Upaya pencarian helikopter MI-17 yang hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua, belum juga membuahkan hasil hingga Rabu (3/7/2019). Sampai hari keenam, proses pencarian darat dan udara terkendala cuaca buruk.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Upaya pencarian helikopter MI-17 yang hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua, belum juga membuahkan hasil hingga Rabu (3/7/2019). Sampai hari keenam, proses pencarian darat dan udara terkendala cuaca buruk.
Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letnan Kolonel Inf Dax Sianturi mengatakan, tim SAR gabungan sudah memulai upaya pencarian helikopter MI-17 pada Rabu ini sejak pukul 08.00 WIT. Lewat udara, helikopter Bell 412 milik TNI Angkatan Darat menyusuri sejumlah lokasi yang diduga menjadi rute perjalanan MI-17, yakni Okibab, Oksop, Okbab, hingga Kiwirok.
Sebelumnya, helikopter bernomor registrasi HA-5138 lepas landas dari Bandara Oksibil, Jumat, 28 Juni, pukul 11.44 WIT. Lima menit kemudian, helikopter dilaporkan hilang kontak di ketinggian 7.800 kaki. Seharusnya, helikopter yang mengangkut logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia dan Papua Niugini di Pegunungan Bintang itu dijadwalkan tiba di Sentani, Kabupaten Jayapura, pukul 13.11 WIT.
Penumpang helikopter terdiri dari tujuh awak dan lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi. Ketujuh awak itu adalah Kapten CPN Aris, Letnan CPN Ahwar, Kapten CPN Bambang, Sersan Kepala Suriatnae, Prajurit Satu Asharulf, Prajurit Kepala Dwi Pur, dan Sersan Dua Dita Ilham. Personel Yonif 725/Waroagi adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana.
Di darat, 100 personel tim SAR gabungan juga menyisir sejumlah kampung di Distrik Okbape, Pegunungan Bintang. Tim juga mengumpulkan keterangan dari warga setempat. Dua tim SAR lainnya yang berjumlah sekitar 50 personel juga menyusuri Airu dan Lereh di Kabupaten Jayapura.
”Bell 412 terbang selama 40 menit di wilayah udara Pegunungan Bintang untuk mencari heli MI-17. Setelah itu, upaya pencarian melalui udara dihentikan karena cuaca berawan,” kata Dax.
Ia menuturkan, kondisi cuaca di Pegunungan Bintang belum membaik hingga pukul 14.30 WIT. Cuaca berawan tebal disertai hujan. ”Upaya pencarian melalui udara dan darat terpaksa dihentikan pukul 15.00 WIT karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Rencananya, tim akan melanjutkan upaya pencarian pada Kamis (4/7/2019),” lanjutnya.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili memaparkan, dari hasil pantauan citra satelit, cuaca buruk berupa awan kumulonimbus menutupi wilayah Pegunungan Tengah Papua dari pagi hingga sore. Wilayah Pegunungan Tengah Papua meliputi Puncak Jaya, Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Puncak, Puncak Jaya, Mamberamo Tengah, dan Pegunungan Bintang.
”Diperkirakan awan tebal disertai hujan akan terjadi di wilayah Pegunungan Tengah Papua, seperti Pegunungan Bintang, dari akhir Juni hingga awal Juli mendatang,” papar Petrus.
Pegunungan Bintang yang terdiri atas 34 distrik berada di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kabupaten ini dikelilingi pegunungan yang memiliki tinggi hingga 4.000 mdpl dan cuaca ekstrem yang tak dapat diprediksi.
Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Jayapura Marsekal Pertama Tri Bowo Santoso mengatakan, pencarian helikopter MI-17 melalui udara mengutamakan faktor keamanannya. Sebab, kondisi cuaca di Pegunungan Bintang sangat ekstrem dan tidak mudah diprediksi.
”Apabila pesawat tak bisa mendekati lokasi karena faktor cuaca buruk, upaya pencarian dari udara harus dihentikan untuk sementara waktu,” ujarnya.