Barty datang ke Wimbledon sebagai petenis nomor satu dunia. Delapan tahun lalu, ia juga pernah menjadi nomor satu di Wimbledon saat berlaga di kelompok yunior. Kenangan itu memberinya motivasi tambahan.
LONDON, SELASA - Ashleigh Barty tak akan melupakan momen ketika dia pertama kali tiba di All England Club, London, Inggris, pada 2011 dan langsung menjadi juara tunggal putri Wimbledon di level yunior. Delapan tahun setelah itu, petenis Australia tersebut datang sebagai petenis nomor satu dunia dan salah satu favorit juara.
”Ada perasaan aneh datang ke sini sebagai petenis nomor satu, tetapi saya berusaha menikmati momen ini, setiap detik yang terjadi di lapangan,” ujar Barty (23) setelah mengalahkan petenis China, Zheng Saisai, 6-4, 6-2, pada babak pertama, Selasa (2/7/2019).
Langsung unggul 3-0 pada awal pertandingan, lalu mendapat perlawanan ketat Zheng, Barty bermain lebih baik pada set kedua. ”Babak pertama selalu sulit, saya membutuhkan sedikit waktu untuk penyesuaian diri,” katanya.
Meski baru memenangi satu babak, penampilan tersebut setidaknya memperlihatkan bahwa Barty tak terkendala dengan cedera lengan yang membuatnya batal bertanding di WTA Eastbourne, Inggris, pekan lalu. Dia pun masih membawa semangat setelah meraih gelar pertama di ajang Grand Slam, Perancis Terbuka, dan menjadi petenis nomor satu dunia.
Kedua status pretisius itu, ditambah gelar juara dari turnamen lapangan rumput WTA Birmingham, menjadikannya salah satu favorit juara Wimbledon di tengah terbukanya persaingan pada tunggal putri. Jika bisa mengulang apa yang dilakukannya pada level yunior, Barty akan menjadi tunggal putri pertama Australia yang menjuarai Wimbledon setelah mentornya, Evonne Goolagong Cawley, pada 1980.
Dia pun akan menjadi tunggal putri kedelapan yang menjuarai Perancis Terbuka dan Wimbledon secara beruntun pada era Terbuka. Petenis lain yang pernah melakukannya adalah Margaret Court (1970), Cawley (1971), Billie Jean King (1972), Chris Evert (1974), Martina Navratilova (1982), Steffi Graf (1988, 1993, 1995, 1996), Serena Williams (2002, 2015).
”Bagi saya, Wimbledon adalah Grand Slam tempat saya ingin tampil dengan sangat baik. Saya ingin menciptakan sejarah di sini,” ujar petenis yang menjadi finalis ganda putri 2013 bersama sesama petenis Australia, Casey Dellacqua.
Lahir dan tumbuh di Queensland, Australia, yang beriklim tropis, Barty tak bermain di lapangan rumput hingga berusia 12 tahun. Dia baru merasakannya ketika mengikuti kejuaraan nasional yunior.
Semula, Barty menilai lapangan rumput hanya lapangan biasa yang tak berbeda dengan lapangan keras tempatnya berlatih. Namun, lapangan rumput memberi tantangan lain dan Barty menyukainya hingga akhirnya menjuarai tunggal putri yunior Wimbledon 2011. Itu momen tak terlupakan.
Setahun setelah itu, Barty menjalani debut dalam persaingan lebih tinggi bersama petenis-petenis top dunia. Dia langsung tersingkir pada babak pertama.
Frustasi karena kesulitan bersaing di level tinggi, Barty menyingkir dari dunia tenis dan menjadi atlet kriket. Itu membuatnya absen dari Wimbledon selama empat musim sebelum kembali pada 2017. Hingga saat ini, hasil terbaiknya di turnamen klasik itu adalah babak ketiga pada 2018.
Menjelang Wimbledon 2019, Barty tak menanti lama untuk langsung bersiap. Setelah merayakan kemenangan Perancis Terbuka bersama timnya di Paris dan bermain golf selama beberapa hari di Inggris, Barty langsung berlatih di lapangan rumput.
Latihan keras itu mengantarkannya pada gelar juara di WTA Birmingham, salah satu turnamen pemanasan Wimbledon. Gelar itu juga mengantarkannya ke puncak peringkat dunia, menggeser Naomi Osaka (Jepang).
Spesial
Kemenangan dua set juga dialami juara bertahan, Angelique Kerber. Berhadapan dengan sesama petenis Jerman, Tatjana Maria, Kerber menang 6-4, 6-3. ”Kembali ke lapangan utama selalu spesial, ada kenangan yang sangat emosional jika mengingat tahun lalu. Namun, saya harus kembali ke nol, mulai dari awal,” tutur Kerber.
Dua tunggal putra, Roger Federer dan Rafael Nadal, memulai penampilan mereka pada Selasa tengah malam WIB. Federer bertemu petenis Afrika Selatan peringkat ke-86 dunia, Lloyd Harris, adapun Nadal melawan Yuichi Sugita (Jepang).
Jika menang, Nadal akan menghadapi lawan berat yaitu Nick Kyrgios, yang menang atas Jordan Thompson, 7-6 (7-4), 3-6, 7-6 (12-10), 0-6, 6-1. Petenis Australia ini memliki statistik pertemuan imbang, 3-3, dengan Nadal. Salah satu kemenangan didapat Kyrgios pada babak kedua ATP Acapulco, Meksiko, Februari. (REUTERS)