Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur, mengimbau para pendaki Gunung Semeru untuk melengkapi diri dengan perlengkapan yang cukup selama beraktivitas di alam bebas. Hal ini dilakukan karena suhu udara di puncak Semeru bisa di bawah nol derajat celcius.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur mengimbau para pendaki Gunung Semeru untuk melengkapi diri dengan perlengkapan yang cukup selama beraktivitas di alam bebas. Hal itu dilakukan karena suhu udara di puncak Semeru bisa di bawah nol derajat celsius.
Suhu udara di sekitar puncak Semeru (3.676 meter di atas permukaan laut/mdpl) bahkan bisa minus. ”Di Ranu Pani (2.100 mdpl) saja bisa mencapai titik nol,” kata Syarif Hidayat dari Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Senin (24/6/2019).
Menurut Syarif, sejauh ini belum ada laporan mengenai dampak cuaca dingin terhadap pengunjung, baik di Semeru maupun Bromo. Namun, pihaknya tetap mengimbau pendaki ataupun pengunjung obyek wisata agar melengkapi diri dengan pakaian hangat, makanan cukup, obat-obatan pribadi, hingga kondisi fisik yang prima.
Di Ranu Pani (2.100 mdpl) saja bisa mencapai titik nol.
Jika terjadi hal tidak diinginkan selama pendakian atau berwisata, pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengimbau pendaki atau pengunjung menghubungi pos terdekat guna penanganan lebih lanjut.
Suhu udara dingin, lanjut Syarif, tidak banyak berpengaruh terhadap kegiatan pendakian ke Semeru dan kunjungan ke Bromo. ”Kuota pendakian dari awal Juni sampai saat ini dominasi full booking. Jadi tidak banyak berpengaruh terhadap kuota pendaki,” ucapnya. Kuota pendakian 600 orang per hari.
Demikian halnya dengan Bromo. Pengunjung antusias, bahkan cenderung penasaran, untuk mencari foto bunga es yang menempel di dedaunan. Apalagi saat ini tengah libur sekolah. ”Mungkin momentum langka dan sayang kalau dilewatkan,” ucapnya.
Ditemui secara terpisah, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Anung Suprayitno menuturkan, suhu dingin yang terjadi saat ini sebenarnya fenomena biasa saat musim kemarau.
”Ada intrusi udara dingin dari Benua Australia. Itu sebenarnya hal yang lumrah, siklus tahunan. Kita di selatan Khatulistiwa saat masuk musim kemarau akan merasakan udara dingin. Kebetulan Malang awal Mei sudah masuk musim kemarau,” ujarnya.
Menurut Anung, berdasarkan pantauan di sekitar kantor BMKG Karangploso (600 mdpl), suhu udara mencapai 15 derajat celsius. Adapun suhu terdingin yang pernah terjadi mencapai 11 derajat celsius pada Agustus 1994. Sementara itu, saat musim hujan suhu minimum masih di atas 17-18 derajat celsius.
”Sekarang kita baru mengawali. Umumnya suhu dingin diperkirakan terjadi nanti bulan Agustus seiring puncak kemarau. Kemungkinan suhunya bisa mencapai 11-12 derajat, celsius,” katanya.
Suhu di Semeru, menurut Anung, lebih dingin dibandingkan dengan Malang. Selain lokasinya lebih tinggi, di alam bebas relatif minim bangunan yang bisa menjadi penghalang embusan angin.