Tahir Santuni Korban Kebakaran Pabrik Korek Api di Langkat
Pengusaha sekaligus pendiri Grup Mayapada dan Tahir Foundation, Dato’ Sri Tahir, menyerahkan bantuan kepada keluarga korban kebakaran pabrik perakitan korek api gas atau macis di Langkat, Sumatera Utara. Tahir memberikan Rp 25 juta per keluarga untuk mengurangi rasa duka ditinggalkan kerabat mereka yang jadi korban.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Pengusaha sekaligus pendiri Grup Mayapada dan Tahir Foundation, Dato’ Sri Tahir, menyerahkan bantuan kepada keluarga korban kebakaran pabrik perakitan korek api gas atau macis di Langkat, Sumatera Utara. Tahir memberikan Rp 25 juta per keluarga untuk mengurangi rasa duka ditinggalkan kerabat mereka yang jadi korban.
Bantuan diserahkan di Kantor Redaksi Harian Kompas Biro Sumatera di Medan, Rabu (10/7/2019). Tahir didampingi Wakil Pemimpin Umum Kompas Budiman Tanuredjo dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Langkat Irwan Syahri. Bantuan dalam bentuk tabungan langsung diterima 22 ahli waris dari 30 korban meninggal.
”Saya kira saya tidak terbayang bahwa ada orang terkunci dan tidak bisa keluar dalam kebakaran itu. Ini meninggalkan kesedihan bagi keluarga. Saya juga orang yang sangat mencintai keluarga,” kata Tahir.
Kebakaran pabrik rumahan perakitan korek api gas berukuran 6 meter x 16 meter itu terjadi pada Jumat (21/6/2019). Api membesar sangat cepat dan membakar tumpukan korek api gas di dalam pabrik. Sebanyak 30 pekerja dan anak-anaknya tidak bisa menyelamatkan diri karena pintu depan pabrik terkunci. Pintu belakang pabrik terbuka, tetapi pekerja tidak bisa menyelamatkan diri melalui pintu itu karena api berkobar besar di bagian belakang.
Kepolisian Resor Binjai menemukan unsur kelalaian yang menyebabkan 30 orang tewas dalam kebakaran tersebut. Perusahaan membuka tiga cabang perakitan macis untuk menghindari upah minimum, jaminan sosial pekerja, pengurusan izin, dan pajak.
Polisi telah menangkap dan menetapkan tiga orang sebagai tersangka, yakni pemilik sekaligus Direktur Utama PT Kiat Unggul berinisial IM, Manajer Operasional BH, dan Manajer Personalia RW. Polisi menjerat ketiganya dengan pasal berlapis, yakni kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal, pelanggaran ketenagakerjaan, dan lingkungan hidup (Kompas, 24/6).
Tahir mengaku turut berbelasungkawa atas duka yang dialami anggota keluarga. Kesedihan yang mendalam dirasakan karena para korban merupakan tulang punggung ekonomi keluarga. Ada pula satu keluarga yang kehilangan ibu dan anak sekaligus. Tahir berpesan agar keluarga yang ditinggalkan lebih tangguh dalam menjalani hidup.
Sementara itu, Budiman mengatakan, ketika terjadi kebakaran yang menyebabkan orang meninggal, naluri kemanusiaan Dato’ Tahir bergerak dan kemudian membantu ahli waris. Kompas menjadi perantara dalam penyerahan bantuan itu. Ia berharap naluri kemanusiaan dalam menolong sesama menjadi sebuah gerakan solider. ”Ini adalah tanda bahwa Jakarta dan Sumatera Utara bersama dalam kemanusiaan,” katanya.
Irwan mengatakan, bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan duka keluarga korban kebakaran. Ia juga berharap agar kejadian tersebut menjadi pelajaran ke depan untuk lebih berhati-hati. Pemerintah daerah pun telah menutup dua pabrik perakitan macis lain yang berada di bawah naungan perusahaan yang sama.