PT Ciputra Development Tbk akan fokus mengembangkan proyek di Jawa dan kota-kota besar di luar Jawa.
Direktur Ciputra Development Harun Hajadi seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Rabu (26/6/2019), menyebutkan, pengembangan proyek antara lain menyasar Medan, Makassar, dan Palembang.
”Permintaan pasarnya terus tumbuh,” kata Harun.
Direktur Utama Ciputra Development Candra Ciputra menambahkan, kebijakan pemerintah menurunkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) kelompok hunian mewah serta menaikkan batasan nilai hunian mewah yang dikenai PPh dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) memberi sinyal positif bagi pasar.
Pada triwulan I-2019, Ciputra Development membukukan prapenjualan senilai Rp 1,1 triliun atau 19 persen dari target tahun ini yang sebesar Rp 6 triliun.
Nilai prapenjualan itu turun 32 persen dibandingkan dengan triwulan I-2018.
Direktur Ciputra Development Tulus Santoso mengemukakan, target prapenjualan memperhitungkan waktu efektif penjualan tahun ini yang hanya setengah tahun.
”Waktu efektif penjualan setengah tahun karena memperhitungkan pelemahan di semester I-2019, yakni efek pemilihan presiden dan libur Lebaran,” katanya.
Adapun prapenjualan didominasi unit dengan harga di bawah Rp 2 miliar, yang sekitar 65 persen dari total. Adapun kontribusi unit dengan harga Rp 2 miliar-Rp 5 miliar terhadap prapenjualan sebesar 31 persen, sedangkan harga Rp 5 miliar sebanyak 5 persen.
Perseroan tetap optimistis mencapai target penjualan tahun ini, antara lain ditopang keragaman produk, luas cakupan geografis, merek yang kuat, tingginya permintaan pasar, dan rencana peluncuran beberapa proyek baru.
Beberapa proyek baru yang diluncurkan tahun ini didominasi segmen menengah, di antaranya apartemen di Ciracas (Jakarta) dengan harga jual Rp 320 juta hingga Rp 800 juta per unit serta hunian superblok di Gresik, Jawa Timur, dengan harga jual Rp 680 juta hingga Rp 1,6 miliar per unit. Selain itu, proyek perumahan di Puri (Jakarta Barat) dengan harga Rp 900 juta hingga Rp 2 miliar per unit, serta perumahan di Sentul dengan harga Rp 600 juta hingga Rp 1,6 miliar.
Tulus Santoso menambahkan, belanja modal pada triwulan I-2019 sebesar Rp 300 miliar. Alokasi belanja modal itu antara lain untuk pembangunan mal sebesar 28 persen, tanah untuk pengembangan 4 persen, kantor sewa 2 persen, hotel 2 persen, dan lainnya 21 persen.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu, Ciputra Development membagikan dividen Rp 185 miliar, atau Rp 10 per saham, dari total laba bersih tahun buku 2018 yang sebesar Rp 1,2 triliun.
Pada 2018, Ciputra Development mencatat total pendapatan Rp 7,7 triliun. Perolehan dari segmen pengembangan properti yang meliputi penjualan rumah hunian, ruko, tanah, apartemen. dan gedung perkantoran sebesar Rp 5,9 triliun. Sementara, pendapatan dari segmen pendapatan berulang yang meliputi pusat perbelanjaan, hotel, sewa kantor, dan rumah sakit mencapai Rp 1,8 triliun.
Sepanjang 2018, perseroan meluncurkan empat proyek residensial baru, yakni Vertu Apartment Ciputra World Surabaya, CitraLand Palembang, CitraLand Vittorio Surabaya, dan Newton 2 Apartment Ciputra World 2 Jakarta. (LKT)