Bisnis layanan telekomunikasi berbasis satelit diperkirakan masih tumbuh 10 persen sampai dengan akhir tahun ini. Perkembangan bisnis ini didorong pemanfaatan satelit untuk kegiatan publik dan layanan seluler di berbagai daerah.
"Secara global, bisnis layanan telekomunikasi berbasis satelit hanya akan tumbuh satu angka atau kira-kira 3 persen pada tahun ini. Sementara, di Indonesia, satelit akan terus menjadi pelengkap sekaligus infrastruktur cadangan karena kondisi geografis berupa kepulauan. Maka, pertumbuhan bisnisnya masih dapat dua angka atau sekitar 10 persen pada 2019," ujar Ketua Umum Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Hendra Gunawan, Senin (8/7/2019), di Jakarta.
Menurut Hendra, pemerintah berperan penting terhadap bisnis layanan telekomunikasi berbasis satelit. Ia menggambarkan, sambil menunggu konstruksi selesai hingga satelit multifungsi "Satria" beroperasi pada 2023, pemerintah memutuskan untuk menyewa akses internet dari lima operator satelit telekomunikasi swasta. Tujuannya, mempermudah distribusi layanan publik di daerah pelosok.
Hendra menambahkan, operator telekomunikasi seluler tetap membutuhkan satelit agar bisa menjangkau pelanggan, terutama di daerah yang susah terjangkau jaringan terestrial.
Berdasarkan data ASSI, pada 2018, penggunaan kapasitas satelit di Indonesia berjumlah 189 transponder, yang dikonversi menjadi sekitar 20 Gbps. Dari kapasitas itu, 99 persen di antaranya memakai satelit konvensional yang 77 persen di antaranya dipasok operator satelit nasional.
ASSI memproyeksikan, pada 2019, penggunaan kapasitas diproyeksikan menjadi sekitar 40 Gbps yang didominasi kebutuhan pemerataan infrastruktur dan layanan telekomunikasi ke seluruh wilayah Indonesia.
Pada akhir pekan lalu, Konsorsium Pasifik Satelit Nusantara (PSN), pemenang tender satelit multifungsi "Satria", telah menunjuk Hughes Network System sebagai penyedia sistem darat untuk pengoperasian "Satria". Hughes Network System akan menggunakan teknologi miliknya, yakni Jupiter.
Senior Vice President & General Manager International Division Hughes Network System, Ramesh Ramaswamy, mengatakan, teknologi Jupiter dapat mempercepat pendistribusian layanan telekomunikasi satelit multifungsi "Satria". Dengan demikian, kesenjangan akses telekomunikasi bisa lebih cepat teratasi. (MED)