Efisienkan Biaya Operasional

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Ilustrasi _ Suasana terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (13/1/2019).

Perang tarif selama bertahun-tahun dinilai tidak mendukung perkembangan industri penerbangan Tanah Air. Namun, kenaikan harga dalam tempo singkat berdampak negatif.

JAKARTA, KOMPAS — Dampak lonjakan harga tiket pesawat berpengaruh negatif, terutama terhadap industri pariwisata. Jumlah penumpang domestik, tingkat hunian hotel berbintang, dan lama waktu tinggal pada triwulan I-2019 tercatat turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kepada Kompas di Jakarta, Senin (24/6/2019), menyatakan, perang tarif membuat industri penerbangan sulit berkembang. Situasi itu diperburuk oleh akumulasi ketidakefisienan selama bertahun-tahun. Akibatnya, sebagian maskapai kesulitan dan bangkrut.

Ketidakefisienan itu antara lain terkait pemilihan jenis pesawat, penentuan rute, ongkos sewa pesawat, dan harga bahan bakar. Solusi untuk mengatasi keresahan masyarakat terkait tingginya harga tiket pesawat adalah efisiensi. Menurut dia, pemerintah berupaya membantu untuk mencapai tujuan itu.

”Jadi, poinnya, harus seimbang antara harga tiket dan lanskap industri. Kalau murah, perawatan pesawat bisa kacau, maskapai bisa kolaps semua. Kenaikan (harga tiket) memang tidak bisa dihindarkan, tetapi jangan drastis, tiga bulan naik,” ujarnya.

Pemerintah menjaga keberlangsungan industri penerbangan nasional. Pemerintah juga mendorong industri penerbangan berkembang dalam iklim yang sehat. Jika ada maskapai baru yang akan masuk, baik asing maupun nasional, mesti melayani rute-rute secara proporsional atau tidak hanya mengincar rute padat saja.

Luhut mencontohkan maskapai AirAsia tentang bagaimana maskapai asing beroperasi di Indonesia. ”Saya sudah berbicara dengan Tony Fernandez, pendiri AirAsia Group, dia bersedia menerbangi tidak hanya rute-rute gemuk, tetapi juga rute kurus,” ujarnya.

Terkait itu, AirAsia meluncurkan lima rute domestik baru. Kelima rute pulang pergi domestik yang akan dilayani oleh AirAsia Indonesia adalah Jakarta-Lombok, Bali-Lombok, Yogyakarta Kulon Progo-Lombok, Bali-Labuan Bajo, dan Surabaya-Kertajati. Kelima rute baru tersebut akan mulai beroperasi 1 Agustus 2019.

PT Indonesia AirAsia berupaya meningkatkan efisiensi ongkos operasional agar kinerja keuangan membaik. Cara yang ditempuh, antara lain, dengan menambah tingkat utilitas pesawat terbang, inovasi teknologi digital, dan mengoptimalkan pemakaian bandara penghubung.

Merugi

Pada triwulan I-2019, PT Indonesia AirAsia (AirAsia) membukukan pendapatan Rp 1,33 triliun, sedangkan ongkos dan pengeluaran Rp 1,41 triliun. Perusahaan merugi (earning before interest and taxes/EBIT) Rp 79,39 miliar. Pada triwulan I-2018, pendapatan AirAsia Rp 843,83 miliar, sedangkan ongkos dan pengeluaran tercatat Rp 1,11 triliun sehingga kerugian sebesar Rp 273,14 miliar.

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO

Miniatur pesawat AirAsia di Kantor AirAsia RedQ, Sepang, Malaysia, Selasa (17/7/2018).

Meski masih merugi, Direktur Komersial PT Indonesia AirAsia Rifai Taberi optimistis. Kerugian berhasil ditekan pada triwulan I-2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. ”Triwulan I memang musim sepi permintaan penerbangan. Jangan dilihat nilainya (kerugian), tetapi bagaimana upaya kami menekan nilai kerugian,” ujarnya.

Direktur Utama AirAsia Dendy Kurniawan menambahkan, upaya efisiensi lainnya adalah perusahaan tetap menggunakan satu tipe pesawat terbang Airbus A320 untuk 24 unit pesawatnya. Dengan satu tipe, manajemen ongkos perawatan atau sumber daya manusia lebih mudah.

”Peningkatan nilai pendapatan atau ongkos dan pengeluaran triwulan I-2019 disebabkan oleh jumlah penumpang dan menambah jumlah pesawat,” kata Dendy.

Pada triwulan I-2019, perusahaan mengalami pencapaian penting, yaitu tingkat keterisian penumpang 87 persen. Setahun sebelumnya, tingkat keterisian penumpang 80 persen.

Menurut Dendy, sampai akhir tahun 2019, AirAsia fokus menambah tujuh rute domestik sehingga total menjadi 17 rute. Untuk rute internasional, AirAsia hanya menambah dua rute sehingga total jadi 26 rute.

(ARN/ERK/MED)