Iklim investasi mesti diperbaiki untuk merebut investasi dan meningkatkan daya saing
Oleh
AFP/Reuters/BEN/KRN/FER/JUD
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Indonesia perlu menyelesaikan berbagai hambatan dan persoalan di dalam negeri agar mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam meraih potensi ekonomi. Di sisi lain, pemerintah mengidentifikasi produk-produk Indonesia yang berpotensi menembus pasar Amerika Serikat, menggantikan produk yang sebelumnya diimpor dari China.
Berbagai strategi ini untuk mengantisipasi perang dagang berkepanjangan antara Amerika Serikat dan China. Banyak pihak menanti titik terang dalam pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang menurut rencana akan dilangsungkan di sela-sela KTT G-20 di Osaka, Jepang, akhir pekan ini. Perang dagang AS-China menjadi salah satu risiko dalam perekonomian global karena menimbulkan ketidakpastian.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengungkapkan, iklim investasi mesti diperbaiki untuk merebut investasi dan meningkatkan daya saing. Ia berharap, dalam pertemuan Trump dan Jinping, ada prinsip-prinsip penyelesaian jangka panjang.
"Perang dagang AS dan China tidak hanya terkait perdagangan dan masalah tarif, namun juga terkait persaingan teknologi," kata Sofjan di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Wakil Presiden Komisaris PT Adaro Energy Tbk Teddy P Rachmat berpendapat, di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, Indonesia mesti bisa merebut limpahan investasi dan pasar ekspor.
”Jangan sampai kalah dari Vietnam,” kata Teddy.
Berdasarkan rilis Kemudahan Berbisnis 2019 yang diterbitkan Bank Dunia, Indonesia ada di peringkat 73 dari 190 negara. Adapun Vietnam di peringkat 69.
Identifikasi
Sementara itu, untuk memanfaatkan ruang ekspor yang ditinggalkan China, pemerintah mengidentifikasi produk Indonesia yang berpotensi menembus pasar AS.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, pihaknya tengah mempelajari selera konsumen AS agar dapat menggenjot ekspor dari pelaku usaha Indonesia.
"Meskipun pertumbuhan perekonomian dunia diprediksi melambat dan berimbas pada lesunya perdagangan global, kita mesti tetap mencari peluang," katanya.
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini 2,6 persen, sedangkan proyeksi Dana Moneter Internasional 3,3 persen.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda menambahkan, kajian dan identifikasi pasar di AS juga melibatkan atase perdagangan serta Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Chicago dan Los Angeles.
Kajian sementara menunjukkan, Indonesia berpotensi mengekspor produk tekstil karena mengimpor kapas dari AS. Produk kerajinan tangan, mebel, dan alas kaki juga berpotensi masuk ke pasar AS.
Menurut Direktur Perundingan Bilateral Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini, setelah hasil kajian diperoleh, pemerintah akan mendorong pelaku industri untuk meningkatkan ekspor ke AS. Oleh karena itu, daya saing juga mesti ditingkatkan.
Berdasarkan data di laman Kementerian Perdagangan, neraca perdagangan RI pada 2018 surplus 8,263 miliar dollar AS terhadap Amerika Serikat.
Tiga isu
Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman, selaku perwakilan representatif G-20 Indonesia, mengatakan, setidaknya tiga isu prioritas akan digulirkan Indonesia dalam KTT G-20 di Osaka. Tiga isu itu adalah respons atas perang dagang AS-China, ekonomi digital, dan pembangunan manusia berkelanjutan.
Dalam KTT G-20, Indonesia mendukung perdagangan internasional berdasarkan sistem multilateral. Hal itu berdasarkan keyakinan, perdagangan dan investasi menjadi sumber pertumbuhan penting bagi mayoritas negara di dunia.
“Dalam draf deklarasi pemimpin akan disebutkan, negara-negara anggota G-20 sepakat mengurangi ketidakpastian perdagangan global saat ini. Kesepakatan itu menjadi langkah penting,” kata Rizal saat dihubungi di Osaka.
Sementara itu, Amerika Serikat berharap memulai kembali perundingan perdagangan dengan China melalui pertemuan Presiden Trump dan Presiden Jinping di Osaka. Namun, peluang pembicaraan tentang tarif yang sudah diberlakukan AS terhadap China dalam pertemuan itu, sudah tertutup.
Para penasihat Trump mengatakan tidak ada kesepakatan perdagangan yang diharapkan pada pertemuan tersebut tetapi mereka berharap dapat menciptakan jalan untuk pembicaraan lebih lanjut.
Menjelang KTT G-20 di Osaka, surat kabar Asahi mengabarkan tentang rancangan dokumen KTT G-20 yang menunjukkan negara-negara G20 akan menyoroti promosi perdagangan bebas dan inovasi teknologi sebagai pendorong utama ekonomi global. Dokumen itu masih menunggu respons, khususnya dari negara-negara di Eropa, untuk melawan kecenderungan proteksionisme secara global. (AFP/REUTERS/BEN/KRN/JUD/FER)