Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang Laut Banda, Maluku, pada Senin (24/6/2019) terasa hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua. Jaringan komunikasi ke tiga pulau yang berada paling dekat dengan pusat gempa, yakni Teon, Nila, dan Serua, untuk sementara terputus.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
AMBON, KOMPAS — Gempa tektonik berkekuatan Magnitudo 7,4 yang mengguncang Laut Banda, Maluku, pada Senin (24/6/2019) terasa hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua. Jaringan komunikasi ke tiga pulau yang berada paling dekat dengan pusat gempa, yakni Teon, Nila, dan Serua, untuk sementara terputus.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Ambon Andi Azhar Rusdin mengatakan, koordinat gempa berada pada 6,44 derajat Lintang Selatan dan 129,17 derajat Bujur Timur. Kedalamannya sekitar 231 kilometer (km) di dalam laut. Gempa tidak berpotensi tsunami.
Koordinat titik gempa berjarak 231 km arah selatan Banda Naira di Kabupaten Maluku Tengah atau 135 km arah utara Pulau Babar di Kabupaten Maluku Barat Daya atau 278 km arah barat laut Saumlaki, ibu kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar. ”Guncangan itu terasa hingga NTT dan Papua. Di pulau terdekat kami belum mendapatkan laporan berapa kuat getarannya,” kata Andi.
Kami sudah menghubungi keluarga kami di tiga pulau itu menggunakan radio, tetapi hingga saat ini belum bisa tersambung. Biasanya, setiap hari kami bisa kontak mereka. Kami berdoa semoga tidak terjadi apa-apa di sana.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, getaran terasa di Saumlaki, Tual, dan Babar mencapai hingga III Modified Mercalli Intensity (MMI). Di Banda Naira dan Ambon, mencapai II MMI. Di Ambon, pegawai di Kantor Gubernur Maluku berlarian dari lantai atas gedung tersebut. Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa.
Andi mengatakan, Laut Banda merupakan wilayah di Maluku yang paling sering dilanda gempa dan pernah dihantam tsunami. Wilayah itu minim mendapatkan sosialisasi tentang bahaya gempa dan tsunami lantaran sulit dijangkau petugas. Selain rawan gempa dan tsunami, di sana terdapat banyak gunung api aktif.
Komunikasi terputus
Setelah gempa, komunikasi dengan warga di Pulau Teon, Nila, dan Serua, yang berada di dekat titik gempa itu tiba-tiba hilang. Selama ini, komunikasi dilakukan menggunakan radio single side band (SSB) yang dipancarkan dari Pulau Seram yang terpaut sekitar 250 mil laut. Jumlah radio SSB di Teon sebanyak satu buah, Nila dua buah, dan Serua satu buah.
”Kami sudah menghubungi keluarga kami di tiga pulau itu menggunakan radio, tetapi hingga kini belum bisa tersambung. Biasanya, setiap hari, kami bisa kontak mereka. Kami berdoa semoga tidak terjadi apa-apa di sana,” kata Dion Marantika (31), tokoh pemuda dari Paguyuban Teon Nila Serua yang dihubungi Kompas dari Ambon.
Gangguan komunikasi juga dialami saat Tina, warga Kota Ambon, yang mencoba menghubungi keluarganya di Pulau Damer, Kabupaten Maluku Barat Daya. ”Saya telepon masuk, tetapi tidak diangkat. Setelah itu, nomor tidak aktif lagi,” kata Tina.
Lokasi Pulau Damer berada tidak jauh dari Teon Nila dan Serua. Bedanya, di Damer sudah dilayani jaringan telekomunikasi.