Aliran Modal Masuk Tingkatkan Cadangan Devisa Juni 2019
Cadangan devisa Indonesia pada Juni 2013 meningkat sebesar 3,5 miliar dollar Amerika Serikat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan ini ditopang penarikan utang luar negeri serta penerimaan devisa dari sektor gas dan minyak bumi.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Cadangan devisa Indonesia pada Juni 2013 meningkat sebesar 3,5 miliar dollar Amerika Serikat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan ini ditopang penarikan utang luar negeri serta penerimaan devisa dari sektor gas dan minyak bumi.
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis Bank Indonesia (BI), Jumat (5/7/2019), cadangan devisa pada Juni 2019 sebesar 123,8 miliar dollar AS. Adapun posisi cadangan devisa pada Mei 2019 sebesar 120,35 miliar dollar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa itu juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
”Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan,” kata Onny.
Onny menambahkan, peningkatan cadangan devisa pada Juni 2019 dipengaruhi penarikan utang luar negeri pemerintah. Selain itu, peningkatan cadangan devisa tersebut banyak ditopang penerimaan devisa valuta asing (valas) yang bersumber dari sektor minyak dan gas bumi.
Obligasi global
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, menilai, kenaikan cadangan devisa juga ditunjang penerbitan obligasi global oleh pemerintah dalam denominasi dollar AS dan euro. ”Pemerintah menerbitkan obligasi global masing-masing senilai 750 juta dollar AS dan 750 juta euro,” ujarnya.
Kenaikan cadangan devisa juga ditunjang penerbitan obligasi global oleh pemerintah dalam denominasi dollar AS dan euro. Pemerintah menerbitkan obligasi global masing-masing senilai 750 juta dollar AS dan 750 juta euro.
Josua memproyeksi aliran modal asing pada instrumen obligasi sepanjang sisa 2019 akan semakin positif. Hal itu mengingat adanya peningkatan peringkat kualitas utang Indonesia oleh lembaga rating global Standard and Poor’s (S&P), dari BBB- menjadi BBB.
”Peningkatan peringkat ini meningkatkan daya tarik surat utang Indonesia di mata investor global,” katanya.
Sampai dengan akhir 2019, Josua memperkirakan cadangan devisa masih bisa tumbuh sekitar 125 miliar dollar AS-127 miliar dollar AS. Angka itu naik 4,1 persen-5,2 persen dari cadangan devisa akhir tahun lalu sebesar 120,7 miliar dollar AS.