JAKARTA, KOMPAS – Penampilan gemilang Rifanty Kahfiani membuka peluangnya untuk tampil pada SEA Games 2019 di Filipina. Bermain sebagai petenis non-unggulan tuan rumah Indonesia, Rifanty berhasil menumbangkan unggulan teratas Thailand, Nudnida Luangnam, dengan skor 6-2, 7-5, pada babak kedua turnamen tenis Pelti Indonesia W15 Jakarta.
Pada pertandingan di lapangan tenis Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019) itu, Indonesia juga meloloskan tunggal putri andalan, Aldila Sutjiadi dan Jessy Rompies, ke babak semifinal.
Rifanty adalah pemain terbaik hari ini
Tampil sebagai unggulan kedua, Aldila mengalahkan Mihika Yadav (India), 6-1, 6-2. Sementara Jessy bermain lebih baik dari Ines Ibbou (Aljazair), 6-2, 3-6, 7-5. Tunggal putri Indonesia lainnya, Fadona Titalyana Kusumawati, menyerah dari wakil Jepang Sakura Hondo, 5-7, 4-6.
Begitu memastikan lolos ke babak semifinal, Ketua Umum PP Pelti Rildo Ananda segera menghampiri dan merangkul Rifaty di pinggir lapangan. “Rifanty adalah pemain terbaik hari ini. Dari pukulan dan agresifnya di lapangan, dia menunjukkan performa maksimal,” kata Rildo.
Rildo menuturkan, ia sudah bicara langsung dengan pengurus PP Pelti agar segera mengevaluasi penampilan pemain selama turnamen berlangsung. “Dengan penampilan Rifanty yang sangat maksimal, tidak menutup kemungkinan dia dipanggil ke pelatnas. Tetapi, karena Rifanty sekolah di luar negeri, harus ditanya terlebih dahulu apakah berminat memperkuat tim Indonesia,” tuturnya.
Saat ini tim pelatnas putri Indonesia terdiri dari Aldila Sutjiadi, Beatrice Gumulya, Jessy Rompies, Fitriana Sabrina, Deria Nur Haliza, Fitriani Sabatini, Priska Madelyn Nugroho, dan Janice Tjen.
Bagi saya, yang terpenting adalah permainan saya harus selalu improve dari hari ke hari
Rildo menjelaskan, pelatnas tim “Merah Putih” disesuaikan dengan agenda individu masing-masing karena mereka banyak mengikuti turnamen di luar negeri. Namun, nantinya hanya petenis-petenis terbaik yang akan dikirim ke SEA Games 2019. "Rifanty termasuk yang kami pantau," katanya.
Rifanty menuturkan, kunci kemenangannya terletak pada permainan lepas dan tampil tanpa beban. “Saya tidak mau membebani diri sendiri harus tampil menang. Bagi saya, yang terpenting adalah permainan saya harus selalu improve dari hari ke hari,” tutur pemain berusia 21 tahun ini.
Rifanty membuka set pertama dengan bermain lebih unggul 4-1, kemudian menang 6-2. Sepanjang laga set pertama, Rifanty bermain lebih agresif dan secara maksimal memanfaatkan kecepatan kaki. Dia sengaja memancing lawan untuk berlari ke depan dengan memukul bola pelan agar jatuh di dekat net. Dengan strategi ini Luangnam terlihat kewalahan mengejar bola.
Di gim kedua, Rifanty sempat tertinggal 0–3. Selanjutnya, petenis yang kini tinggal di Amerika Serikat itu berusaha mengembalikan keadaan sehingga bisa berbalik unggul 7-5.
Dalam laga yang bergulir selama 64 menit itu, Rifanty sukses mengumpulkan poin lebih banyak dari servis pertama, yaitu 23 dari 43 pukulan, atau 53 persen. Sementara Luangnam mengambil 50 persen poin sari servis pertama, atau 19 dari 38. Petenis Thailand berusia 32 tahun itu melakukan lebih banyak kesalahan sendiri, yakni 4:0.
Rifanty mengatakan, dia memang sengaja melakukan banyak pukulan drop-shot untuk mengatasi pukulan-pukulan tajam lawan. “Saya sudah mengamati Luangnam. Pekan lalu dia bermain tembak-tembak terus. Kalau saya memakai strategi yang sama, tidak akan seperti ini hasilnya,” ujarnya.
Konsistensi mengikuti turnamen tenis dcukup menguntungkan untuk Rifanty. Sambil menjalani kuliah di University of Oregon, Amerika Serikat, Rifanty mengikuti turnamen tenis yang bergulir hampir setiap pekan. Selanjutnya, dia berharap dipanggil PP Pelti untuk memperkuat tim tenis di SEA Games 2019. “Mudah-mudahan saja bisa joint,” katanya.