Jepang Hargai Kepemimpinan dan Peran Indonesia di Indo-Pasifik
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
KEMLU RI
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Jepang Taro Kono di Osaka, Jepang, Kamis (27/6/2019).
OSAKA, KAMIS — Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono, Kamis (27/6/2019) di Osaka, Jepang, menyatakan bahwa Jepang menyambut baik Pandangan ASEAN di Wilayah Indo-Pasifik atau ”ASEAN Outlook on Indo-Pasifik”. Jepang juga menghargai kepemimpinan Indonesia di kawasan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, Kamis malam, mengatakan, Taro Kono menyampaikan hal itu ketika menerima Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan bilateral. Dalam kesempatan itu, Kono menyambut baik Pandangan ASEAN di Wilayah Indo-Pasifik".
Kono juga membahas mengenai perkembangan situasi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Kono menyampaikan apresiasi terhadap peran Asean Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre). ”AHA Centre telah melakukan tugas yang baik,” katanya.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi ke-34 Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Bangkok, Thailand, pekan lalu, Presiden Jokowi mendorong kesepakatan mengenai pandangan bersama ASEAN atas konsep Indo-Pasifik.
Konsep yang mewacanakan ASEAN sebagai pusat kekuatan Indo-Pasifik itu dianggap sebagai salah satu cara untuk menyikapi dinamika geopolitik global yang relatif dinamis, apalagi setelah muncul persaingan Amerika Serikat (AS)-China, termasuk melalui perang dagang. Perkembangan geopolitik yang sering kali berubah dengan cepat itu harus diantisipasi agar tidak membawa dampak buruk bagi negara-negara anggota ASEAN.
Melalui rilis resmi Istana Kepresidenan, Presiden Jokowi menegaskan, konsep Indo-Pasifik itu sangat penting untuk menjaga perdamaian, stabilitas, serta kemakmuran yang selama ini sudah relatif baik di kawasan Asia Tenggara. Karena itu, dalam KTT ASEAN, Presiden akan mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk menyepakati pandangan bersama tentang konsep Indo-Pasifik.
Presiden Jokowi berharap seluruh negara anggota ASEAN tetap solid, tidak terpecah, dalam menghadapi situasi politik global. Konsep itu kemudian diakomodasi dalam Pandangan ASEAN di Wilayah Indo-Pasifik. (Kompas, 22 Juni 2019).
Konsep Indo-Pasifik itu dari negara-negara ASEAN itu, antara lain, lahir dari pandangan visioner bahwa ada ancaman kompetisi keras di antara negara besar Asia-Pasifik dan Samudra Hindia, seperti Amerika Serikat, China, India, Australia, dan Jepang. Persaingan di antara mereka akan memengaruhi Asia Tenggara.
Ada empat wilayah kerja sama untuk merealisasikan elemen-elemen kunci Pandangan ASEAN di Wilayah Indo-Pasifik. Pertama meningkatkan kerja sama maritim, menghubungkan konektivitas, mendorong tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dan meningkatkan kemungkinan kerja sama ekonomi dan lainnya.
Pekerjaan rumah setelah Konsep Indo-Pasifik diterima adalah mengimplementasikan dalam ranah operasional sehingga konsep tidak berhenti di tingkat wacana. Ada prioritas untuk mengutamakan dialog daripada persaingan.
Masih terkait dengan isu kawasan, Retno dan Kono berkomitmen merampungkan perundingan Kerja Sama Ekonomi Regional Komprehensif (RCEP) akhir tahun ini. Mengenai hubungan bilateral, kedua menteri sepakat pertemuan 2+2 (menlu dan menteri pertahanan) akan diselenggarakan pada paruh kedua tahun 2019.
KEMLU RI
Mengenai hubungan bilateral, Menlu Retno dan mitranya, Menlu Kono, sepakat pertemuan 2+2 (Menlu dan Menhan) akan diselenggarakan pada paruh kedua tahun 2019.
Pada kesempatan tersebut, Retno dan Kono juga menyambut baik selesainya perundingan tinjauan umum Kerja Sama Kemitraan Ekonomi (IJEPA). Indonesia dan Jepang berkomitmen untuk menyelesaikan pembahasan protokol amendemen IJEPA sebelum akhir tahun ini.
Retno dan Kono juga berkesempatan membahas kemajuan ketenagakerjaan. Hal itu ditindaklanjuti dengan ditandatanginya nota kesepahaman (MOU) kerja sama penempatan tenaga kerja berketerampilan spesifik dan MOU kerja sama teknis untuk program pemagangan di Jepang.
”Dengan kesepakatan itu, tenaga kerja terampil Indonesia, termasuk tenaga kerja magang Indonesia di Jepang, kini memiliki kesempatan lebih besar untuk mengisi bidang pekerjaan di sektor formal, seperti kesehatan, pertanian, perikanan, dan otomotif,” kata Retno.