BOGOR, KOMPAS – Langkah PSM Makassar di ajang Piala AFC 2019 terhenti meski mengalahkan Becamex Binh Duong, 2-1, pada laga kedua semifinal zona ASEAN di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (26/6/2019). PSM gagal melaju ke final karena kalah jumlah gol tandang. Meski tersingkir, tim ”Juku Eja” ini mempertontonkan militansi dan sportivitas tinggi.
PSM membutuhkan kemenangan dengan selisih dua gol untuk lolos ke final, karena pada laga pertama di Vietnam, pekan lalu, kalah 0-1. Misi tersebut tidak terlalu sulit mengingat PSM bermain sebagai tuan rumah dan sudah mempelajari kelemahan Becamex.
Namun, PSM tidak memanfaatkan keuntungan itu dengan baik. Padahal, para pemain Becamex masih beradaptasi pada 20 menit pertama. ”Pada 15 menit pertama pemain merasakan tekanan sangat tinggi. Kami baru bisa mengatasinya setelah menit ke-20,” ujar Pelatih Becamex Binh Duong Nguyen Thanh Son.
Di hadapan sekitar 1.800 pendukungnya, PSM justru terlambat panas dan kebobolan menit ke-45+3. Gol yang dicetak Wander Luiz Dias melalui sundulannya itu tercipta berkat umpan silang dari Ho Tan Tai.
Setelah bisa mengatasi tekanan, Becamex semakin meneror pertahanan PSM melalui sektor sayap. Mereka mendapat banyak ruang kosong dan Ho Tan Tai merupakan pemain yang kerap memberikan umpan-umpan berbahaya.
Sebaliknya, PSM kesulitan memasok bola untuk striker Eero Markkanen. Striker asal Finlandia yang sudah mencetak lima gol selama penyisihan grup itu juga menurun performanya. Ia sering kehilangan bola dan terlihat lamban. Tekanan berbalik dirasakan PSM saat jeda.
Perkuat serangan
Tertinggal satu gol, PSM praktis memerlukan tiga gol pada babak kedua untuk lolos. Pelatih PSM Makassar Darije Kalezic lalu memperkuat serangan secara bertahap. Dia menarik dua gelandang dan satu bek dan memasukkan tiga penyerang. Dimulai dari Zulham Malik Zamrun, disusul Guy Junior, dan terakhir Ferdinan Alfred Sinaga.
Agresivitas PSM semakin terlihat dan Becamex bersusah payah bertahan. Di bawah tekanan, Ho Tan Tai mencetak gol bunuh diri ketika hendak membuang bola. Gol kemenangan PSM pada laga itu pun tercipta dari tendangan keras bek Aaron Evans setelah mendapat umpan dari Zulham.
Namun, PSM tidak punya waktu untuk menambah satu gol lagi. Mereka tertunduk lesu ketika wasit meniup peluit panjang. Sebelum masuk ke kamar ganti, mereka lebih dulu berbaris didepan para pendukung dan bernyanyi bersama.
Kalezic dan sang kapten, Willem Jan Pluim, pun sudah bisa tersenyum ketika masuk ke ruang konferensi pers.”Saya bangga mereka tetap bisa mengikuti instruksi saya dan mencetak gol pada babak kedua. Saya bangga pada para pemain. Mereka sudah mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia,” ujar Kalezic.
Menurut Kalezic, para pemainnya layak mendapat pujian atas kerja kerasnya. Mereka mampu mengatasi tekanan yang begitu besar dan bangkit. “Kami menang, tetapi hasil ini tidak cukup untuk lolos. Ini sepak bola. Sebagai olahragawan, kami harus menerima hasil ini,” katanya sambil tersenyum.
Dengan hasil ini, PSM bernasib sama seperti Persija Jakarta yang tersingkir pada semifinal zona ASEAN musim lalu. Belum ada wakil Indonesia tampil di final zona ASEAN sejak format baru Piala AFC ditetapkan pada 2017.