Pemesanan Kamar Melalui Airy Meningkat 10 Kali Lipat
Pertumbuhan ini menciptakan rekor tertinggi dibandingkan dengan periode Ramadhan dan libur Lebaran tahun-tahun sebelumnya sejak beroperasinya Airy pada 2015.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyedia solusi akomodasi berbasis teknologi, Airy, mencatatkan peningkatan pertumbuhan pemesanan penginapan secara nasional hingga 10 kali lipat sepanjang Ramadhan dan libur hari raya Idul Fitri 2019. Peningkatan yang termasuk rekor dalam bisnis perusahaan tersebut menjadi anomali di tengah rendahnya tingkat hunian atau okupansi kamar hotel berbintang selama Mei 2019.
Vice President Marketing Airy Ika Paramita mengatakan, para mitra properti Airy kategori flagship sukses meraih 70 persen hingga 100 persen okupansi. Dari segi lokasi, jumlah pemesanan tertinggi terhadap properti Airy meliputi beberapa wilayah, seperti Jabodetabek, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya.
”Pertumbuhan ini menciptakan rekor tertinggi dibandingkan dengan periode Ramadhan dan libur Lebaran tahun-tahun sebelumnya sejak beroperasinya Airy pada 2015. Ini juga menjadi realisasi komitmen kami dalam menghadirkan akomodasi harga terjangkau yang mengutamakan kemanfaatan bagi pengguna,” tutur Ika dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Sejauh ini, Airy bermitra dengan lebih dari 1.000 properti yang tersebar di sedikitnya 90 kota di Indonesia. Tidak hanya mengutamakan ekspansi kerja sama, Ika mengatakan, Airy juga terus memajukan layanan sebagai upaya mendekatkan diri kepada lebih banyak pengguna.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan penurunan tingkat hunian kamar berbintang pada Mei 2019. Okupansi kamar turun 10,37 poin hingga mencapai rata-rata 43,53 persen di semua provinsi di Indonesia. Pada April 2019, tingkat okupansi tercatat 50,90 persen.
Faktor tiket pesawat
Tingkat okupansi hotel berbintang pada Mei 2019, jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018, menurut BPS, juga turun sebesar 10,33 poin dari angka 53,86 persen.
”Penurunan agak curam ini perlu perhatian karena masa libur Ramadhan bersamaan tiket pesawat yang mahal,” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin.
Jika dibandingkan dengan April 2019, penurunan tingkat okupansi tertinggi terjadi di Yogyakarta, yaitu 28,06 poin. Disusul Sumatera Barat (21,65 poin) dan Kepulauan Bangka Belitung (16,77 poin). Adapun penurunan terendah tercatat di Provinsi Papua Barat (1,34 poin).
Sementara itu, waktu lama menginap turis asing dan lokal pada hotel klasifikasi bintang mencapai 1,93 hari selama Mei 2019. Waktu tersebut naik 0,09 poin jika dibandingkan dengan rata-rata waktu menginap pada Mei 2018 (1,84 hari).
Demikian pula jika dibandingkan dengan rata-rata waktu menginap April 2019, pada Mei 2019 ada kenaikan sebesar 0,10 poin.