Penerbangan murah atau low cost carrier merupakan model bisnis yang menuntut maskapai mengefisienkan layanan dan operasionalnya. Efisiensi tersebut diterapkan dalam aspek armada pesawat, penjualan, dan tenaga kerjanya.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penerbangan murah atau low cost carrier merupakan model bisnis yang menuntut maskapai mengefisienkan layanan dan operasionalnya. Efisiensi tersebut diterapkan dalam aspek armada pesawat, penjualan, dan tenaga kerjanya.
Menurut pakar pengelolaan penerbangan dan industri aviasi sekaligus Ketua Ikatan Alumni Jerman Henry Tedjadharma, pelayanan dan operasional penerbangan murah (low cost carrier atau LCC) berada di titik maksimal. ”Contohnya dari segi armada pesawat. Maskapai harus menyeragamkan armada pesawat yang ditujukan untuk penerbangan murah. Kalau hanya satu jenis, perawatan dan operasionalnya juga satu jenis sehingga lebih efisien,” katanya saat dihubungi, Jumat (21/6/2019).
Armada pesawat itu dioperasikan selama batas waktu maksimalnya, yakni sekitar 11-12 jam per hari dengan tingkat ketepatan waktu yang tinggi di tiap penerbangan. Henry menyebutkan, jarak tempuh maksimal pesawat LCC berkisar 500-1.000 kilometer per penerbangan dan bersifat langsung (direct flight), bukan connecting flight.
Dari segi tenaga kerja, Henry mencontohkan, harus ada optimalisasi kegiatan dalam penerbangan murah. Contohnya, pramugari dan pramugara tidak hanya bertugas melayani penumpang di dalam kabin, tetapi juga melayani penumpang saat pemeriksaan tiket di bandara sebelum masuk ke pesawat serta membersihkan kabin.
Namun, jenis kegiatan kerja yang lebih banyak ini harus dikompensasi dengan gaji yang lebih tinggi. ”Hal ini lebih efisien dibandingkan mempekerjakan orang yang berbeda untuk bermacam-macam kegiatan kerja,” kata Henry.
Dalam penerbangan murah, pramugari dan pramugara tidak hanya bertugas melayani penumpang di dalam kabin, tetapi juga melayani penumpang saat pemeriksaan tiket di bandara dan membersihkan kabin.
Tiket penerbangan murah, menurut Henry, sebanyak 85 persen dijual secara langsung oleh maskapai, tidak melalui agen perjalanan. Adapun bentuknya berupa tiket elektronik di ponsel, bukan kertas, yang cukup dipindai oleh mesin saat pengecekan di bandara.
Dari sisi layanan, penerbangan murah hanya memberikan konsumen fasilitas untuk duduk di pesawat tanpa memilih nomor kursi ataupun makanan-minuman. Jika meminta nomor kursi khusus atau makanan-minuman, konsumen harus membayar.
Bandara LCC
Menurut Henry, agar operasional penerbangan murah dapat mencapai titik maksimalnya, perlu ada bandara khusus LCC. Penerbangan murah harus lepas landas dan mendarat di bandara khusus LCC.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) M Awaluddin sepakat untuk melakukan segmentasi bandara dan membuat kelas bandara LCC secara tersendiri. Adanya segmentasi membuat pelayanan bandara juga berbeda, misalnya antara LCC dan penerbangan layanan penuh (full services). Dalam hal ini, digitalisasi layanan menjadi kunci.
Segmentasi bandara tersebut, menurut Awaluddin, tidak membutuhkan regulasi khusus dari pemerintah. ”Segmentasi bandara bergantung dari kebijakan operator bandara. Penerapannya bisa secepat mungkin,” katanya.
Dengan adanya digitalisasi, ruang untuk melayani penumpang seperti pengecekan tiket dan check in dapat berkurang. Efisiensi ruang itu dapat disewakan untuk bisnis jual-beli dari pihak lainnya.
Awaluddin berpendapat, segmentasi pada bandara menegaskan pilihan layanan penerbangan yang dimiliki konsumen. Segmentasi telah diterapkan pada bandara Banyuwangi, Jawa Timur. Dia mencontohkan, konsumen dilayani dengan petugas yang tidak berseragam formal. Berbeda dengan Bandara Soekarno-Hatta yang petugasnya mengenakan pakaian formal, seperti jas dan sepatu hak tinggi.
Prinsip layanan di bandara Banyuwangi ialah nyaman, cepat, dan sederhana. Awaluddin mengatakan, segmentasi berikutnya akan menyasar bandara di Silangit, Sumatera Utara.
Sementara itu, VP Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Handy Heryudhitiawan mengatakan, pihaknya masih melakukan kajian terkait kebutuhan utama bandara khusus LCC. ”Kami berkomitmen memberikan layanan maksimal kepada setiap penumpang, baik LCC maupun pelayanan penuh (full service),” katanya.