Stok Menipis, Harga Cabai Merah Capai Rp 75.000 Per Kilogram
Harga cabai merah di Medan, Sumatera Utara, naik dalam sepekan terakhir dari Rp 50.000 menjadi Rp 75.000 per kilogram akibat menipisnya pasokan dari sentra penghasil cabai. Fluktuasi harga cabai terus berulang karena manajemen stok yang lemah.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS – Harga cabai merah di Medan, Sumatera Utara, naik dalam sepekan terakhir dari Rp 50.000 menjadi Rp 75.000 per kilogram akibat menipisnya pasokan dari sentra penghasil cabai. Para pedagang kesulitan mendapat stok cabai dari para petani karena hasil panen yang berkurang.
Kenaikan harga cabai merah antara lain terlihat di Pasar Raya Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC), Sumatera Utara, Selasa (9/7/2019). Harga cabai merah di pasar grosir tersebut berkisar Rp 70.000 hingga Rp 75.000 per kilogram.
James Barasa (40), pedagang grosir cabai merah Pasar Raya MMTC mengatakan, kenaikan harga cabai terjadi dalam satu pekan ini. Stok dari sentra penghasil cabai merah seperti Kabupaten Karo, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Simalungun berkurang. “Saya biasa mendapat dua ton cabai setiap hari. Kini hanya bisa dapat satu ton saja,” katanya.
Jemes mengatakan, di tengah menurunnya stok, para pedagang berebut cabai dari para tauke sehingga harga pun terus naik. Meskipun harga naik, kata James, permintaan dari masyarakat tetap tinggi.
Hal serupa juga dialami Henti Harefa (35), pedagang lainnya di Pasar Raya MMTC. Ia juga kesulitan mendapat stok cabai merah. Ia kini hanya bisa memperoleh 500 kilogram per hari. Padahal, biasanya ia bisa mendapat satu ton cabai setiap hari.
Menurut Henti, para pedagang sangat dirugikan dengan kenaikan harga cabai merah. Mereka harus menambah modal untuk pembelian cabai, tetapi keuntungannya tidak bertambah. Mereka juga harus menanggung biaya penyusutan berat cabai yang lebih besar.
Septriana Pohan (30), seorang pembeli, mengatakan, ia harus mengurangi pembelian cabai merah karena harganya yang naik. “Namun, sebagai konsumen saya sudah terbiasa dengan naik-turunnya harga cabai merah. Kalau sedang naik saya kurangi pembelian,” katanya.
Terus berulang
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pemprov Sumut Zonny Waldi mengatakan, fluktuasi harga cabai merah menjadi masalah yang terus berulang-ulang karena persoalan manajemen stok. Cabai merah pun sering sekali menjadi kontributor utama terhadap inflasi daerah.
“Saat pasokan dari petani berkurang, harga cabai merah bisa meroket bahkan hingga di atas Rp 100.000 per kilogram. Sebaliknya, harga bisa anjlok hingga Rp 10.000 saat panen raya. Ini membuat petani dan konsumen selalu dirugikan,” katanya.
Padahal, menurut Zonny, persediaan dan permintaan cabai merah di Sumatera Utara termasuk seimbang. Hanya perlu dilakukan manajemen stok yang lebih tepat.
Persediaan dan permintaan cabai merah di Sumatera Utara termasuk seimbang. Hanya perlu dilakukan manajemen stok yang lebih tepat. (Zonny Waldi)
Karena itu, kata Zonny, Pemprov Sumut mempersiapkan solusi jangka panjang dengan membangun gudang penyimpanan berpendingin di sentra-sentra penghasil cabai merah. “Pembangunan itu akan dimulai pada tahun 2020,” katanya.
Dengan adanya gudang penyimpanan berpendingin, kelebihan stok pada saat panen raya bisa disimpan. Persediaan itu akan didistribusikan saat stok cabai merah sedang menipis.