BEKASI, KOMPAS — Meskipun mengalami kelelahan dan beberapa pemain inti cedera, Persija Jakarta mampu meraih kemenangan perdana di Shopee Liga 1 saat mengalahkan PSS Sleman dengan skor 1-0 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (3/7/2019). Bagi PSS Sleman, kekalahan perdana ini menunjukkan masih lemahnya kepercayaan diri mereka.
Pertandingan ini sangat meriah karena menjadi laga kandang perdana bagi Persija Jakarta. Mereka tampil penuh semangat di hadapan 28.927 penonton. Pertandingan baru berjalan 4 menit, Persija Jakarta mampu membahayakan pertahanan PSS Sleman melalui tendangan pemain tengah Bruno Matos yang melintas di atas gawang.
Di sisi lain, PSS Sleman tampil kurang meyakinkan di awal babak pertama. Mereka hanya mengandalkan kecepatan dan kelincahan pemain tengah Rangga Muslim Perkasa di sektor sayap kanan serta kreativitas pemain tengah Brian Federico Ferreira. Pemain PSS Sleman sering terlihat salah komunikasi dan kurang siap mengantisipasi serangan lawan.
Kesalahan tersebut dimanfaatkan penyerang Persija Jakarta, Marko Simic, dengan baik. Ia mencetak gol setelah menerima umpan matang dari Matos dengan mengelabui dua bek PSS Sleman. Simic mengecoh kiper PSS Sleman, Ega Rizky Pramana, yang sudah bergerak ke sisi kiri dengan menempatkan bola di sisi tengah gawang.
Gol tersebut melecut semangat pemain Persija Jakarta untuk menambah gol. Namun, serangan mereka selalu kandas karena terlalu buru-buru dalam penyelesaian akhir. Alhasil, mereka gagal menambah gol hingga babak pertama usai.
Di babak kedua, PSS Sleman tampil lebih dominan dan mampu menghasilkan beberapa peluang. Akan tetapi, masalah penyelesaian akhir masih menyelimuti klub berjuluk ”Elang Jawa” tersebut. Mereka selalu terburu-buru untuk menendang ke arah gawang sehingga mudah diantisipasi kiper Persija Jakarta, Shahar Ginanjar.
Persija Jakarta yang mulai kelelahan terlihat sulit mengembangkan permainan di babak kedua. Mereka hanya mengandalkan kecepatan gelandang mungil Riko Simanjuntak. Simic yang memiliki fisik kuat terlihat sulit bergerak. Bahkan, ia gagal mencetak gol ketika tinggal berhadapan dengan kiper di akhir babak kedua.
Pelatih Kepala Persija Jakarta Julio Banuelos mengatakan, timnya kelelahan setelah bertanding melawan Borneo FC pada babak semifinal pertama Piala Indonesia, Sabtu (29/6/2019). ”Faktor kelelahan sangat berpengaruh secara krusial bagi tim kami,” ujar pelatih asal Spanyol tersebut.
Banuelos mengatakan, timnya bermain sekuat tenaga saat melawan Borneo FC sehingga pada pertandingan ini mereka terlihat kelelahan. Alhasil, beberapa pemainnya mengalami cedera.
Sebelum pertandingan, Ismed Sofyan mengalami cedera otot, tetapi tetap diturunkan pada pertengahan babak kedua. Ismed menyusul pemain Persija Jakarta lainnya yang mengalami cedera, antara lain Ramdani Lestaluhu, Rezaldi Hehanussa, Andritany Ardhiyasa, Steven Paulle, dan Ryuji Utomo.
Banuelos mengaku beruntung karena timnya memiliki kedalaman yang baik. Ia dapat menggunakan beberapa alternatif ketika tim utamanya dilanda badai cedera. Secara khusus, ia memuji penampilan Sahar yang mampu menggantikan posisi Andritany dengan baik sehingga memberikan rasa aman bagi barisan pertahanan Persija Jakarta.
Bruno Matos juga mengatakan senang karena timnya dapat mengalahkan PSS Sleman yang belum pernah mengalami kekalahan dalam kondisi yang sangat melelahkan. Ia memuji antusiasme pendukung Persija Jakarta, The Jak Mania, yang terus memberikan dukungan sepanjang laga.
”Senang rasanya bisa kembali bermain di hadapan pendukung sendiri yang memenuhi stadion. Saya sangat menikmati suasana di sepanjang pertandingan,” ujar Matos.
Seusai laga ini, Persija Jakarta harus bertandang ke Borneo FC untuk melakoni laga semifinal kedua Piala Indonesia pada Sabtu, 6 Juli. Selanjutnya, mereka akan menghadapi rival abadinya, Persib Bandung, pada Rabu, 10 Juli.
Masalah mental
Pelatih Kepala PSS Sleman Seto Nurdiyantoro mengatakan, persoalan mental masih menjadi masalah utama yang belum terselesaikan. ”Pada babak pertama di lima pertandingan, kami selalu tampil buruk sehingga mudah kebobolan. Mungkin masalah mental karena sebagian besar dari kami berasal dari Liga 2,” ujarnya.
Seto berharap, timnya dapat memecahkan persoalan tersebut dengan memperbaiki mental bermain dan berusaha untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Ia ingin timnya dapat bermain dengan penuh rasa percaya diri sejak awal hingga akhir pertandingan.
Seto juga menyoroti kelemahan dalam penyelesaian akhir. Sebelum pertandingan melawan Persija Jakarta, timnya sulit menciptakan peluang. Alhasil, tiga pertandingan sebelumnya selalu berakhir imbang.
Mereka pun memperbaiki kekurangan tersebut saat latihan. Pada pertandingan melawan Persija Jakarta, mereka mampu mengatasi kelemahan tersebut. Namun, para pemain PSS Sleman mengalami kesulitan dalam penyelesaian akhir sehingga gagal mencetak gol.