Turnamen pramusim sering jadi ajang pemain muda unjuk kemampuan. Tak terkecuali Copa America 2019 yang memasuki babak akhir, mempertemukan Brasil dan Peru di final. Dua nama pemain muda mencuat dalam turnamen ini, Everton Soares dari Brasil dan Lautaro Martinez dari Argentina.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
Turnamen pramusim sering kali menjadi ajang pemain muda unjuk kemampuan. Tak terkecuali Copa America 2019 yang memasuki babak akhir, mempertemukan Brasil dan Peru di final. Ada dua nama pemain muda yang mencuat dalam turnamen ini, yakni Everton Soares dari Brasil dan Lautaro Martinez dari Argentina.
Nama Everton mulai menjadi buah bibir setelah mencetak dua gol ke gawang Peru pada babak penyisihan Copa America 2019. Ia mengisi posisi Neymar di sayap kiri yang cedera sebelum turnamen berlangsung.
Dalam pertandingan tersebut, Everton dinobatkan sebagai pemain terbaik dan mulai dikaitkan dengan beberapa klub top Eropa. Penampilan pemain Gremio di Liga Brasil itu menarik perhatian juara Liga Premier Inggris, Manchester City. Untuk mendapatkannya, klub yang ditangani Pep Guardiola itu bersaing dengan Manchester United, Borussia Dortmund, AC Milan, Bayern Muenchen, dan Paris Saint-Germain.
Everton mengakui, Copa America 2019 telah mengubah jalan hidupnya secara drastis. ”Kehidupan profesional dan pribadi saya telah berubah. Saya dikenal di seluruh dunia,” kata pemain berjuluk ”Cebolinha” atau Si Bawang Kecil tersebut.
Pemain 23 tahun tersebut pun mendengar ketertarikan dari beberapa tim papan atas Eropa yang ingin merekrutnya. Bahkan, ia telah menegaskan tidak akan mengubah gaya permainannya ketika hengkang ke Eropa. Menurut Everton, sepak bola Eropa memiliki gaya bermain yang taktis, sedangkan pemain Brasil suka menggiring bola dan satu lawan satu.
Meskipun menjadi bintang saat melawan Peru pada babak penyisihan, Everton tidak ingin menganggap enteng lawannya. Ia menilai, laga final nanti jauh berbeda. Ia berharap dimainkan pada laga final nanti dan siap untuk menunjukkan kemampuannya.
Everton merupakan seorang pemuda asal Maracanau, Brasil. Ia mendapatkan tawaran dari Gremio pada 2012. Namun, pada awalnya Everton tidak ingin meninggalkan kota kelahirannya menuju Porto Alegre yang jaraknya sekitar 3.800 kilometer. Alasannya, Everton tidak ingin meninggalkan pacarnya.
Everton pun menceritakan kegalauannya kepada pelatih klub masa kecilnya, Fortaleza U17, Jorge Veras. ”Kekhawatiran saya dan ayahnya adalah dia tidak ingin pergi ke Gremio karena seorang pacar,” ujar Veras.
Veras pun membujuk Everton untuk menerima tawaran Gremio karena kesempatan itu tidak akan datang dua kali. Ia bergurau untuk memberikan semangat kepada Everton. Ia mengatakan kepada Everton, gadis itu bisa menunggunya, tetapi Gremio tidak akan melakukannya. Apabila tidak mengambil kesempatan tersebut, Everton tetap akan menjadi orang miskin.
”Jika gadis ini tidak ingin menunggu kamu, kamu akan menemukan seorang gadis Italia atau Jerman. Dia mengerti dan pergi (ke Gremio),” ujar Veras.
Lima tahun setelah percakapan tersebut, Everton menjadi bintang baru di Brasil. Ia menjuarai Copa Libertadores dengan Gremio pada 2017.
Everton dikenal sebagai pemain yang sangat cepat. Dalam beberapa tahun terakhir, ia sering dibandingkan dengan Pele, Zico, Cafu, dan Kaka. Varas menuturkan, Everton adalah seorang pemain yang tidak kenal takut, pendiam, pekerja keras, dan melakukan apa yang diinginkan tim.
Lautaro Martinez
Selain Everton, salah satu bintang muda lainnya yang mencuat di Copa America 2019 adalah penyerang Argentina, Lautaro Martinez. Ia menjadi oase di tengah keringnya barisan penyerang Argentina yang diisi bintang dunia seperti Lionel Messi dan Sergio Aguero.
Dua penyerang tersebut baru mengemas satu gol, sedangkan Martinez telah mencetak dua gol. Martinez dapat menunjukkan kemampuannya sekali lagi pada perebutan peringkat ketiga Copa America 2019 melawan Chile di Sao Paolo, Minggu (7/7/2019).
Kehadiran Martinez membuat rekannya di Inter Milan, Mauro Icardi, tersisih dari tim nasional dan klub. Pemain 21 tahun tersebut telah mencetak lima gol dalam sembilan pertandingan untuk Argentina sejak Piala Dunia 2018 di Rusia. Sementara di Inter Milan, ia telah mengemas sembilan gol dalam 35 pertandingan di musim perdananya.
Penampilan gemilang Martinez membuat beberapa klub top Eropa ingin merekrutnya. Media Italia, Corriere dello Sport, memberitakan, Barcelona tertarik untuk merekrut Martinez. Bahkan, Messi dikabarkan meminta Martinez bergabung bersamanya di Barcelona.
Jika kabar tersebut menjadi kenyataan, Barcelona dapat membeli Martinez dengan membayar klausul rilis sebesar 111 juta euro atau sekitar Rp 1,7 triliun. Adapun Inter Milan mendatangkan Martinez dari klub Argentina, Racing Club, sebesar 22 juta euro.
Menanggapi ketertarikan Barcelona pada Martinez, Wakil Presiden Inter Milan Javier Zanetti mengungkapkan, klub asal Catalunya tersebut belum pernah menghubungi pihak manajemen ”I Nerazzurri”. (AFP/AP)