Iran menyatakan tidak menerima peringatan tentang adanya serangan dari Amerika Serikat. Pernyataan tersebut untuk membantah pemberitaan media asing bahwa AS telah memperingatkan Iran melalui Oman.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
TEHERAN, SABTU — Iran menyatakan tidak menerima peringatan tentang adanya serangan dari Amerika Serikat. Pernyataan tersebut untuk membantah pemberitaan media asing bahwa AS telah memperingatkan Iran melalui Oman.
AS sebelumnya berencana untuk menyerang Iran pada Kamis (20/6/2019) malam waktu setempat. Namun, Presiden AS Donald Trump akhirnya membatalkan rencana serangan pada saat-saat terakhir.
”AS tidak mengirim pesan apa pun melalui Oman untuk Iran. Itu tidak benar,” kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Keyvan Khosravi, Jumat, 21 Juni.
Khosravi membantah pemberitaan sebuah media asing yang melaporkan, AS melalui Oman telah memperingatkan Iran atas rencana serangan kecuali Iran mau bernegosiasi. AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik. Oman biasanya berperan sebagai perantara kedua negara itu.
Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook menuduh Teheran menolak tawaran diplomatik untuk mengurangi ketegangan regional. Menurut dia, Iran perlu membalas diplomasi dengan diplomasi, bukan dengan kekuatan militer.
Sebelumnya, Trump mengatakan, AS bersiap untuk menyerang tiga lokasi berbeda. Namun, ia membatalkan rencana tersebut 10 menit sebelum eksekusi karena menganggap serangan balasan bukan respons yang tepat atas tindakan Iran.
”Saya tanya, berapa yang akan meninggal. Seorang jenderal menjawab 150 orang,” kata Trump melalui media sosial Twitter.
Trump dalam wawancara dengan NBC pada Jumat pagi mengatakan, dirinya belum memberikan persetujuan akhir untuk menyerang Iran. Namun, ia tetap memproyeksikan, rencana serangan AS tidak bisa dihindari.
Pada Kamis, Iran menembak jatuh pesawat nirawak AS, RQ-4 Global Hawk. Iran menyatakan pesawat tersebut melewati wilayah Iran dan telah memperingatkan dua kali sebelum menembaknya di Teluk Oman. Sementara AS menegaskan, pesawat itu berada di wilayah internasional.
Di tengah meningkatnya tensi AS-Iran, Trump merekomendasikan Mark Esper sebagai menteri pertahanan yang baru. Posisi tersebut merupakan salah satu jabatan vital di pemerintahan AS. Esper secara resmi menggantikan James Mattis yang mengundurkan diri pada 2018.
Warga khawatir
Warga Iran menunjukkan kekhawatiran atas konflik AS-Iran yang tampak terus meningkat dan berkepanjangan. Mereka juga mencemaskan dampak perekonomian Iran akibat sanksi AS tersebut.
”Bagi saya, situasi ini mengkhawatirkan karena kondisi perekonomian negara buruk dan kemungkinan perang itu menakutkan saya,” kata Amir, seorang pemilik toko.
Kondisi global, termasuk kawasan Timur Tengah, sepekan terakhir memengaruhi pergerakan pasar saham, harga minyak mentah, dan nilai tukar dollar AS. Harga emas sangat terpengaruh akibat perseteruan AS-Iran.
”Emas menjadi fokus terbesar minggu ini karena harga mencapai 1,4 dollar AS per ons untuk pertama kalinya selama enam tahun terakhir dalam semalam. Lonjakan emas disebabkan oleh perubahan sentimen dan melemahnya dollar di tengah pembatalan serangan AS terhadap Iran,” tutur Joshua Mahony, analis pasar senior di IG Group. (AFP)