Publik mengapresiasi upaya pemerintah mempersiapkan dan menyelenggarakan berbagai keperluan mudik Lebaran. Pembangunan infrastruktur dinilai telah mempersingkat waktu perjalanan dan mengurangi intensitas kemacetan. Meskipun demikian, transportasi udara masih memerlukan perhatian pemerintah.
Oleh
YOHANES MEGA HENDARTO
·4 menit baca
Publik mengapresiasi upaya pemerintah mempersiapkan dan menyelenggarakan berbagai keperluan mudik Lebaran. Pembangunan infrastruktur dinilai telah mempersingkat waktu perjalanan dan mengurangi intensitas kemacetan. Meskipun demikian, transportasi udara masih memerlukan perhatian pemerintah.
Keyakinan masyarakat akan perjalanan mudik dan Lebaran yang lancar, aman, dan nyaman tecermin dalam jajak pendapat Kompas sebelum dan setelah pelaksaanan mudik Lebaran. Sebelum arus mudik tahun ini berlangsung, hasil jajak pendapat Kompas (25-26 Mei 2019) menunjukkan bahwa sebanyak 74,4 responden yakin bahwa mudik dan Lebaran tahun ini akan berjalan lancar dan aman.
Hasil senada kembali diungkapkan publik ketika jajak pendapat kembali dilakukan pascamudik dan Lebaran pada 12-13 Juni 2019. Hampir semua jajaran pihak penyelenggara mudik, baik Polri, DLLAJR, Jasa Marga, Pertamina, Angkasa Pura, ASDP, maupun yang lainnya, dirasakan responden semakin baik dalam melaksanakan tugasnya tahun ini.
Tiga dari empat responden menilai penyelenggaraan mudik tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Begitu pula dengan pembangunan infrastruktur yang dirasakan lebih dari 70 persen responden membantu kelancaran arus mudik.
Harga tiket moda transportasi merupakan salah satu sektor yang dirasa masih kurang memuaskan.
Hasil jajak pendapat menunjukkan 7 dari 10 responden menyatakan kepuasan atas kinerja pemerintah membangun infrastruktur serta fasilitas pendukungnya untuk persiapan mudik Lebaran. Hanya 20,6 persen responden yang menyatakan sebaliknya.
Kepuasan ini diimbangi pembangunan infrastruktur jalan tol, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Untuk mudik Lebaran tahun ini, Jalan Tol Trans-Jawa telah siap dilalui pemudik. Jalan Tol Trans-Jawa ini terbagi menjadi empat bagian, yakni Jakarta-Palimanan, Palimanan-Semarang, Semarang-Solo-Ngawi-Kertosono-Mojokerto-Surabaya, dan Porong-Gempol-Pandaan, serta Gempol-Pasuruan-Probolinggo. Selain itu tol Merak-Jakarta telah membentang sejauh 113 km.
Di luar Jawa, khususnya Sumatera, para pemudik tahun ini bisa menggunakan jalur Tol Pelabuhan Bakauheni-Terbanggi Besar serta ruas Kayu Agung-Palembang-Betung maupun Palembang-Indralaya.
Kehadiran jalan tol menjadi pilihan efisien bagi para pemudik jalur darat. Karena dalam kondisi lancar, waktu dan jarak tempuh perjalanan dapat dihemat. Jasa Marga mencatat, kehadiran Tol Jakarta-Surabaya dapat mengurangi jarak tempuh hingga 30 km dan waktu tempuh 6 jam.
Selain itu, pemerintah gencar memperbaiki dan membangun baru sejumlah bandara dan pelabuhan serta penambahan armada kapal.
Transportasi nyaman
Tak hanya infrastruktur, kenyamanan transportasi merupakan hal penting yang diapresiasi publik. Serupa kepuasan terhadap infrastruktur, 7 dari 10 responden menyatakan puas terhadap kenyamanan armada transportasi bagi perjalanan mudik Lebaran. Kepuasan ini dapat diukur dari berbagai aspek, mulai dari ketepatan waktu, kondisi kendaraan, hingga fasilitas penunjangnya.
Armada bus menjadi moda yang paling banyak diapresiasi kenyamanannya. Hal itu dirasakan oleh 85,7 persen responden yang sering menggunakan moda ini ketika mudik. Angka ini melebihi tingkat kenyamanan yang dirasakan sebagian besar responden pengguna kereta api dan 68,9 persen pengguna pesawat.
Tiga tahun terakhir kebangkitan moda bus kian terasa di Indonesia. Salah satunya dengan hadirnya bus tingkat antarkota antarprovinsi (AKAP) pertama yang beroperasi di Jawa pada akhir 2016.
Bus rute Jakarta-Wonogiri yang dioperasikan Perusahaan Otobus (PO) Putera Mulya ini menyajikan sejumlah kemewahan, mulai dari televisi mini di setiap kursi, dispenser, hingga ruang khusus untuk merokok. Perusahaan otobus lain pun mulai menciptakan standar kenyamanan serupa.
Tingkat kenyamanan transportasi darat ini sejalan dengan survei Kementerian Perhubungan yang memprediksi proporsi pemudik angkutan darat tahun ini di wilayah Jabodetabek.
Proporsi tertinggi ada pada moda bus yang mencapai 30 persen dan mobil pribadi 28,9 persen dari total pemudik tahun ini. Peringkat berikutnya berturut-turut adalah kereta api (16,7 persen), pesawat (9,5 persen), dan sepeda motor (6,3 persen).
Survei Kemenhub tersebut juga memperkirakan peningkatan jumlah penumpang angkutan umum jalur darat tahun ini sebesar 10,57 persen, tertinggi dibandingkan dengan jalur laut (9,35 persen) dan udara (5,72 persen).
Perlu perbaikan
Kendati publik mengapresiasi pemerintah, masih ada sektor yang perlu dievaluasi dan ditingkatkan. Masalah kemacetan tampaknya masih menjadi persoalan yang perlu diwaspadai tahun ini. Selain itu, harga tiket moda transportasi merupakan salah satu sektor yang dirasa masih kurang memuaskan.
Untuk persoalan antisipasi kemacetan, pendapat responden cukup berimbang antara yang merasa puas dan tidak puas. Meski 49,5 persen responden menyatakan puas, masih ada 42,9 persen responden yang merasa persoalan kemacetan belum bisa diatasi tuntas.
Begitu pula dengan pembangunan infrastruktur yang dirasakan lebih dari 70 persen responden membantu kelancaran arus mudik.
Begitu pula dengan persoalan harga tiket transportasi, terutama moda pesawat, yang dinilai masih tinggi. Terdapat 55,7 persen responden mengeluhkan harga tiket pesawat yang tidak terjangkau.
Kendati demikian, masih ada sedikit rasa pahit yang dirasakan responden terkait dengan harga tiket transportasi umum yang mahal dan menjadi salah satu kelemahan tahun ini. Terlepas dari itu, secara umum masyarakat merasakan mudik dan Lebaran tahun ini semakin baik dari tahun sebelumnya. Harapannya, tahun depan publik masih dapat mencecap manisnya menjalani mudik saat merayakan Lebaran. (LITBANG KOMPAS)