Ruangrupa Jadi Direktur Artistik Pameran Internasional Seni Rupa
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kolektif seni Ruangrupa bakal menjadi Direktur Artistik pameran seni rupa bertaraf internasional, Documenta, pada tahun 2022. Keterpilihan mereka sebagai yang pertama dari luar Eropa diharapkan membawa konsep berbeda dari perhelatan documenta sebelumnya.
Documenta merupakan salah satu pameran seni rupa kontemporer yang berbasis di Kassel, Jerman. Pameran ini dihelat setiap lima tahun sekali. Rata-rata, ada lebih dari 800.000 pengunjung yang menghadiri pameran sepanjang 100 hari tersebut.
Salah satu anggota Komite Seleksi sekaligus ko-kurator Documenta edisi 11 Ute Meta Bauer mengatakan, dipilihnya ruangrupa sebagai direktur artistik telah melalui proses diskusi panjang. Mereka akan menjadi direktur artistik Documenta pertama dari Asia bahkan luar Eropa.
“Setelah diskusi panjang, akhirnya kami setuju. Kami menyadari dunia ini begitu besar. Harus ada akses yang lebih luas untuk bahasa lain,” ujarnnya pada Acara Conversation avout documenta di Goethe-Institut Jakarta, Senin (8/7/2019).
Ute berharap, Ruangrupa akan menyajikan sesuatu yang berbeda pada Documenta 15 mendatang. Sebab, dalam setiap perhelatannya, Documenta selalu menggambarkan reaksi para seniman tentang apa yang terjadi di dunia pada masanya. “Documenta tidak memberikan batasan apa pun terhadap seninya,” katanya.
Direktur Umum Documenta Sabine Schormann menambahkan, saat ini Documenta tengah mengembangkan kantung-kantung harapan pada banyak tempat di dunia. Terpilihnya ruangrupa menunjukkan bahwa komunitas bisa membuka diri kepada dunia.
“ Saya penasaran bagaimana pendekatan partisipatoris akan dibuat lebih spesifik dalam pengembangannya nanti,” katanya.
Saya penasaran bagaimana pendekatan partisipatoris akan dibuat lebih spesifik dalam pengembangannya nanti.
Documenta telah melewati proses perkembangan yang panjang sejak diadakan pertama kali pada 1955. Pameran tersebut diinisiasi pelukis, guru, dan desainer, Arnold Bode. Saat itu, hanya ada 670 karya dari 148 seniman yang dipamerkan. Pengunjung yang hadir pun tidak lebih dari 130.000.
Sementara untuk edisi terakhir telah memamerkan setidaknya 1.500 karya dari 266 seniman. Jumlah pengunjung yang hadir tercatat sebanyak 1.230.500 orang dari berbagai negara. Sabine mengatakan, tak sedikit dari kalangan anak muda yang meramaikan documenta edisi 14.
“Tak sedikit pengunjung berusia 18 – 20 tahun yang datang. Dalam pembukaannya saja ada sekitar 3.000 wartawan yang meliput,” ungkapnya.
Mengedepankan metode
Pendiri Ruangrupa Ade Darmawan mengungkapkan, pada Documenta nanti Ruangrupa tidak akan membuat sebuah tema melainkan struktur dan metode. Saat ini, mereka sibuk meneliti tentang sejumlah hal seperti model ekonomi baru atau pendidikan informal.
“Saya teringat ada seorang juri yang memotong di tengah wawancara dan bertanya, jadi tidak ada pameran? Kami jelaskan, pameran itu seperti suatu model untuk kami konstruksi,” ujarnya.
Reza Afisina, bagian dari ruangrupa menambahkan bahwa saat ini mereka tengah mempelajari tentang risalah-risalah sepanjang documenta. “Kami ingin mendekatkan metode-metode dalam sejarah dokumenta dengan apa yang telah 19 tahun kita kerjakan di Indonesia,” ujarnya.