkan, data-data genetik menunjukkan, pola penyebaran manusia modern dari Afrika ke berbagai penjuru dunia dan teorinya dikenal sebagai Out of Africa.
Menurut Harvati, ditemukannya fosil Neanderthal di tempat yang sama dengan usia lebih muda menunjukkan, manusia arkaik ini kemudian menggantikan H. sapiens pertama di Eropa itu. Baru kemudian, migrasi berikutnya H. sapiens tiba di Mediterania, Eropa dan pada akhirnya menggantikan Neandertal sekitar 40.000 tahun yang lalu.
Namun Harvati tidak menampik kemungkinan bahwa H. sapiens dan Neanderthal secara bersamaan mendiami Eropa tenggara lebih dari 200.000 tahun yang lalu dan -kadang kawin silang. Analisis DNA modern dan DNA kuno pada 2017 menyimpulkan, H. sapiens dan Neanderthal melakukan pembauran di Eropa di masa lalu.