Sejumlah pasien sempat ditolak oleh rumah sakit dan harus mengulang jadwal perawatan karena masa berlaku surat rujukan sudah lebih dari tiga bulan. Pasien harus kembali mengulangi mekanisme rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia melayangkan surat somasi kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan terkait penerapan sistem rujukan berjenjang yang harus dilakukan setiap tiga bulan sekali. Aturan ini dinilai merugikan, bahkan dapat mengancam jiwa pasien.
Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Tony Samosir saat dihubungi di Jakarta, Jumat (5/7/2019), mengatakan, somasi tersebut telah dikirimkan melalui lembaga bantuan hukum pada Selasa (2/7/2019). Surat ini ditujukan langsung kepada Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Melalui surat itu, kami minta BPJS Kesehatan menghapus kebijakan terkait sistem rujukan berjenjang per tiga bulan sekali. Kebijakan ini sangat merugikan pasien seperti pasien hemodialisa (cuci darah) dam transplantasi ginjal,” katanya.
Ia mengatakan, sejumlah pasien sempat ditolak oleh rumah sakit dan harus mengulang jadwal perawatan karena masa berlaku surat rujukan sudah lebih dari tiga bulan. Pasien harus kembali mengulangi mekanisme rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama.
“Pasien tersebut akhirnya harus mundur berobat. Padahal, jika cuci darah terlambat dilakukan bisa berbahaya bagi pasien,” ujarnya.
Audiensi
Dihubungi terpisah, Kepala Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan Iqbal Anas Ma’ruf menyebutkan, pihaknya telah mengupayakan berbagai perbaikan layanan. Perbaikan ini termasuk untuk memudahkan kasus khusus seperti hemodialisa agar bisa lebih mudah dilayani.
“Kami paham kondisi pasien berbeda-beda sehingga tidak bisa digeneralisir. Untuk itu, kami akan terus siapkan dan perbaiki,” katanya.
Terkait somasi yang dilayangkan KPCDI kepada BPJS Kesehatan, Iqbal mengungkapkan audiensi telah dijadwalkan. Diharapkan melalui pertemuan ini semua pihak bisa saling memahami kondisi yang terjadi. “(Audiensi) mungkin minggu depan,” ucapnya.