Persaingan ganda campuran Wimbledon 2019 akan diikuti pasangan dadakan: Andy Murray/Serena Williams. Pernah menjadi petenis nomor satu dunia dan juara Wimbledon menjadikan duet Murray/Serena sebagai ”Dream Team”.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
Wacana duet Andy Murray/Serena Williams muncul akhir pekan lalu ketika Murray belum juga mendapat pasangan untuk bermain di ganda campuran, sementara Serena menyatakan available.
Setelah pulih dari cedera pinggul, yang membuat penampilannya dalam kompetisi terganggu sejak pertengahan 2016, Murray bermain pada nomor ganda. Ini dilakukan sebagai proses adaptasi untuk kembali ke persaingan tunggal yang sangat ketat.
Proses itu dimulai pada turnamen ATP Queen’s Club, London, pertengahan Juni. Berpasangan dengan Feliciano Lopez (Spanyol), Murray menjadi juara.
Pekan lalu, Murray bermain bersama Marcelo Melo (Brasil) di Eastbourne, tetapi kalah pada babak pertama. Keduanya adalah turnamen lapangan rumput yang merupakan pemanasan menuju Wimbledon.
Saat mengikuti dua turnamen itu, Murray memastikan tampil pada ganda putra Wimbledon, berpasangan dengan Pierre-Hugues Herbert (Perancis). Herbert pernah menempati peringkat kedua dunia dalam ganda putra pada Juli 2016. Dia juga pernah menjuarai empat Grand Slam pada ganda putra bersama Nicolas Mahut, termasuk pada Wimbledon 2016.
Saat tampil di London, Murray mengemukakan keinginannya bermain di ganda campuran. Dia pun melakukan pendekatan pada beberapa petenis putri, di antaranya petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty, yang juga piawai bermain pada nomor ganda. Namun, ”lamaran” Murray ditolak.
Keinginan Murray mendapat respons dari petenis hingga mantan petenis putri, seperti Maria Sharapova, Coco Vandeweghe, Casey Dellacqua, dan Billie Jean King. Melalui media sosial, mereka menyatakan keinginan berpasangan dengan Murray hingga muncul wacana menjodohkan Murray dengan Serena.
”Apakah kalian menginginkan saya bermain bersama Andy?” kata Serena pada konferensi menjelang turnamen, akhir pekan lalu.
”Ya, kami menginginkanya,” jawab wartawan yang terus-menerus bertanya kepada Serena tentang rencana berpasangan dengan Murray.
”Oke, kalau kalian menginginkannya, akan saya lakukan,” ujar Serena.
Kepastian tentang duet itu akhirnya datang pada Selasa (2/7/2019) malam waktu London atau Rabu dini hari WIB. Manajemen kedua pemain mengumumkan kolaborasi itu.
Meski jarang bermain pada ganda campuran, keduanya memiliki reputasi sebagai juara Wimbledon. Murray adalah juara 2013 dan 2016. Gelar pada 2013 bahkan menjadikan Murray sebagai petenis Inggris Raya pertama yang menjuarai Wimbledon dalam 77 tahun. Adapun Serena tujuh kali juara pada 2002, 2003, 2009, 2010, 2012, 2015, dan 2016.
Murray bermain ganda campuran di Wimbledon 2006 bersama petenis Belgia, Kirsten Flipkens, dan mencapai babak kedua. Bersama Laura Robson, dia juga mempersembahkan medali perak bagi Inggris Raya pada Olimpiade London 2012. Medali itu diraih di All England Club, tempat penyelenggaraan Wimbledon.
Adapun Serena adalah dua kali juara ganda campuran Grand Slam. Bersama Max Mirnyi, Serena menjuarai Wimbledon dan AS Terbuka 1998.
Murray menilai, Serena adalah atlet dengan segudang pengalaman juara, tak hanya di tunggal, tetapi juga pada nomor ganda.
Dia adalah partner yang solid bagi saya.
Sementara itu, Serena menghormati Murray sebagai salah satu atlet putra paling berdedikasi. ”Etika kerjanya berada di atas yang lain. Itulah alasan saya selalu menghormatinya,” kata Serena.
Serena, yang melaju ke babak kedua tunggal putri setelah mengalahkan Giulia Gatto-Monticone (Italia), 6-2, 7-5, juga menghormati Murray karena selalu mengedepankan kesamaan jender.
Murray mendukung persamaan jumlah hadiah turnamen untuk petenis putra dan putri. Dia juga pernah dilatih mantan petenis putri, Amelie Mauresmo, pada 2014-2016. ”Itu karena dia memiliki perempuan-perempuan kuat dalam hidupnya,” kata Serena.
Kolaborasi Murray dan Serena menjadikan mereka sebagai salah satu favorit juara. Namun, tantangan besar juga akan mereka hadapi.
Serena memiliki misi meraih gelar tunggal putri Grand Slam untuk ke-24 kalinya guna menyamai rekor Margaret Court. Menjelang Wimbledon, dia dihadapkan pada cedera lutut. Adapun Murray, meski mengatakan tak lagi merasakan sakit pada pinggulnya, tetap harus mewaspadai kondisi fisiknya. (AFP/REUTERS)