JAKARTA, KOMPAS — Komite Paralimpiade Nasional atau NPC Indonesia memasang target tinggi dalam dua ajang multicabang yang akan mereka ikuti, yakni ASEAN Para Games 2020 di Filipina dan Paralimpiade Tokyo 2020. Kepercayaan diri tumbuh karena grafik prestasi atlet yang terus tumbuh, terutama di cabang bulu tangkis.
”Kami tidak ingin mendahului kehendak Tuhan. Tapi, secara realistis, kami bisa juara umum di ASEAN Para Games 2020 dan dapat minimal satu emas di Paralimpiade 2020,” kata Ketua NPC Indonesia Senny Marbun seusai penandatanganan kesepakatan (MOU) bantuan anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga ke NPC Indonesia di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Merujuk grafik Indonesia di ajang multicabang paralimpiade Asia, target NPC Indonesia menjadi juara umum di Asia Tenggara tidak berlebihan. Lima tahun terakhir, prestasi mereka cukup apik. Mereka mencapai peringkat kesembilan dengan 9 emas, 11 perak, dan 18 perunggu di Asian Para Games 2014 dan peringkat kelima (37 emas, 47 perak, 51 perunggu) di Asian Para Games 2018.
Khusus di ASEAN Para Games, NPC Indonesia berhasil menjadi juara umum (99 emas, 69 perak, 49 perunggu) pada 2014 dan juara umum (126 emas, 75 perak, 50 perunggu) pada 2017. Pada 2015, mereka duduk di peringkat kedua (81 emas, 74 perak, 63 perunggu). ”Kami yakin bisa mengulangi sukses di ASEAN Para Games 2017 pada ASEAN Para Games 2020 ini,” ujar Senny.
Untuk meraih emas di Paralimpiade, NPC Indonesia harus mempersiapkan diri lebih baik. Indonesia terakhir kali meraih emas di ajang tersebut pada Paralimpiade Arnhem 1980, yakni meraih dua emas.
Dua emas itu disumbangkan Yan Soebiyanto di individu putra E cabang lawn bowls dan RS Arlen di kelas 57 kg putra amputasi cabang angkat besi. Pada keikutsertaan terakhir di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016, mereka hanya meraih satu perunggu dari Ni Negah Widiasih di kelas 41 kg putri cabang angkat berat.
Namun, Senny mengatakan, kondisi saat ini sangat berbeda. Untuk pertama kali, cabang para bulu tangkis ada di Paralimpiade 2020. Indonesia memiliki banyak atlet bulu tangkis andal. Bahkan, pada Kejuaraan Dunia Para Bulu Tangkis 2019 di Irlandia pada 17-23 Juni, Indonesia menjadi juara umum dengan 5 emas dan 3 perunggu.
”Kalau atlet bisa menjaga performa dan kebugarannya, saya yakin kita bisa dapat minimal satu emas di Paralimpiade 2020,” kata Senny.
Selain menargetkan satu emas, NPC Indonesia berusaha meloloskan atlet sebanyak-banyaknya dari cabang angkat berat, atletik, akuatik, bulu tangkis, dan tenis meja ke Paralimpiade 2020. Pada Paralimpiade 2016, Indonesia hanya meloloskan 12 atlet.
Anggaran segera cair
Optimisme NPC Indonesia semakin bertambah karena mereka sudah dapat kepastian bantuan anggaran dari Kemenpora. Pada Senin kemarin, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Asisten Deputi Olahraga Prestasi Deputi IV Kemenpora Muhammad Gajah Nata Surya dan Senny sudah melakukan MOU bantuan anggaran dari Kemenpora ke NPC Indonesia senilai Rp 119 miliar. Anggaran itu ditargetkan cair pekan ini.
Kepala Bidang Perencanaan NPC Indonesia Islahuzaman menyampaikan, bantuan anggaran itu akan digunakan untuk membayar utang pelatnas, antara lain untuk membayar honor atlet, konsumsi, akomodasi, dan tiket. NPC Indonesia sudah mengumpulkan 300 atlet dari 16 cabang untuk menggelar pelatnas di Solo, Jawa Tengah, sejak Januari.
Selain latihan di dalam negeri, mereka pun sudah mengirim sejumlah atlet ikut kejuaraan ke luar negeri guna mengumpulkan poin ke Paralimpiade 2020. Nilai utangnya cukup besar, seperti biaya mengirim atlet ke luar negeri mencapai Rp 1,5 miliar.
”Dengan adanya bantuan anggaran ini, kami bisa segera membayar utang. Dengan ini, fokus pelatnas kami bisa kembali untuk meningkatkan prestasi atlet dalam persiapan ke ASEAN Para Games 2020 dan Paralimpiade 2020,” kata Islahuzaman.
Menpora beri apresiasi
Menpora Imam Nahrawi mengapresiasi NPC Indonesia yang tetap berkomitmen menyelenggarakan pelatnas meskipun anggaran dari Kemenpora sempat terlambat. ”Meskipun anggaran belum turun dari pemerintah, ternyata ini tidak mengurangi semangat NPC untuk melaksanakan pelatnas di Solo. Ini merupakan inisiatif yang luar biasa. Artinya, cabang tidak semata-mata menunggu bantuan dari pemerintah,” ujarnya.
”Saya apresiasi atas kerja keras dari NPC Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada PPK Asisten Deputi Olahraga Prestasi Deputi IV Muhammad Gajah Nata Surya yang secara administratif bersama Kuasa Pengguna Anggaran Washinton Galingging sudah melaksanakan MOU,” kata Imam Nahrawi.
Menurut Menpora, selama ini, NPC Indonesia selalu memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Bahkan, ketika prestasi atlet-atlet Indonesia di SEA Games 2017 Kuala Lumpur tidak begitu baik karena hanya menempati peringkat kelima kejuaraan, atlet-atlet Paralimpiade justru bisa merebut juara umum dengan 126 medali emas, 75 perak, dan 50 perunggu.
Di Asian Para Games 2018, atlet-atlet difabel Indonesia juga mengukir hasil manis dengan menempati peringkat kelima kejuaraan (37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu). ”Pemerintah betul-betul mengapresiasi dan akan terus memberikan perhatian seimbang, bahkan lebih, kepada atlet disabilitas Indonesia di bawah koordinasi NPC Indonesia,” kata Imam.