Kehadiran program studi atau prodi baru dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) didasarkan pada kebutuhan dunia kerja. Pemerintah akan mengevaluasi semua prodi yang ada dalam daftar SBMPTN 2019.
Oleh
Insan Alfajri
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran program studi atau prodi baru dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri atau SBMPTN didasarkan pada kebutuhan dunia kerja. Pemerintah akan mengevaluasi semua prodi yang ada dalam daftar SBMPTN 2019.
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Ravik Karsidi, dalam konferensi pers pengumuman hasil SBMPTN 2019, di Jakarta, Selasa (9/7/2019), menyatakan, jumlah prodi di seleksi kali ini sebanyak 3.186. Dari jumlah itu, 226 merupakan prodi baru. Adapun perguruan tinggi yang membuka prodi baru pada SBMPTN kali ini antara lain strata 1 (S-1) Pengelolaan Hutan di Universitas Sebelas Maret, S-1 Bioteknologi di Universitas Negeri Malang, serta S-1 Aktuaria di Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Rektor ITB yang juga Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Indonesia Kadarsah Suryadi menyebutkan, Aktuaria merupakan satu-satunya prodi baru di ITB. Dia menilai, Aktuaria sangat dibutuhkan di dunia kerja. ”Permintaan terhadap Aktuaria itu sangat tinggi. Oleh sebab itu, ITB juga membuka prodi itu,” katanya.
Suryadi menuturkan, pembukaan prodi itu merupakan usaha untuk mewujudkan link and match (keterkaitan dan kesepadanan) antara dunia pendidikan dan dunia industri.
Menurut dia, prodi S-1 bersifat dinamis. Di satu sisi, lulusan S-1 boleh menjadi pengembang ilmu dengan melanjutkan studi. Namun, mereka juga dimungkinkan terjun langsung ke lapangan kerja untuk mengaplikasikan ilmunya.
Dia menilai, S-1 yang terjun ke lapangan kerja tidak tumpang tindih dengan lulusan vokasi atau terapan. Sebab, lanjutnya, lulusan vokasi berbekal pengetahuan praksis. Sementara S-1 mempunyai kompetensi analisis dan rancangan.
”Kalau perusahaan hanya diisi dengan karyawan berpengetahuan praksis, kasihan perusahaannya jadi tidak berkembang,” ucapnya.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyatakan akan mengevaluasi prodi yang terdaftar dalam SBMPTN kali ini. Akan disigi jumlah peminat prodi tersebut. Jangan sampai ada prodi yang tidak ada peminatnya sama sekali. Evaluasi akan dilakukan setelah proses SBMPTN selesai dilaksanakan.
Mengutip data Kemenristekdikti, pendaftar SBMPTN berjumlah 714.652 orang. Mereka yang lulus seleksi berjumlah 168.742 orang, yang tersebar di 85 perguruan tinggi negeri (PTN).
Dalam 10 daftar prodi yang paling diminati di bidang sosial humaniora, S-1 Hukum di Universitas Diponegoro menempati urutan tertinggi dengan jumlah peminat 3.702 orang. Sementara di bidang sains teknologi, S-1 Pendidikan Dokter Universitas Udayana menjadi pemuncak dengan peminat 2.301 orang.